Selasa, 30 Oktober 2018

Tingkatkan Kemampuan Menulis Lewat Lokakarya Dompet Dhuafa



Proses belajar tidak pernah berhenti sampai nafas ini terhenti. Begitulah yang diajarkan oleh Baginda Rasulullah SAW. Karena itu, saya selalu bersemaangat untuk belajar apa saja yang mengandung nilai positif dan bermanfaat bagi saya dan teman-teman.

Harus kita akui, kita berada di zaman yang menggunakan teknologi canggih untuk penyampaian segala informasi.  Sayangnya, informasi yang beredar di dunia maya tak semuanya benar. Ada orang-orang yang sengaja menyebarkan konten negatif dan merusak mental masyarakat. Hal ini mengundang keprihatinan lembaga zakat, Dompet Dhuafa untuk mengajak para blogger membuat konten yang baik dan bermanfaat.

Dompet Dhuafa memang tidak hanya bergerak di bidang zakat. Kepedulian Dompet Dhuafa mencakup berbagai macam aspek dalam kehidupan masyarakat. Kita dapat mengetahuinya melalui situs https://www.dompetdhuafa.org

Kebetulan beberapa hari yang lalu, Dompet Dhuafa menyelenggarakan lokakarya atau workshop untuk meningkatkan kemampuan menulis dan fotography dengan tema "Level Up; How to Make Creative Writing and Smarthphone Photography'.  Sebagai blogger yang haus ilmu, maka saya mendaftarkan diri dengan antusias. Alhamdulillah saya diterima menjadi peserta.



Sesi pertama diisi oleh mas Sony, yang ternyata adalah pemimpin redaksi di Hipwee. Nah, kalau kamu orang yang selalu membuka media sosial, tentu tak asing lagi dengan Hipwee sebagai salah satu situs yang paling digemari oleh netizen karena memberian informasi bermanfaat tentang kehidupan sehari-hari, terutama masalah rumah tangga.

Menulis ala Hipwee

Mau tahu bagaimana caranya menulis artikel yang hit di Hipwee? Ternyata tidak sulit asalkan kita tahu kiatnya. Mas Sony membeberkan rahasia menulis ala Hipwee, bagaimana mengolah ide dan menggarapnya menjadi sebuah tulisan yang menarik.

Perlu diketahui, Hipwee memiliki sekitar 30 juta pageviews, wow.  Ada 10 juta pengguna situs ini dengan rentang usia antara 18 hingga 35 tahun. Jelas penggarapannya, gaya dan bahasa yang digunakan disesuaikan dengan segmen pasar tersebut.

Ada beberapa rubrik atau kanal di Hipwee. Misalnya Wedding Style, travel, hiburan, feature dan Young Moms. Kita bisa pilih kanal mana yang paling menarik untuk ditulis sesuai dengan ide dan gagasan yang kita miliki.

Anatomi Utama Artikel Hipwee
Ada empat unsur anatomi utama dalam setiap artikel di Hipwee yaitu, Judul, Keyword, Gambar dan Isi. Panjang artikel biasanya sekitar 700-1200 kata.

Menemukan Ide Artikel
  • Menemukan ide tulisan, mengelaborasikannya lalu merumuskannya ke dalam judul jadi tantangan paling menarik untuk penulis di Hipwee.
  • Pertama, penulis dituntut untuk peka dan cakap menemukan ide-ide konten yang berpotensi disukai pembaca.
  • Seperti diketahui, Hipwee dikenal karena artikel-artikelnya yang inspiratif, bermanfaat, serta dekat dan mewakili perasaan pembaca.
  • Berbekal informasi soal demografi pembaca, ide-ide yang dipilih sekiranya memiliki potensi menjadi artikel yang viral.
  • Pilih cepat atau beda? Hipwee pilih beda, lebih ke merespon berita yang pasti benar, eksklusifitas dan orisinalitas. Kuncinya ada di angle, contoh Awkarin, idenya misal andai punya akunnya Awkarin, pandangan anak kecil tentang PNS, alasan donasi tidak membuat kamu miskin
Bagaimana Caranya Menemukan Ide Artikel
  • Mulailah dengan rajin membaca artikel di Hipwee. Klik kolom Terpopuler dan lihat artikel apa saja yang selama ini berhasil di Hipwee.
  • Viralitas bisa didapat dari berbagai ide artikel, mulailah dari segala hal yang pernah kamu alami atau dekat dengan keseharianmu.
  • Pikirkan apa yang sekiranya dibutuhkan anak-anak muda, apakah hal-hal yang memotivasi, tips dan trik yang aplikatif, sesuatu yang mewakili perasaan dan emosi atau hal-hal sederhana yang lucu dan ringan?
  • Selain tema dan topik, elemen lain yang menentukan potensi viralitas sebuah konten adalah angle atau sudut pandang, sehingga pandai-pandailah mengelaborasikan ide yang kamu temukan dengan angle dan framing yang unik dan memikat.
  • Jam terbang menentukan! Seiring bertambahnya pemgalaman menulis di Hipwee, sense dan logika pengolahan ide diharapkan kian berkembang.
Membuat Judul Artikel
  • Bingung atau kesal mikirin judul yang Hipwee banget mungkin akan kamu rasakan di masa-masa awal menulis
  • Hal ini justru wajar karena artinya kamu mulai punya sensitivitas menulis di Hipwee yang memang berbeda dengan media lainnya
  • Judul yang bagus mengundang pembaca untuk merelakan waktunya membuka dan membaca artikel. Bisa dibilang judul adalah elemen yang paling menentukan keberhasilan sebuah artikel.
  • Kamu harus meluangkan waktu lebih untuk menemukan judul yang paling pas buat artikelmu.
  • Judul bisa dibuat di awal untuk menjaga alur menulismu, dan di akhir untuk memastikan judulmu memang sesuai isi artikel.
  • Keyword dan judul tak boleh ada unsur menipu, tapi semenarik mungkin dan isinya melunasi rasa penasaran yang ada di judul. Jangan mempermainkan ekspektasi pembaca.
Gimana sih Judul yang Hipwee Banget?

  • Judul artkel memang jadi kekuatan utama di Hipwee. Makanya kamu dilarang untuk membuat judul artikel yang asal jadi.
  • Jangan bikin judul yang klise layaknya media-media lain. Misal: 5 Pertanyaan Seputar Seks, Ini Manfaat Tomat untuk Kecantikan, 7 Derita yang Dialami Pasangan LDR.
  • Pikirkan kalimat judul yang efektif, tidak terlalu panjang dan jangan menyimpang dari isi artikel.
  • Masukkan seluruh cerita ke dalam judul artikel, namun sisakan cukup banyak hal sehingga orang terdorong menekan klik – Bryan Moylan, Gawker.
  • Buatlah judul yang punya efek psikologis bagi pembaca
    • Bikin mereka penasaran, misal: Semua Cowok Pasti Menyesal Karena Tumbuh Dewasa Setelah Melihat 8 Foto ini
    • Bikin mereka merasa terwakili. Misal: Rasanya Jadi Cewek Clumsy (Nggak Dandan, Nggak Pinter Masak, dan Khawatir Kalau Nggak Bisa Urus Suami.
    • Judul dengan nuansa provokatif atau menantang asumsi umum. Misal: Jangan Menikah Hanya Karena Sudah Masuk Umurnya, Karena Nikah Tak Semudah Kelihatannya
    • Bikin mereka baper. Misal: Sekarang, yang Penting Ibu Bahagia, Kebahagiaan Saya, Nanti Pasti Ada Waktunya
    • Judul yang lucu dan menggelitik. Misal: 15 Foto Ini Bikin Kamu Takut Meremehkan Mama Muda Pakai Daster, Hidupmu Kelar Kalau Mereka Udah Dandan
Gimana Supaya Bikin Judul Jadi Lebih Mudah
  • Keahlian ini tidak bisa diperoleh secara instan, kamu perlu rajin latihan
  • Pastikan untuk selalu bikin alternatif judul. Ini penting supaya memudahkan kerja editor juga, Jadi buatlah 2 judul per-artikelnya.
  • Jangan malas untuk mengamati judul-judul artikel yang pernah rilis di Hipwee. Cermati dan temukan sense serupa dalam pembuatan judul.
  • Belajar dari hasil editan editor. Kamu jadi tahu bagaimana judulmu diubah. Konsultasikan ke editor dan tanyakan alasannya kenapa judulmu mengalami banyak perubahan.
  • Jangan cuek setelah selesai menulis. Rajin-rajinlah bikin analisa atas performamu sendiri. Pertanyaannya: Apakah judul yang kamu buat bisa berhasil sekaligus minim editing?
Memilih Gambar
  • Gambar adalah unsur artikel yang teramat penting dan krusial, baik itu gambar di dalam body artikel maupun gambar utama (feature image)
  • Pastikan gambar yang kamu pakai berukuran besar, idelanya tak kurang dari 750px400px dan landscape. Jika ukuran gambar tidak sesuai, lakukan resize dengan Photoshop atau aplikasi editing lain.
  • Pastikan kamu mengambil gambar dari sumber yang tepat. Upayakan mencari gambar dari sumber-sumber yang memang menyediakan gambar secara gratis (free to use). Beberapa sumber yang bisa kamu pakai: Tumblr, Favim, Pinterest, 500px, Flickr, Freepixels, Stock.xchng
  • Telitilah menulis sumber gambar. Masukkan URL dari sumber gambar yang asli. Jangan hanya menulis google.com
  • Jangan lupa menulis caption di tiap gambar atau tautan (link) sumber tidak akan keluar
  • Jika kebutuhan konten memang memaksa untuk mengambil gambar dari sumber yang bukan penyedia gambar gratis (misal foto artis atau foto peristiwa) pastikan dua kali lebih cermat dan disiplin dalam pencantuman sumber gambar.
  • Hindari mengambil gambar yang menampilkan tanda air (watermark) di dalamnya.
  • Karakteristik dan tone gambar di Hipwee itu biasanya menjadikan kita sebagai pihak ketiga yag tidak ada dalam momen atau di luar momen, tone jangan sampai bertabrakan dengan gambar yang lain. Tentukan segmen yang memang menjadi sasaran kita.
Luangkan Waktu dan Energi Ekstra Memilih Gambar Utama
  • Gambar utama atau featured image ibarat wajah sebuah artikel. Sama pentingnya seperti judul. Gambar utama adalah hal pertama yang mampu menarik perhatian pembaca terhadap artikelmu.
  • Pilih gambar yang terbaik dan mampu membangkitkan emosi serta rasa penasaran pembaca, misalnya:
    • Kontroversial: Seriusan nih? Yang bener? Oh ya?
    • Heat warming: Ah so sweet, bener juga ya…
    • Suprising: Wow! Masa sih?!
    • Funny: Lucu nih, mau lihat ah…
  • Artikel dengan ide dan judul yang bagus sekalipun bisa jadi gagal viral ketika gambar utama yang kamu pilih nggak maksimal
  • Isi, artikel pakai subpoint dan ada gambar, fungsi gambar dalam artikel itu semacam rest area
Gambar utama yang dihindari
  • Hitam putih
  • Mengandung nilai promosi komersial, misalnya kentara menampilkan merek produk atau media lain
  • Secara gamblang menampilkan aktivitas berciuman hingga bersenggama, apalagi yang terkategorisasikan gambar porno
  • Terlalu datar dan atau tidak berkesan
Teori MAYA
  • Ada teori yang dilakukan di Hipwee yaitu, “Most Advanced Yet Acceptance” yang bisa dijabarkan secara sederhana dengan, “To sell something familier, make it suprising. To sell something surprising, make it familier”.
  • Pembaca itu memiliki dua karakteristik, ada orang punya sifat neofilik, ada yang neofobik juga.Jadi ada yang suka dengan hal-hal baru namun juga ada yang tidak suka dengan hal-hal baru.
  • Konten yang bagus yang memiliki kebaruan tapi tetap memiiki unsur yang sudah familier, tantangannya itu.
  • Aplikasi di konten, pembaca sudah tahu namun sebagian lagi ada hal yang baru, jadi pembaca sudah memiliki pemahaman namun bertambah
Prinsip kualitas Hipwee
  • Ide, ide, ide. Hipwee percaya dengan kekuatan ide
  • Persona yang terjaga, seperti seorang kakak perempuan, jaga konten sesuai personal branding dan angle selalu sesuai segmen pembaca.
  • Politically Correct. Ada 7 nilai, no ignorance, no bigotry, no racism, no chauvinism, no fascism, no porn, no hoax.

