Senin, 16 Oktober 2023

Narman, Kenalkan Baduy Sebagai Permata Terpendam

 

Narman, pemuda Baduy (dok.ig.ayahriann)

Masih banyak orang yang menganggap bahwa suku Baduy di Lebak, Banten adalah masyarakat terbelakang. Mereka tidak menjalani pendidikan formal, mengenakan pakaian sederhana dan rumah yang lebih mirip gubuk. Bahkan setelah suku Baduy diperkenalkan oleh Presiden Jokowi dengan memakai pakaian adat Baduy, mereka tidak percaya bahwa suku ini adalah salah satu harta karun Indonesia. 

Ya, suku Baduy bagi saya merupakan permata terpendam yang sangat berharga bagi Indonesia. Inilah kekayaan Indonesia dengan beragam suku dan budaya. Ketidaktahuan sebagian masyarakat tentang suku Baduy karena mereka tidak pernah mengenal secara langsung suku Baduy. Mereka hanya menilai dari sisi fisik semata. Padahal suku Baduy memiliki banyak kelebihan yang tidak ada pada penduduk Indonesia umumnya. 

Saya bersama teman suku Baduy Dalam (dok.pri)

Beruntung saya pernah menjelajah kawasan Baduy hingga lokasi desa Cibeo, yang termasuk wilayah Baduy Dalam. Butuh lima jam berjalan kaki, naik turun bukit. Apalagi dalam cuaca buruk, dengan hujan yang dicurahkan dari langit. Trek terasa sangat terjal dan licin. Di sana saya mengenal kehidupan sehari-hari suku Baduy Dalam.

Pemukiman Baduy Luar (dok.ig.ayahriann)

 Jadi, suku Baduy terbagi dua, Baduy Dalam dan Baduy Luar. Suku Baduy Luar lebih terbuka. Lokasinya pun mudah ditempuh dengan kendaraan ke Ciboleger. Setelah itu kita bisa menyusuri perkampungan penduduk Baduy Luar sekitar 3 km, sampai perbatasan antara Baduy Luar dengan Baduy Dalam di jembatan Gazebo yang terbuat dari bambu. 

Sedangkan suku Baduy Dalam, harus berjalan lebih jauh lagi dengan jalur yang menantang. Di wilayah Baduy Dalam ini tidak boleh mengambil foto dan merekam apapun. Ini adalah larangan adat yang tidak boleh dilanggar. Tidak ada listrik, penerangan dari obor kecil. Telepon genggam juga tidak akan berfungsi karena terbebas dari internet, hanya digunakan untuk senter.

Suku Baduy Dalam juga tidak menggunakan zat-zat kimia. Kita tidak boleh menggunakan sabun dan odol, mandi di sungai yang jernih mengalir dari gunung. Bersihkah? Buktinya, kulit suku Baduy Dalam bening dan halus, bahkan paras mereka cantik dan ganteng. 
Mereka hidup sederhana, menyatu dengan alam. 

Namun baik suku Baduy Dalam dan Baduy Luar, memproduksi kerajinan tangan dari hasil hutan di sekitar mereka. Dari Baduy Dalam ada tas dari kulit kayu yang unik. Sedangkan Baduy Luar, juga menghasilkan kain tenun. Selain itu ada pernak pernik seperti gelang dan aksesoris lainnya. 
Sayangnya, tak banyak yang mengetahui produk kerajinan tangan suku Baduy, kecuali orang-orang yang telah berkunjung ke sana. Padahal ini sangat potensial untuk menjadi sumber penghasilan. 

Narman pendiri Baduy Craft 

Untunglah kemudian ada kesadaran seorang pemuda Baduy Luar bernama Narman. Pada tahun 2016  ia  berinisiatif memperkenalkan produk kerajinan tangan dari suku Baduy ke luar Baduy. Narman mulai mempelajari kemungkinan tersebut dengan memanfaatkan media sosial Instagram. Dia membuat akun Baduy Craft, yang mempromosikan produk- produk kerajinan masyarakat Baduy.

Narman dan tas khas Baduy (dok.baduycraft)

Tidak cukup dengan Instagram, Narman lalu menawarkan produk kerajinan khas masyarakat Baduy melalui marketplace seperti Bukalapak dan Tokopedia. Tetap dengan brand yang sama dengan  Instagram, Baduy Craft.

Tidak sia-sia Narman mempromosikan kerajinan masyarakat Baduy melalui media sosial Instagram dan marketplace. Ternyata mendapat tanggapan  positif.  Semakin banyak orang yang tertarik dan kemudian membeli produk kerajinan tangan dari suku Baduy.

Narman kemudian melangkah lebih jauh dalam memasarkan produk kerajinan tangan dari suku Baduy. Dia mulai mempromosikan  melalui pameran-pameran yang digelar di beberapa wilayah seperti Jakarta dan Depok. 

Dengan mengikuti pameran, Narman bermaksud  menyasar konsumen yang ingin melihat langsung produk kerajinan tangan dari Baduy. Setiap ada event Ketika bernuansa Nusantara, Narman berusaha menghubungi pihak panitia. la meminta agar diperbolehkan berpartisipasi dalam pameran tersebut dengan menampilkan produk kerajinan tangan dari suku Baduy.

