Sabtu, 16 Juli 2022

Traveling Viral Berkat Internetnya Indonesia

Aku di Titik nol Jogjakarta (dok.pri)

Mau bikin kepo orang-orang kalau kita lagi traveling? Gampang banget. Caranya cukup mengunggah foto ketika berada di suatu tempat. Berilah caption yang menarik dan mengundang rasa penasaran.  Pasti komentar teman-teman dan followers menghujani foto itu. Ada  yang penasaran lagi di mana, bersama siapa dan bagaimana caranya. Semakin banyak like dan komentar, maka postingan itu menjadi viral. 

Salah satu hobiku adalah traveling ke tempat yang jauh, tapi tempat favorit adalah Jogjakarta. Memang Jogja merupakan destinasi wisata nomor dua setelah Bali, sebab banyak kelebihan yang dimiliki provinsi yang dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono X ini. 

Orang-orang tidak pernah bosan ke Jogjakarta, malah balik lagi karena suasananya selalu bikin kangen. Rasanya, adem, ayem, tentrem. Ada aura khusus di daerah ini yang tak dimiliki daerah lain. Ini bukan berarti disebabkan adanya Ratu Kidul lho, meski masyarakat Jogja hidup dengan misteri atau mitos tentang itu. 

Ada beberapa kelebihan Jogjakarta. Antara lain:

1. Kuliner

Gudeg merupakan masakan paling terkenal dari Jogja, terbuat dari nangka muda yang dimasak selama beberapa hari. Namun selain gudeg, masih banyak jenis makanan yang tak kalah lezatnya.

Coba saja ke pasar Beringharjo, di bagian tengah atau pinggir, bertebaran pedagang makanan. Ada pecel, soto, sate, gule dan sebagainya. Berbagai kudapan juga banyak pilihan seperti bakpia, getuk, lanting dan lainnya. 

Di samping itu, pertumbuhan restoran dan kafe sangat pesat. Mereka menyajikan aneka menu, dari yang tradisional hingga modern. Makanan ala Korea pun sudah bisa ditemukan. Kafe-kafe pun menjadi ajang berkumpulnya anak-anak muda dan keluarga. 

2. Tempat wisata

Sekarang ini lokasi wisata semakin banyak, menyebar di setiap penjuru Jogjakarta. Ada yang menjual keindahan alam dan ada yang merupakan wisata sejarah. Kalau lihat tren, sekarang mengarah ke Gunung Kidul,  Kulon Progo dan Bantul. 

Aku di gunung api purba Nglanggeran, Gunung Kidul (dok.pri)

Hutan Pinus diviralkan pertama kali oleh Jogjakarta, baru kemudian ditiru oleh daerah lainnya. Kini kita bisa memilih, mau pemandangan sawah, laut, atau gunung. Bagi yang suka petualangan, bisa mencoba wisata Merapi dengan menggunakan jeep, mencoba gondola yang dibuat penduduk melintasi laut ke pulau kecil sepanjang 500 meter di Gunung Kidul dan wisata VW menyusuri pematang sawah.

3. Harga murah

Nah ini yang paling disukai oleh wisatawan. Kita bisa wisata ke Jogja dengan low budget. Di Jogja, ada penginapan yang sangat murah, di bawah seratus ribu Rupiah. Lokasi bisa saja dengan pusat kota, tapi biasanya ada di dalam gang sempit. Ini tidak menjadi masalah, yang penting kita bisa beristirahat dan menyimpan barang-barang. 

Lumpia ini harganya lima ribu saja (dok.pri)

 Selain itu masih banyak makanan yang murah meriah, bahkan di Malioboro. Kalau kita jeli, maka kita bisa kenyang hanya dengan uang sepuluh ribu Rupiah saja Apalagi jika di pinggir kota, ke arah Klaten atau Sleman. Ada soto legendaris yang enak dan murah, semangkuk soto seharga lima ribu rupiah. 

Keramahan penduduk Jogjakarta 

Satu hal yang tak ada duanya adalah keramahan orang-orang Jogja. Penduduk asli sangat ramah dan sopan, suka menolong siapa saja meski belum pernah mengenalnya. Tidak heran jika di tempat-tempat wisata kita akan disambut seperti seorang teman.

Di tempat penginapan pun begitu, tidak ada bedanya dari hotel bintang lima atau hostel untuk backpacker. Aku mendapat pelayanan yang super ramah di hotel Garuda, sama dengan keramahan yang aku terima di hostel. 

Guest house dan homestay juga tersedia untuk para pengunjung dan wisatawan. Bahkan pemilik rumah tidak segan membantu tamu-tamunya. Misalnya mengantarkan ke suatu tempat tanpa dipungut biaya lagi.