Bagaimana memotret dengan ponsel

Narasumber kedua adalah mas Topan dari Dompet Dhuafa yang memang ahli soal potret memotret, baik dari ponsel maupun dari kamera. Dengan ponsel pintar kita sudah bisa mendapatkan gambar yang bagus.

Mas Topan menyarankan agar kita sering berlatih, kapan saja dan dimana saja. Misalnya memotret kehidupan sehari-hari, seperti anak anak yang sedang bermain atau pedagang yang berjualan.

Sebenarnya di setiap tempat kita bisa mendapatkan momen yang menarik untuk difoto. Hanya saja kita perlu ketekunan dan menghilangkan rasa malu.

Kami dilatih untuk memotret apa yang ada di sekitar. Baik itu di dalam ruangan atau pun di luar ruangan.  Saya tertarik untuk memotret boneka Rusia yang dibawa mas Topan. Sayang hasilnya kurang memuaskan.


Lokakarya ini berlangsung sejak jam 10.00 pagi hingga pukul 15.00 sore di kampus Dompet Dhuafa di kawasan Jatipadang.  Saya pulang dengan bekal imu yang bertambah. Alhamdulillah.

 

Senin, 29 Oktober 2018

Di Tengah Hiruk Pikuk Politik, Film 3 Dara 2 Terasa Menggelitik



Kamu bosan gak sih melihat timeline medsos isinya tentang perseteruan politik? Kubu A dan B sama-sama ngotot membela junjungannya sambil mencaci maki kubu lawan. Berbagai macam berita hoan tentang pilihan mereka berseliweran setiap hari.