"Saya mencari event  yang bertema nusantara. Lalu saya daftar sendiri dan bayar sendiri. Ada yang membantu saya membuka stand di beberapa event. Akhirnya saya berhasil memasarkan produk-produk masyarakat baduy di pameran," cerita Narman, yang telah memiliki dua orang anak.

Menurut Narman, melalui pameran ia bisa  bertemu langsung dengan para konsumen. Masyarakat menjadi penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang  kerajinan tangan suku Baduy. Berkat tampil di pameran, maka pemasaran produk kerajinan tangan dari suku Baduy meningkat pesat. Ini tentu saja meningkatkan perekonomian suku Baduy. Satu hal yang bisa dibanggakan oleh Narman.

Apa yang dilakukan Narman telah membuka cakrawala pemasaran kerajinan suku Baduy. Penggunaan internet memberikan  manfaat yang cukup besar. Berbagai produk kerajinan suku Baduy kini bisa dijual secara bebas. .

Internet dan peraturan adat 

Perlu diketahui, ada aturan tersendiri di kawasan Baduy tentang penggunaan internet. Hal ini untuk menjaga keaslian suku Baduy, agar mereka tidak terkontaminasi hal-hal buruk dari luar. 

Pada mulanya, tahun 2016 itu  Narman sudah memiliki telepon genggam. Tapi hanya bisa digunakan untuk berkomunikasi. Dia belum mengenal media sosial. Narman belum paham soal teknologi informasi yang menggunakan internet.

Namun dorongan untuk memasarkan produk kerajinan tangan dari suku Baduy membuat dia mencoba mempelajari  internet secara otodidak. Dari situlah  Narman menemukan inspirasi memperkenalkan produk kerajinan tangan suku Baduy melalui media sosial.

Narman di tengah hutan Baduy (dok.ig.ayahriann)

Narman bercerita,"Saat itu lagi trending bikin akun Instagram. Maka bikin brand yang namanya Baduy Craft. Dengan adanya brand tersebut, produk yang sebelumnya susah dipasarkan menjadi lebih gampang karena pemasarannya yang lebih luas."

Konsekuensinya Narman harus belajar banyak hal. Salah satunya  adalah belajar memotret produk agar tampil menarik. Di sisi lain , dia juga harus  memahami alogoritma Instagram.

Kemudian ia terbentur dengan peraturan adat istiadat suku Baduy. Ia harus memberikan penjelasan kepada tokoh adat tentang apa yang dilakukannya. Narman berusaha meyakinkan tokoh adat bahwa pekerjaan ini memberikan manfaat bagi masyarakat Baduy. Dan dia menjamin tetap menjaga kehormatan adat istiadat suku Baduy.

Bukan hal yang mudah mendapatkan akses internet yang di  wilayah Baduy. Narman dan teman-teman sejawat harus turun ke perbatasan agar mendapat sinyal internet. Setelah sampai di bawah, barulah dia bisa membuat konten. 

Menyabet SATU Indonesia Awards

Keuletan Narman untuk mengangkat perekonomian pengrajin Baduy membawa berkah . Dia berhasil maju sebagai penerima penghargaan Sinergi Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Bidang Kewirausahaan pada 2018. Penghargaan tersebut adalah hadiah tak terduga bagi  Narman. Usahanya selama ini  dijalankan semata- mata untuk meningkatkan ekonomi suku Baduy.

Keluarga dan teman-teman Narman banyak yang membuat produk kerajinan. Tetapi akses pasarnya terbatas. Karena itu melalui Baduy Craft ini Narman membuka pemasaran secara lebih luas.

Apresiasi SATU Indonesia Award bagi Narman menjadi sebuah motivasi besar. Terutama brand Baduy Craft semakin dikenal banyak orang. Ia merasa mendapat suntikan energi untuk berbuat lebih baik. Apalagi dengan persaingan yang semakin tinggi. 

Pandemi memukul Baduy craft 

Sebagaimana situasi di seluruh wilayah  Tanah Air, pandemi Covid 19 yang dimulai tahun 2020 ikut berdampak pada aktivitas perekonomian. Hal itu juga menimpa Narman dalam pengembangan Baduy Craft. Selama pandemi, omzet yang diperoleh menurun drastis.

Beberapa rencana kegiatan pameran yang akan digelar di beberapa daerah potensial terpaksa dihentikan. Begitu pula pesanan melalui marketplace ikut mengalami penurunan. Hal itu berdampak signifikan terhadap permintaan dan penjualan produk.

Boleh dibilang selama dua tahun produk Baduy craft tidak laku. Tapi mereka tidak putus asa. Setelah pandemi berakhir, mereka kembali bangkit. Narman pun menyesuaikan diri dengan perkembangan media sosial.

Sekarang Narman memperluas usaha di bidang wisata. Hal ini sejalan dengan program kemenparekraf yang gencar mempromosikan wisata di dalam negeri. Baduy semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia. 

Pemukiman Baduy Luar (dok.pri)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar