Rabu, 26 Januari 2022

Stunting dan Obesitas Mengancam Anak-anak, Apa yang Harus Dilakukan?


Tanggal 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional (HGN). Untuk menandai pentingnya memperbaiki gizi pada anak-anak Indonesia, YBM PLN menyelenggarakan serangkaian kegiatan. Yup, YBM PLN berusaha membangkitkan semangat Berkolaborasi Membangun Indonesia Sehat.

Adapun tema yang diangkat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia di Hari Gizi Nasional ke 62 tahun ini adalah “Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas”.  Sedangkan dalam kaitan isu gizi, YBM PLN sejak tahun 2020 hingga sekarang sedikitnya sudah membangun dua titik kampung gizi. Di tahun 2020 ada Kampung Gizi di Desa Banyuresmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Tahun 2021 YBM PLN pun membuat Kampung Gizi di Desa Mulyajaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut. 

YBM PLN tidak hanya turut andil dalam persoalan gizi saja. Selain itu, YBM PLN juga sudah banyak melakukan banyak berkiprah dalam mendukung program pemerintah khususnya dalam bidang kesehatan, mulai dari program preventif hingga kuratif. Dari intervensi tersebut sudah banyak masyarakat dan daerah yang merasakan manfaatnya. 

Bertepatan dengan momen Hari Gizi Nasional (HGN) 2022, YBM PLN melaksanakan Public Expose Pilar Kesehatan. Dari event ini YBM PLN ingin menyampaikan jangkauan kiprah YBM PLN dalam melakukan intervensi program di isu kesehatan sejak 15 tahun YBM PLN berdiri. 

Mirza selaku Ketua III YBM PLN mengungkapkan, "YBM PLN di pilar kesehatan memiliki beberapa program unggulan yang sudah dijalankan dan memberikan banyak manfaat bagi negeri ini. Sedikitnya hingga akhir 2021 sudah ada 46.342 jiwa penerima manfaat yang tersebar di 11 provinsi". 

Selain Public Expose, dalam rangka memperingati HGN ke 62, YBM PLN juga mengadakan Webinar Kesehatan, Festival Kampung Gizi, Program Berbagi 2.000 Paket Makanan Bergizi, dan Bidan Cahaya In Action.

Webinar kesehatan dilaksanakan pada hari Selasa, 25 November 2022 dengan mengambil tajuk "Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas"

 Sebagai narasumber pertama adalah Mirza (Ketua III, YBM PLN). Mirza memaparkan "15 Tahun YBM PLN Menjejak Manfaat di Pilar Kesehatan"

Mirza memaparkan bahwa sejak tahun 2006, YBM PLN telah melakukan banyak hal untuk membantu masyarakat. Ada lima program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan hingga saat ini. 

Lima program itu antara lain:.

1. Pilar Ekonomi

-Modal Usaha Dhuafa (KelompokUsaha Cahaya) 

- Bina Kawasan (Desa Cahaya)

2. Pilar Sosial Kemanusiaan

- Sosial Karitas (Solidarity Food Truck)

- Tanggap Bencana

- Sosial Layanan (RSP, Bedah Rumah)

3. Pilar Pendidikan

- Beastudi (PeTIK,SMP+5MKI Utama, BCP)

- Vocational (RGI)

- Sekolah Kemitraan

- Bantuan Sarana Prasarana

4. Pilar Kesehatan

-Kuratif (Ambulan Sungai, Prokesmasling) --- Preventif (Bidan Cahaya, kampung gizi) Perlu diketahui, program Bidan Cahaya dan kampung gizi telah tersebar  ke 11provinsi yang paling membutuhkan di Indonesia. 

Selain itu, YBM PLN juga tidak tinggal diam di kala pandemi melanda. YBM PLN berkolaborasi membantu petugas kesehatan, membantu masyarakat yang mengalami kesulitan, memberikan dukungan makanan, obat-obatan dan vitamin yang dibutuhkan. 

5. PILAR DAKWAH

-Da'i Sahabat Umat (Dai Pedalaman)

- Peduli Dakwah Nusantara

- Syiar dan Literasi Islam

 Narasumber kedua adalah dr. Irdawati Oemar (Dokter koordinator PLN Pusat) "Cerdas Memilih Makanan untuk mencegah Obesitas"

Sebagaimana kita lihat sekarang, terlalu banyak jenis makanan olahan dan fast food yang dikonsumsi masyarakat. Hal ini memberi dampak buruk jika tidak dikendalikan. Kalau anak-anak dibiarkan terus menerus mengonsumsi jenis makanan kekinian, bisa terancam obesitas.

Definisi obesitas yaitu merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama.

Sedangkan penyebab obesitas  ada dua:

1. Genetik

2. Pengaruh lingkungan dan perilaku. Antara lain; pola kesenangan makan yang berlebihan, kadar lemak yang dimakan tinggi tetapi kurang aktivitas atau tidak berolahraga. Selain itu ada juga pengaruh emosional dan konsumsi alkohol.

Ternyata kita harus bisa mengendalikan diri dan membiasakan dengan pola makan yang sehat.

- Makan yang tidak mendesak (makan sebelum lapar, berhenti sebelum kenyang sesuai hadits Rasulullah)

- Isi waktu luang tidak dengan ngemil dan mengurangi kebiasaan mencoba berbagai macam makanan dan restoran.

-  Berolahraga yang terukur dan teratur jenis porsi yang sesuai dengan usia.

- Mengatasi stres. Lakukan healing dengan hobi atau hal-hal yang disukai.

- Tidak meminum minuman beralkohol

Asupan kalori yang seimbang sesuai kebutuhan

Bagaimana mengatur pola makan?

- Makan dengan teratur yaitu 3 kali makan besar dan 2 kali camilan dalam sehari.

- Makan besar dalam porsi yang kecil.

- Banyak makan makanan berserat dan lama mengunyah -> cepat kenyang

- Waktu lamanya makan minimal 20 menit

- Makan perlahan-lahan, kunyah dengan baik, sejak dahulu dianjurkan 33 kali mengunyah 

- Menerapkan kebiasaan minum air putih yang diberikan antara makan besar dan makan camilan.

- Banyak minum, karena cairan dapat meningkatkan rasa kenyang

- Mengkonsumsi protein rendah lemah dari berbagai macam sumber, seperti ayam dan ikan.

- Mengkonsumsi produk susu rendah atau bebas lemak.


Makanan yang baik untuk mencegah obesitas, misalnya:

1. Buah segar dengan kandungan vitamin C, seperti jeruk, stroberi, dan lain-lain (bisa mengoksidasi lemak hingga 30%).

 2. Telur (mengandung 85 kalori, vitamin A, D, E, dan vitamin B12).

3. Ikan (mengandung asam lemak omega 3).

4. Kedelai (mengandung lechitin yang dapat memecah deposit lemak dalam tubuh).

5. Tomat (mengandung oligofruktosa -> menjaga efek cholecystokinin dalam perut).

6.  Delima (kaya akan asam folat dan antioksidan untuk daya tahan tubuh).

7. Kayu manis(mengkonsumsi seperempat sendok teh kayu manis dengan makanan setiap hari, membantu metabolisme gula hingga 20 kali lebih baik). 

8. Yogurt bebas lemak (membantu mekanisme pembakaran lemak dalam tubuh).

9. Kacang almond.


Sedangkan makanan yang harus dihindari atau dikurangi adalah berbagai jenis fast food seperti pizza, burger, French fries, aneka keripik dan kerupuk. Begitu pula dengan minuman kekinian seperti Boba, kopi dengan krim, soft drink dan lain-lain.

Tampil sebagai pembicara ketiga adalah Prof. Dr. dra. Ratu Ayu Dewi Sartika, Apt., Msc (Guru Besar FKM Universitas Indonesia) "Kenali, cegah dan atasi stunting untuk generasi emas"


Banyak orang yang masih belum memahami stunting. Arti dari stunting adalah keadaan tubuh yang sangat pendek, dilihat dari standar baku WHO MGRS (Multicentre Growth Reference Study)

Kenali gejala stunting sbb:
1. Tanda pubertas terlambat
2. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar.
3. Pertumbuhan gigi terlambat.
4. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata.
5. Pertumbuhan melambat.
6. Wajah tampak lebih muda dari usia.


Stunting berkaitan dengan asupan gizi. Tetapi bukan berarti gizi buruk. Banyak yang belum mengerti perbedaan stunting dengan gizi buruk. Tabel di bawah ini menjelaskan perbedaan tersebut.


KENALI kondisi status gizi anak dari kurva pertumbuhan (buku KIA)→ sebagai langkah awal untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pertumbuhan anak.

Kondisi ini ditandai dengan anak terlalu pendek untuk usianya (stunting, jika PB atau TB menurut umur → nilai z-score <-2 SD (dibandingkan dengan standar baku WHO).

Stunting dijadikan indikator karena lebih mudah & dapat lebih dini diketahui dibandingkan gejala hambatan organ lainnya.

Stunting bukan semata pada ukuran fisik pendek saja namun lebih pada konsep bahwa proses terjadinya hambatan tumbang organ lainnya, termasuk otak.

Anak yg stunting pasti pendek (stunted), NAMUN anak yg pendek belum tentu stunting (Achadi et al., 2020). 

Apa penyebab stunting?


Sebagai contoh: Data IFLS 1997-2014:

Meskipun terjadi peningkatan cakupan pemberian ASI ekslusif, NAMUN ternyata tidak diikuti dg penurunan angka stunting → penyebabnya a.l:

 Asupan gizi ibu <→ kualitas ASI <

Cara menyusui tidak benar perlu managemen laktasi Kualitas layanan belum baik prosedur pemeriksaan kehamilan tidak sesuai, terbatasnya layanan kesehatan. (termasuk ANC), dll




Pencegahan stunting dimulai sejak awal kehamilan hingga 1000 hari daur kehidupan si anak. Karena itu sang ibu harus memperhatikan hal ini agar anaknya kelak tidak mengalami stunting.



- Anak stunting masih dapat tumbuh menjadi dewasa yg tidak stunting →jika setelah usia 2 tahun.

- mendapat asupan gizi yg baik & tidak sering mengalami peny infeksi (saat periode kejar tumbuh). Namun pertumbuhan tidak akan seoptimal  yang tidak stunting. 

- Anak yg mengalami CUG (setelah mengalami stunting) → maka penggunaan energi dalam tubuhnya akan diprioritaskan untuk pertumbuhan linear dengan mengorbankan pertumbuhan organ lainnya (incl. otak) →→sehingga berisiko memiliki kemampuan kognitif yg lebih rendah (Morley et al, 2004).

- Terdapat efek heterogen yg tgantung pd lokasi tempat tinggal anak yg mengalami kejar tumbuh (Casale D, 2020).

- Marjan (2021)→ anak Indonesia usia 2 tahun diikuti hingga usia 5 tahun (1997-2000): stunted > CUG (14.74%), stunted stunted (26.68 %), normal → stunted (20.15%), normal →normal (38.43%)

Demikianlah apa yang dipaparkan para narasumber dalam webinar, yang patut menjadi catatan kita semua. Semua materi sangat penting untuk orang tua agar bisa berupaya maksimal bagi anak-anaknya. 


Pembawa Acara dan Moderator: Ilham Rusting, A.Md.Gz (Penggerak Ayah MPAsi, Penulis Buku Posyandu Remaja dan Nutritionis di Puskesmas Johar Baru.




Senin, 24 Januari 2022

Belum Sreg ke Puncak Tanpa Salat di Masjid At Ta'awun

 


Bagi saya hanya ada satu masjid yang menjadi ikon di Puncak, yaitu masjid Atta'awun .  Saya masih ingat ketika puluhan tahun silam, masjid ini tampak cemerlang dilihat dari bawah. Yup, letak masjid ini memang berada di atas, menghadap lembah. Kita bisa ke sana melalui jalan yang meliuk indah.

Sayangnya kelok jalan yang indah dan  masjid fenomenal ini sudah tidak terlihat karena tertutup pepohonan. Tidak mengapa sih, karena pohon-pohon itu penting untuk menjaga agar tidak longsor. Masjid itu tetap dicari oleh masyarakat sebagai tempat ideal. 

Di halaman parkir luas yang ada di bawahnya, biasa terdapat banyak pedagang makanan. Saya pernah membeli strawberry dan mochi dari pedagang asongan. Tetapi sekarang kabarnya ada oknum yang menarik tarif parkir sangat mahal. Begitu pun makanan yang dijual digetok harga tinggi.

Terlepas dari itu, perkembangan masjid ini sebagai ikon puncak memang selaras dengan kunjungan para wisatawan. Semula bangunan masjid berbentuk sederhana, dan tidak bisa menampung banyak jamaah.

Masjid Atta'awun berlokasi di Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat merupakan masjid yang sederhana yang diperuntukkan kepada pekerja kebun teh di PTPN Nusantara VIII.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat sekitar juga menggunakan masjid sebagai sarana ibadah dan kegiatan agama lainnya, karena saat itu masyarakat sekitar tidak mempunyai tempat sarana ibadah yang layak. Melihat kondisi ini maka PTPN Nusantara VIII menghibahkan masjid tersebut dengan luas tanah kurang lebih 10.000 m2.

Masjid Atta'awun pada awalnya bernama Masjid Al Muttaqin. Perubahan nama yang tidak terlepas dari sejarah pembangunan masjid ini sendiri. Nama Atta'awun diambil dari bahasa Arab, Ta'awana, Yata'aawuna, Ta'awuna, yang artinya tolong-menolong, gotong-royong, bantu membantu dengan sesama manusia.

Pembangunan masjid ini dipantau oleh Gubernur Jawa Barat saat itu yaitu HR Nuriana..  Setelah itu HR Nuriana mengadakan rapat dengan beberapa pejabat di Jawa Barat seperti Bupati Bogor, Walikota Bogor, Bupati Cianjur, Bupati Sukabumi, bahkan sampai ke Banten yang kemudian disepakati oleh para pejabat tersebut.

Untuk dana untuk pembangunan masjid, HR Nuriana mengusungkan rereongan sarumpi yang artinya mengumpulkan dana dari sumbangan seluruh masyarakat Jawa Barat. Setiap kepala keluarga dari rumah ke rumah menyumbangkan uang sebesar Rp100, hingga terkumpullah sampai 34 miliar untuk membangun sebuah masjid yang layak dan representatif.

Dana yang terkumpul sebesar itu ternyata kurang. Hal itu disebabkan adanya krisis moneter pada saat itu dengan ditandai harga-harga bahan bangunan yang melonjak naik sampai berkali-kali lipat dari harga awalnya sehingga biaya pembangunan menjadi membengkak.

Pemerintah pada saat itu mengumpulkan kembali uang sumbangannya, hingga akhirnya terkumpul dana sebesar 65 miliar, kemudian pembangunan masjid dimulai pada tahun 1997 dan rampung tahun 1999.

Setelah pembangunannya rampung Masjid Atta'awun menjadi salah satu tempat ibadah yang paling banyak dikunjungi, selain digunakan sebagai tempat ibadah. Lokasinya strategis untuk beristirahat setelah melakukan perjalanan.

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan salat di masjid ini lagi setelah lama tidak melewati puncak. Rasanya bahagia dan senang bisa ke sini lagi. Jalur puncak yang macet membuat saya berpikir berulang kali jika harus melewatinya.