Nah, daripada pusing mikirin timeline kusut, mendingan lihat sesuatu yang dapat menyegarkan otak. Misalnya nonton film 3 Dara 2 yang dibintangi oleh trio Tora Sudiro, Adipati Dolken  dan dan Tanta Ginting. Dijamin kamu bakal ngakak habis.

Film ini mengisahkan tiga persahabatan tiga laki-laki konyol yang telah berumah tangga. Tetapi ketiganya tidak mensyukuri pernikahan tersebut dengan menjadi suami dan ayah yang baik. Sebagaimana stereotip laki-laki, menjadi kepala rumah tangga yang tidak mau terlibat pekerjaan rumah tangga.

Hal inilah yang tidak disukai oleh mertua Affandi (Tora Sudiro). Wanita tajir ini sejak semula tidak menyukai menantunya. Bagi dia Affandi sudah bodoh, tidak punya modal apa-apa. Dia juga bekerja di salah satu perusahaan sang mertua.

Affandi bosan selalu disindir oleh mertuanya yang menekan dia untuk memperlakukan istri dengan baik. Masalahnya, istrinya memang kecapekan karena mengurus pekerjaan rumah tangga, sementara mereka tidak memiliki pembantu atau asisten rumah tangga.

Maka, Affandi mengajak kedua sahabatnya Jay (Adipati Dolken) dan Richard (Tanta Ginting) untuk mendirikan sebuah usaha di bidang agrobisnis. Mereka tergiur tawaran Bowo (Dwi Sasono) yang menawarkan keuntungan besar di bidang itu.

Lalu mereka patungan sebesar 45 Milyar dengan mempertaruhkan segala aset yang mereka miliki. Baik itu rumah, apartemen dan kendaraan mewah. Perbuatan mereka tidak diketahui istri masing-masing.

Ternyata setelah satu bulan mereka mengecek keuntungan perusahaan, tidak ada janji Bowo yang tampak. Ketiga sekawan tersebut berusaha melabrak Bowo. Mereka kaget setelah mengetahui Bowo tidak bisa ditemukan, kantornya hanya ruangan yang disewakan selama satu bulan.

Affandi, Jay dan Richard sangat panik. Apalagi kemudian aset mereka disita oleh bank. Jelas hal itu membuat marah dan kecewa para istri karena tidak pernah diberitahu suami kalau rumah dan kendaraan digadaikan untuk usaha bodong.

Ketiga sahabat berusaha melacak keberadaan Bowo tapi sia-sia. Di sisi lain mereka membutuhkan tempat tinggal untuk keluarga. Dengan sangat terpaksa mereka semua pindah ke rumah mertua Affandi  sampai masalah selesai. Kebetulan sang mertua  sedang liburan ke Eropa.

Untuk menghidupi keluarga, para istri kemudian kerja di kantor. Sedangkan para suami berganti peran mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Pergantian peran ini membuat ketiga sahabat semakin tertekan, mereka tidak biasa berlaku sebagai bapak rumah tangga.

Affandi dan kedua sahabatnya tetap berusaha mencari jalan keluar agar mendapatkan kembali modal untuk berusaha. Mereka juga mencari keberadaan Bowo dengan menggunakan hacker.  Mereka berharap aset properti mereka bisa dikembalikan.

Namun masalah justru datang silih berganti. Sebab ketiga sahabat itu tidak pernah belajar dari kesalahan, tapi malah mengambil langkah-langkah yang semakin menjerumuskan mereka ke dalam kesulitan. Istri-istri mereka menjadi bertambah kecewa.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Nonton aja deh. Ajak pasangan kamu ke bioskop terdekat.


Sabtu, 13 Oktober 2018

Mengapa Mafia Narkoba Sulit Diberantas?



Kasus narkoba seakan tiada habisnya. Berulang kali pihak yang berwajib menangkap tersangka, berulang kali pula timbul kasus di tempat lain.

Masalahnya narkoba sudah sangat merusak perilaku masyarakat. Terutama generasi muda yang seharusnya menjadi penerus bangsa. Narkoba memengaruhi perilaku mereka menjadi buas dan tidak terkendali.

Kita bisa melihat bagaimana kasus kriminal semakin meningkat. Bukan hanya tawuran antar kelompok, pemerkosaan dan juga pembunuhan.

Narkoba telah menjadi gaya hidup sebagian orang. Misalnya para artis dan selebriti. Sudah banyak di antara mereka yang menjadi pesakitan karena narkoba. Tapi tampaknya tidak ada yang jera.

Lantas apa saja kerja aparat yang berwajib? Kok tidak kelihatan hasil dari kerja keras aparat untuk memberantas narkoba? Bahkan mafia narkoba semakin merajalela.

Nah, kita tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi jika tidak mengalami sendiri. Begitulah yang diungkapkan oleh Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Dra. Sri Puguh Budi Utami, M.si pada diskusi trending topik tentang Penanganan Masalah P4GN di Lapas dan Rutan, Rabu lalu di Jakarta.