Guest house Ndalem Eyang Dwijo 

Salah satu guest house yang pernah aku pakai bernama Ndalem Eyang Dwijo. Letaknya dekat dengan stasiun Lempuyangan. Di sini aku merasa seperti di rumah sendiri. Rate perhari hanya 200 ribuan. 

Aku mendapat kamar di depan, nyaman dan bersih, lengkap dengan AC dan seperangkat meja kursi. Hanya saja kamar mandi di luar, sebab rumah ini terhitung rumah antik. Sebagaimana rumah pada umumnya, kamar mandi ada di dekat dapur. Senangnya kamar mandi itu luas dan bersih. 

Kamar tidur 

Pemilik rumah selalu menyediakan kopi dan teh gratis di ruang makan. Kita bebas mau minum berapa kali. Bahkan ada cemilan ringan dalam beberapa toples, di atas meja makan. Seringkali pemilik rumah menemani saya ngobrol sambil minum kopi.

Kalau mau makan juga bisa. Di halaman depan sebelah kanan, dibuat kafe yang tidak begitu besar, tapi menarik. Namanya Pawon Eyang, sesuai dengan nama guest house. Menunya macam-macam, enak dan murah. Misalnya bubur ayam, nasi dan lauk pauknya.  Aku suka sekali nasi Telang yang berwarna biru karena menggunakan bunga Telang. Bunga ini berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit.

Nasi bunga Telang 

Di sisi lain, aku masih bisa berinteraksi melalui internet karena guest house ini menggunakan IndiHome dari Telkom Indonesia. Pemilik rumah tahu betul kebutuhan wisatawan yang tak lepas dari internet. Dengan Internetnya Indonesia, maka Ndalem Eyang Dwijo ini juga semakin dikenal oleh masyarakat daerah lain dan menjadi alternatif penginapan ketika berkunjung ke Jogja. Rata-rata tempat penginapan di Jogja menyediakan layanan IndiHome ini.

Aku yang selalu update media sosial, tidak mau menyia-nyiakan kesempatan dong. Prinsipnya, jangan melewatkan manfaat internet jika kita bisa menggunakan semaksimal mungkin. Semua foto-foto yang aku ambil selama berada di Jogja langsung diupload. Sebagian di simpan dalam album di Facebook, sebagian lagi diposting ke Instagram. Bahkan aku sempat membuat beberapa artikel dan menyelesaikan deadline. Sungguh aku bisa melakukan aktivitas tanpa batas dari rumah ini.

Aku rasa, keramahan itulah yang membuat banyak orang selalu merasa kangen, merindukan Jogja. Keramahan yang menjadi candu, membuat orang ketagihan dan ingin kembali berulangkali, tanpa bosan. Keramahan yang belum tentu kita dapatkan di daerah lain.

Aku pernah ke sebuah restoran di suatu daerah, tidak disambut dengan baik. Ketika aku sudah duduk di kursi, lama sekali pelayannya datang. Mereka asyik mengobrol di dekat meja kasir. Lalu pelayan perempuan datang dengan muka cemberut, seolah merasa terganggu. Akhirnya aku tidak jadi makan di situ. Aku memilih pergi dan mencari restoran lain. 

Di Jogjakarta, aku belum pernah menemukan pelayanan yang buruk. Mereka memperlakukan tamu seperti raja, dilayani dengan sepenuh hati. Pengunjung yang secerewet apapun tetap mendapatkan perlakuan yang baik. 

Aku di hotel legendaris, Garuda Inn Malioboro (dok.pri)

Fasilitas yang baik dan pelayanan yang ramah membuat kita betah dan ingin kembali ke tempat itu. Inilah yang seharusnya ditekankan di setiap destinasi wisata di seluruh Indonesia. Dengan demikian akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah-daerah tersebut.

Perlu diketahui, IndiHome adalah salah satu produk layanan milik Telkom Indonesia. Layanan digital ini menyediakan Internet, Telepon Rumah dan TV Interaktif/IPTV (IndiHome TV) dengan berbagai pilihan paket sesuai kebutuhan pelanggannya. IndiHome menggunakan jaringan fiber optik yang tersebar di seluruh Indonesia. IndiHome menawarkan paket internet dengan kecepatan mulai dari 10 Mbps sampai dengan 300 Mbps. 

Nah, kalau kamu berkunjung ke suatu tempat, pastikan ada layanan IndiHome di hotel atau tempat penginapan. Jadi, kamu tetap bisa melakukan aktivitas tanpa batas.

Begitu juga sebaliknya, kalau kamu mau bebas berselancar internet di rumah, gunakan IndiHome. Jika memang belum berlangganan, gampang daftarnya. Yuk simak di sini. 


#IndiHome

#AktivitasTanpaBatas

#ManfaatInternet

#InternetnyaIndonesia

#IndiHomeBlogCompetition2022






Tidak ada komentar:

Posting Komentar