Selasa, 18 Januari 2022

Tipu-tipu ala Kedai yang Bikin Kecewa

 


Beberapa waktu yang lalu saya ke sebuah kedai yang juga merangkap penginapan. Review di Google tampak bagus dengan nilai 4,5. Kami penasaran, mengira bahwa kedai ini memberikan penyajian yang terbaik.

Maka meluncurlah kami ke kawasan Jagakarsa, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Lokasinya tidak jauh dari kantor kelurahan. Ada sebuah papan nama kecil di depan gang, yang kalau tidak jeli bakal terlewat. 

Ketika kami tiba, agak ragu karena pintu gerbang tertutup. Setelah bertanya pada penjaga, baru dibukakan. Kami pun memasuki halaman sebuah homestay yang terlihat antik karena terbuat dari kayu jati. 

Pintu ruang depan terbuka, resepsionis mempersilakan. Ternyata tuan rumah sudah menunggu di lantai dua, dimana tempat itu digunakan sebagai kafe atau kedai. Dengan menaiki tangga kayu, kami naik ke sana. 

Sekilas tempat ini menyenangkan karena dikelilingi pepohonan rindang. Di sebelah ada kolam ikan dan di belakang ada sungai kecil mengalir. Gemerisik dedaunan membuat kita merasa damai dan tenang.



Namun kenyataannya tidak seindah yang dibayangkan. Room rate untuk kamar-kamar yang disediakan cukup tinggi, di atas Rp.300.000. Padahal kamar-kamarnya sempit hanya memuat ranjang, lemari kayu, meja dan kursi kecil. Untuk kamar terbesar dan termahal, kamar mandinya ada di luar, berbagi dengan penghuni kamar lain.



Dan yang paling mengecewakan adalah makanan yang disajikan. Kami memesan menu tradisional, disediakan garang asem, tahu tempe bacem, urap, ikan pepes dan ayam goreng. Cemilan berupa kacang dan jagung rebus, serta kelepon.

Apa yang membuat kecewa?

1. Makanan tersebut tidak dibuat sendiri, tapi dipesan dari tempat lain sehingga butuh waktu lama untuk menunggu.

2. Makanan tersebut tidak baru, melainkan makanan yang dihangatkan. Mungkin sisa kemarin.

3. Makanan itu rasanya biasa-biasa saja, tidak ada kenikmatan. Malah lebih enak makanan warteg 

4. Si empunya kedai ikutan numpang makan bersama kami. Ini aneh bin ajaib, makanan ini kan kami yang beli. Kok dia ikut makan, sangat tidak beretika.

5. Harganya sangat mahal. Untuk makanan sederhana seperti itu kami dikenai biaya sebesar Rp.230.000. Padahal dengan uang sebesar ini, kami bisa bersantap di hotel dengan makanan yang dijamin lezat.



Dengan halus kami mengorek kenapa kedai ini bisa mendapatkan rating tinggi di Google. Dia mengaku membujuk konsumen untuk memberikan nilai tinggi di atas angka empat. Waduh, ini jelas pembohongan publik. Kalau jujur, maka dia cuma layak diberi bintang satu.


Kami perhatikan sisa makanan kami diberikan kepada staf. Mereka disuruh makan dengan lauk sisa makanan kami. Fix, owner kedai dan penginapan ini sangat kikir. Pantas tidak ada tamu lain yang datang kecuali kami. Sebelumnya dia berkilah pengunjung sepi karena pandemi.

Semula kami mau menayangkan kedai ini di Instagram, tetapi karena sangat mengecewakan akhirnya batal. Sudahlah harus bayar mahal, tidak enak, lalu promosi gratis? No way.

Beberapa kali si owner menghubungi saya minta diupload di Instagram, saya menolak dengan halus. Telepon atau SMS dia tidak saya jawab. 

Mudah mudahan tidak banyak kedai yang seperti ini, jauh dari ekspektasi. Padahal kalau mau meraih pelanggan, seharusnya berbuat yang terbaik, apalagi persaingan begitu tinggi.