Menurut Sri, ada beberapa kendala yang harus dihadapi oleh Satuan Tugas P4GN (Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika).  Kendala itu terkait dengan suasana dan kondisi Lapas atau Rutan.

Pertama, Kedekatan antara petugas Lapas dengan penghuni Lapas (tahanan). Jika tahanan sudah menghuni Lapas cukup lama, maka akan terjalin keakraban antara dia dengan petugas. Ini menyebabkan petugas tidak lagi melakukan pemeriksaan ketat terhadap dia.

Hal ini dialami sendiri oleh Sri Puguh ketika mengunjungi sebuah Lapas. Sebagai pejabat yang baru datang, ia diperiksa dengan ketat, bahkan tidak boleh membawa ponsel.

Namun setelah itu, Sri Puguh melihat ada penghuni Lapas yang bisa keluar masuk tanpa pemeriksaan. Jelas dia kaget dan kesal. Kelonggaran terhadap penghuni Lapas itu yang membuka celah untuk mafia narkoba beraksi dari dalam Lapas.

Saya ingat pengalaman pribadi (beberapa tahun lalu saya menulis tentang ini), bahwa petugas Lapas dapat disuap oleh penghuni Lapas. Dengan membayar sejumlah uang maka petugas Lapas akan mengabulkan permintaan mereka.

Kedua, kebebasan membawa ponsel ke dalam Lapas. Entah itu dibawa pengunjung Lapas yang menengok keluarganya, bisa juga karena memang sudah memiliki ponsel pintar di dalam Lapas karena menyogok petugas.

Dengan ponsel itu para penghuni Lapas bisa menghubungi relasinya.  Dengan bahasa dan kode tertentu, mereka melakukan transaksi narkoba. Tak heran jika peredaran narkoba dilakukan dan dikendalikan dari dalam penjara.

Karena itu Sri Puguh gencar melaksanakan program P4GN ini. Hal yang paling utama adalah menegakkan disiplin petugas Lapas. Mereka tidak boleh melanggar peraturan.

Langkah langkah pencegahan peredaran narkoba di Lapas, antara lain:

1. Melakukan penggeledahan/razia/sidak
2. Mengoptimalkan peran petugas P2U, pengamanan dan intelejen.
3. Memaksimalkan penjagaan area rawan akses narkoba.
4. Membatasi kunjungan bagi penghuni terindikasi pengedar.
5. Mengoptimalkan sarana dan prasarana keamanan.

Dengan program itu diharapkan beberapa pencapaian. Pertama adalah terwujudnya Lapas/rutan/cabang rutan/LPKA yang bebas dari peredaran narkoba dan handphone di setiap wilayah.

Kedua, meningkatkan disiplin dan tanggung jawab setiap petugas pemasyarakatan dalam pelaksanaan tugas.
Ketiga,
 terlaksananya program pembinaan dan rehabilitasi bagi narapidana di setiap Lapas/rutan/cabang.rutan/LPKA serta tercapainya ketertiban penghuni dalam melaksanakan dan mengikuti setiap program pembinaan yang diselenggarakan.

Mengenang kisah cinta Saidjah dan Adinda

Kisah cinta  Saidjah dan Adinda yang memilukan adalah rekaman sejarah bangsa Indonesia . Kisah ini dituliskan oleh Multatuli, nama samaran Eduard Douwes Dekker, mantan asisten residen Belanda di Lebak, dalam bukunya yang terkenal Max Havelaar.

Saya ingat pertama kali membacanya puluhan tahun yang lalu, air mata saya mengalir. Dan ternyata ketika membaca ulang kisah ini, saya masih juga tidak dapat menahan haru. Bagaimana tidak, kisah ini merupakan gambaran kekejaman pemerintah kolonial Belanda ketika menjajah Indonesia, khususnya di wilayah Lebak, Banten.

Sekadar mengingatkan, pada masa penjajahan tahun 1830 Belanda menerapkan tanam paksa di Banten. Penjajahan itu sangat menindas rakyat karena  Adipati Lebak dan  Demang Parangkujang justru  menjadi antek Belanda, membantu Belanda memeras rakyatnya.

Rakyat harus membayar pajak yang sangat tinggi. Jika tidak mampu membayar, mereka akan merampas hasil bumi, kerbau dan hewan ternak lainnya milik penduduk. Praktik tersebut memiskinkan rakyat Banten.

Saidjah adalah lelaki Badur yang memiliki kerbau kesayangan. Kerbau itu dipeliharanya sejak kecil. Ketika ayahnya sudah  tidak sanggup lagi membayar pajak, maka kerbau itu melayang,  dirampas Belanda sebagai ganti pembayar pajak.

Padahal  kerbau itu yang diandalkan untuk menggarap sawah mereka. Alibatnya, mereka jatuh miskin. Ibunda Saidjah tidak mampu bertahan terhadap keadaan mereka dan akhirnya meninggal dunia. Ayah Saidjah yang mengungsi ke Bogor, malah ditangkap oleh pasukan Belanda.

Saidjah sendiri tengah menjalin cinta dengan Adinda, teman mainnya sejak kecil. Mereka telah dijodohkan orang tua. Saidjah bermaksud mengadu nasib ke Batavia untuk mencari uang agar dapat membeli kerbau dan mempunyai bekal untuk meminang Adinda.

Patung Saidjah (dok.anissaputri)
Patung Saidjah (dok.anissaputri)
 
Meski keberatan, Adinda terpaksa merelakan kepergian Saidjah demi masa depan mereka berdua. Lalu di bawah ketapan hutan jati, mereka mengikat janji. Saidjah memberi bunga melati kering yang dahulu dihadiahkan Adinda. Sedangkan Adinda menyobek selendang birunya untuk Saidjah.

Saidjah berjanji akan kembali dalam hitungan 3 x 12 bulan. Adinda harus menggores satu guratan setiap bulan di lesungnya untuk menghitung kepergian Saidjah. Dalam 36 bulan itu Saidjah bekerja keras, menjadi bendi pada tuan Belanda  di Batavia untuk mengumpulkan uang demi masa depan.

Sayangnya sebelum masa itu berakhir, Adinda harus mengikuti orang tuanya mengungsi ke Lampung. Mereka tidak ingin lagi diperas dan justru bergerilya melawan Belanda. Adinda pun membantu ayahnya dalam melakukan perlawanan
.
Remuk hati Saidjah tidak mendapati kekasihnya ketika pulang ke Lebak. Ia hanya menemukan rumah yang kosong dan hampir runtuh. Bibi Adinda yang menjelaskan bahwa Adinda mengungsi ke Lampung. Ia menyarankan Saidjah untuk segera menyusul.

Saya dan Adinda menunggu (dok.pri)
Saya dan Adinda menunggu (dok.pri)
 
Saidjah terlalu larut dalam kesedihan, bertingkah seperti orang gila. Ia menyanyi sendiri di rumah Adinda yang ditinggalkan penghuninya. Kelalaian itu berakibat fatal.

Tentara Belanda berhasil menemukan persembunyian keluarga Adinda dan teman-teman lain yang bergerilya. Mereka menembak  para pejuang tersebut hingga tewas di tempat. Nyawa Adinda melayang, tubuhnya terbujur kaku di samping jenazah ayahnya.

Saidjah datang terlambat. Ia menangis melihat sang kekasih pergi untuk selamanya. Kain yang dibeli untuk pernikahan mereka, diselimutkan ke tubuh Adinda.

Saidjah mengamuk kepada tentara Belanda yang membunuh kekasihnya. Ia menembaki pasukan Belanda sejadi-jadinya. Setelah itu Saidjah bunuh diri dengan menggunakan sebuah bayonet yang ditikamkan ke dadanya.  Ia tewas menyusul Adinda.

Kisah cinta yang tragis ini kemudian diabadikan di museum Multatuli Rangkasbitung, Lebak.  Ada sebuah perpustakaan yang diberi nama  Perpustakaan Saidjah dan Adinda.  Di sisi kiri museum terdapat beberapa patung yang menggambarkan kisah tersebut.

Patung utama adalah patung Multatuli yang sedang membaca buku di perpustakaan. Beberapa meter di sebelah kanan ada patung Adinda yang sedang menunggu kedatangan Saidjah. Sedangkan patung Saidjah ada di bawah, di kiri depan patung Multatuli.

Saya pun akan merasakan penderitaan yang sama jika saya menjadi Adinda. Sungguh kejam para penjajah, baik itu orang Belanda ataupun dari pribumi yang membantu mereka.  Orang-orang yang haus kekuasan dan tak peduli pada nasib orang lain.

saya dan Multatuli (dok.pri)
saya dan Multatuli (dok.pri)

Menjaga Kewarasan Generasi Muda

Tanggal 10 Oktober adalah Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS).  Tujuan  memperingati hari ini untuk meningkatkan kesadaran seluruh warga dunia akan pentingnya kesehatan jiwa dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat, baik fisik maupun jiwanya.

Tahun ini WHO menetapkan fokus peringatan HKJS pada generasi muda dan dampak perubahan dunia pada generasi muda. Perlu disadari, di era milenial generasi muda lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya.

Ada beberapa dampak dunia maya:

1. Mereka kurang bersosialisasi dengan masyarakat, sehingga tidak tanggap terhadap situasi dan perkembangan yang terjadi.

Kita sering melihat bagaimana anak anak muda berlaku tidak sopan, kurang beretika, kasar, mudah marah, dan sebagainya. Hal ini disebabkan mereka kurang interaksi dengan sesama sehingga minim pengertian terhadap pergaulan yang sesungguhnya.

2. Mereka rentan mengalami kejahatan cyber, cyber bullying dan kecanduan video games yang banyak menampilkan kekerasan. Perilaku mereka terbentuk karena tontonan di dunia maya.

Diskusi Kesehatan Jiwa di Kemenkes (dok.pri)
Diskusi Kesehatan Jiwa di Kemenkes (dok.pri)
Adalah sangat menakutkan bahwa orang-orang jahat menggunakan dunia maya untuk mencari korban. Terutama mereka yang mengincar anak anak dan remaja.

Tahukah kita kejahatan apa saja yang bebas berkeliaran di dunia maya? Ada pedofil yang menjebak anak anak dan remaja untuk menjadi korban mereka dengan rayuan.

Selain itu ada klub LGBT, grup homoseks dan lesbian, sampai dengan pelacuran. Bahkan juga mafia narkoba mencari mangsa dan berkomunikasi melalui dunia maya, khususnya media sosial.

Mengapa bisa begitu? Berdasarkan data penggunaan internet dari Yayasan Kita dan Buah Hati 2016, sebanyak 2596 siswa kelas 4,5,6 SD di wilayah Jabodetabek mengakses situs-situs hiburan. 97% mengakui pernah melihat pornografi.

Menurut peneliti LIPI, Romi Satria Wahono (2016), setiap 2 detik, terdapat 28.258 orang melihat situs porno. 372 orang mencari konten pornografi, sedangkan jumlah situs porno ada 429 juta.

Orang tua dan keluarga yang tidak memahami hal ini, gagal memberikan pendampingan dan arahan bagi remaja. Mereka akan mengalami masalah dengan kesehatan jiwa.

Jika remaja bermasalah tidak segera ditangani sejak dini, akan berdampak di kemudian hari. Gangguan mental menjadi ancaman terbesar.

Perlu diketahui, depresi adalah satu penyakit yang dialami remaja sekarang ini. Bunuh diri merupakan penyebab ketiga terbesar kematian pada usia 15 s/d 19 tahun.

Karena itu kita harus aware terhadap masalah ini. Bayangkan bahwa generasi muda diharapkan menjadi penerus bangsa. Kalau mereka bermasalah, bagaimana masa depan bangsa ini?

Menurut perkiraan, kita akan mendapatkan bonus demografi beberapa tahun mendatang. Penduduk Indonesia didominasi usia produktif. Tetapi jika mereka mengalami masalah kesehatan jiwa, apa yang bisa diharapkan?

Maka sebagai orang tua, kita harus melakukan langkah langkah berikut:

1. Menjaga kesehatan jiwa ibu hamil agar tidak berdampak pada anak-anak yang dilahirkan. Kesehatan jiwa ibu sangat berpengaruh untuk anak yang dikandungnya.

2.  Pendekatan terhadap anak anak. Seringkali kita lupa untuk mendampingi anak di masa remaja, padahal justru mereka sangat membutuhkan kehadiran orang tua.

3. Mengarahkan anak anak dan remaja untuk mengikuti kegiatan yang positif dan berguna bagi kesehatan jiwa. Misalnya pecinta alam, mengikuti kursus olahraga outdoor atau keterampilan.
 
4. Pantau kegiatan mereka di dunia maya. Hal ini untuk menjaga mereka dari kejahatan terselubung di dunia maya.

5. Banyak berkomunikasi dengan anak. Bersikaplah sebagai teman yang bisa dipercaya untuk anak remaja. Karena mereka tidak mau lagi didikte, pendekatan orang tua harus dengan pertemanan.
Mari kita menjaga anak anak agar tetap waras dalam dunia yang semakin cepat berubah. Mereka adalah generasi muda yang harus diselamatkan untuk eksistensi bangsa dan negara.

Ingat lho, SKM Bukanlah Susu



Susu Kental Manis atau SKM telah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Saya ingat ketika masih kecil, ibunda memberikan segelas susu (dianggap susu) yang ternyata dari sekaleng SKM. Karena kami bukan orang kaya, segelas SKM itu menjadi sesuatu yang berharga, berharap mendapat tambahan gizi dari itu.

Untuk menghemat, segelas SKM itu diberi pula gula oleh ibunda. Padahal rasanya saja sudah manis, jadi bertambah manis. Baik ibunda atau anak-anaknya tak mengerti apa sesungguhnya SKM ini. Kami menganggapnya susu.

Ternyata beberapa tahun terakhir ini para ahli gizi menyatakan bahwa SKM bukanlah susu. Memang SKM mengandung susu tetapi dalam jumlah kecil. Sedangkan kandungan terbesarnya adalah gula, yang mencapai 60%. Karena itu SKM dikategorikan bukan susu.

Dengan kandungan gula yang demikian besar, maka SKM menjadi ancaman bagi orang yang mengkonsumsinya. Terlalu banyak gula bisa menimbulkan obesitas dan memicu diabetes. Padahal SKM ini dikonsumsi oleh sebagian besar anak-anak.

Setelah mendapat kecaman dan kritikan, produsen SKM lantas mengubah judul label dengan menghilangkan kata susu hingga menjadi Kental Manis. Tetapi itu saja belum cukup, karena produsen mengakali melalui gambar dan visualisasi yang menyesatkan.

Gambar yang disajikan menampilkan anak-anak, dengan segelas susu dan terkadang ada latar belakang binatang sapi. Dengan gambar seperti itu, tetap menimbulkan persepsi kepada masyarakat bahwa SKM adalah susu. Pantas saja masih banyak ibu-ibu di kampung yang menganggap SKM adalah susu.

Saya juga baru tahu secara persis ketika menghadiri diskusi dalam forum Blogger Kesehatan bersama BPOM dengan tema "Mengawal Kebijakan BPOM Demi wujudkan Konsumen Cerdas". Diskusi ini berlangsung hari Senin, 8 Oktober yang lalu di Upnormal Caffe kawasan Sabang, Jakarta Pusat.

Hadir dalam diskusi adalah Direktur Kesehatan Keluarga, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Dr Eni Gustina MPH, peneliti dari LBH Jakarta, Pertiwi Febry dan jurnalis Tempo yang juga pengamat komunikasi serta konsultan media, Eni Saeni S.I.kom. Sebagai moderator adalah Kang Maman.

Ada peraturan yang jelas mengenai visualisasi untuk label. Namun para produsen tetap suka melakukan pelanggaran dengan menampilkan gambar anak-anak dan segelas susu. Seharusnya ada tindakan tegas untuk pelanggaran ini.

SKM memang tidak dilarang secara total. Ini dimasukkan sebagai tambahan bahan makanan atau menjadi topping jenis makanan lain seperti es campur, martabak, puding dll. Tetapi SKM tidak boleh digolongkan sebagai makanan utama seperti susu.

Masyarakat awam tetap tidak mengerti akan masalah ini. Kalau kita lihat kehidupan di perkampungan, mereka tetap mengkonsumsi kental manis ini dan dianggap susu. Kental manis ini adalah sejenis jajanan yang laris manis. Kenapa? karena harganya yang relatif terjangkau dibandingkan dengan susu asli.

Nah, soal tingkat perekonomian masyarakat menjadi salah satu faktor mengapa kental manis banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Tetapi apakah kita akan terus membiarkan hal itu terjadi?. Anak-anak boleh mengkonsumsi kental manis ini asal tidak berlebihan, cukup satu kali sehari.

Jika over dosis sampai tiga kali sehari,  anak-anak atau orang yang mengkonsumsinya akan terancam obesitas mengingat banyaknya kandungan gula dalam kental manis. Jika sudah terkena obesitas, maka lebih mudah lagi dihinggapi penyakit diabetes.

Sungguh berbahaya jika anak-anak, yang kelak menjadi generasi muda terjangkit penyakit obesitas dan diabetes. Mereka yang dalam usia produktif tidak bisa menjadi produktif, bahkan menjadi beban karena rentan dengan penyakit.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Pertama adalah sosialisasi yang benar kepada masyarakat tentang produk kental manis ini. Kita harus menjelaskan mengapa SKM bukanlah susu. Agak sulit memang karena sebagian besar masyarakat tidak suka membaca.

Salah satu jalan terbaik untuk menyoalisasikan ini adalah melalui Posyandu yang masih berjalan hingga sekarang. Pada saat itu kaum ibu membawa anak-anaknya untuk diperiksa kesehatannya. Dokter dan pemerhati kesehatan bisa menjelaskan di saat mereka berkumpul.

Kedua, kita harus mendorong pemerintah untuk mengendalikan harga susu. Bagaimana caranya supaya harga susu murah dan terjangkau oleh golongan ekonomi menengah ke bawah. Mungkin harus ada subsidi khusus untuk pemberian susu.

Salah satu sebab harga susu mahal adalah karena kita masih mengimpornya dari luar negeri. Kalau saja pemerintah bisa mengupayakan produksi susu dalam negeri, maka hal itu akan bisa menekan harga susu agar terjangkau oleh masyarakat.

Ketiga, adalah usulan kang Maman. Mungkin perlu diberi peringatan di label kental manis seperti yang ada pada label rokok bahwa produk kental manis bisa membahayakan kesehatan. Sejauh ini belum ada tindak lanjut dari pemerintah. Kita butuh gerakan nasional guna mendorong program ini.