tag:blogger.com,1999:blog-40612056835741746162024-03-06T19:34:13.360-08:00muthiah.alhasanyLANGIT ADALAH ATAPKU.
BUMI ADALAH PIJAKANKU.
HIDUP ADALAH SAJADAH PANJANG HINGGA AKU MATI.Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.comBlogger304125tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-86367469861220507622024-01-05T15:14:00.000-08:002024-01-05T21:50:25.375-08:00Gen Z Butuh Pemimpin yang Kuat Seperti Prabowo <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9CLWzIlP2IR5rp9hEyWt5sNfaXcAhkr96dw5_Om9VlVw-rvpGSjBgy6M9w34zYg98t5FA8VdW6IZXWZMtTUCqw9R3S6fJe3GYVQie-Y5KJqGJeIFE6R3aeoZMtAXG2lh1Ll6jpWpDKgq_T8qBiARvxOSWXdqpHFZLOkcULzI2uaEvB9aqnRvrevLZ/s1269/IMG_20240105_144209.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1269" data-original-width="912" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9CLWzIlP2IR5rp9hEyWt5sNfaXcAhkr96dw5_Om9VlVw-rvpGSjBgy6M9w34zYg98t5FA8VdW6IZXWZMtTUCqw9R3S6fJe3GYVQie-Y5KJqGJeIFE6R3aeoZMtAXG2lh1Ll6jpWpDKgq_T8qBiARvxOSWXdqpHFZLOkcULzI2uaEvB9aqnRvrevLZ/s320/IMG_20240105_144209.jpg" width="230" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Prabowo Subianto (dok.ig.prabowo)</td></tr></tbody></table><br /><p> Gen Z, yang merupakan generasi muda zaman sekarang tentu memiliki pandangan yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Hal ini dipengaruhi dengan perkembangan teknologi yang mendominasi dunia mereka. Sat-set itulah yang disukai oleh gen Z, kerja cepat dan gerak cepat. </p><p>Begitu pula dalam menentukan calon pemimpin yang dianggap layak bagi mereka. Tipe pemimpin seperti itu ada pada capres Prabowo Subianto. Sebagai orang yang dibesarkan dalam dunia <a href="https://wartaekonomi.co.id/read524981/prabowo-dijempolin-jokowi-pakar-leadershipnya-kuat-dia-pemimpin-harapan-milenial-dan-gen-z">militer, </a>geraknya terorganisir, cepat dan tepat sasaran. Tanpa banyak bicara tapi hasilnya ada. </p><p>Di samping itu, Prabowo Subianto juga memiliki beberapa kelebihan, karakter yang sejalan dengan gen Z. Kelebihan-kelebihan ini tidak ada pada capres lainnya. Pengalaman yang menempa Prabowo menjadi titik penting yang membuat dia sangat menonjol.</p><p>Beberapa kelebihan Prabowo:</p><p>1. Disiplin</p><p>Sebagai orang militer, Prabowo sudah terbiasa hidup secara disiplin. Ia tidak suka menunda pekerjaan, semua harus dilakukan secara tepat dalam waktu yang telah ditentukan. Karena itu, target-target yang harus dicapai, pasti terlampau kecuali jika ada sesuatu yang luar biasa.</p><p>Orang yang tidak terbiasa dengan disiplin, lebih sering mengabaikan batas waktu. Hal ini berbahaya dalam sistem pemerintahan karena efeknya akan dirasakan seluruh rakyat. Padahal rakyat harus diutamakan. Kesejahteraan rakyat menjadi prioritas dari pembangunan.</p><p>2. Terpercaya</p><p>Prabowo sudah dikenal sebagai orang yang berdedikasi. Semua pekerjaan yang diserahkan kepada dia, mampu diselesaikan dengan baik. Karena itu dia adalah tokoh yang mendapat kepercayaan dari berbagai pihak, bahkan juga sampai keluar negeri.</p><p>Beberapa dekade yang lalu, Prabowo pernah dipercaya menjadi pelatih pasukan di kerajaan Jordania. Hal ini karena kemampuan Prabowo yang tinggi di bidang militer sehingga kerajaan Jordania memilih dia untuk melatih pasukan mereka.</p><p>3. Tegas dan disegani </p><p>Karakter tegas dan disegani ada pada sosok yang terlatih di bidang militer seperti Prabowo Subianto. Kadang ada orang yang salah menafsirkan bahwa tegas adalah galak, padahal untuk memberikan garis batas apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.</p><p>Apalagi dalam mengurus negara Indonesia yang sangat luas dan memiliki sumber daya alam yang banyak serta berbagai macam suku bangsa. Butuh kepemimpinan yang tegas untuk menjaga persatuan dan kesatuan dari ancaman yang datang dari dalam dan luar negeri.</p><p>4. Siap berkorban</p><p>Prabowo Subianto sudah tidak memiliki ambisi pribadi. Dia hanya ingin berbakti kepada bangsa dan negara Indonesia yang dia cintai. Prabowo siap mengorbankan apa yang dimilikinya untuk tanah air.</p><p>Jangankan untuk negara sendiri, bahkan untuk rakyat Palestina, Prabowo telah menyumbangkan uang sebesar Rp. 1 milyar. Karena Prabowo sudah cukup kaya, tidak perlu mencari kekayaan lagi. Kalau tidak memiliki kekayaan, nantinya bisa terjebak korupsi. </p><p>5. Relasi dan diplomasi</p><p>Prabowo Subianto mempunyai relasi yang luas di dunia internasional seiring dengan pengalaman di masa lalu. Jadi dia juga sudah biasa berdiplomasi dengan wakil-wakil dari negara-negara lain. Ia paham situasi internasional yang sangat penting bagi eksistensi Indonesia. </p><p>Karena itu, penguasaan bahasa asing adalah salah satu kelebihan Prabowo Subianto. Dia sudah banyak menjalin kerjasama, hubungan bilateral, berkomunikasi dengan berbagai pihak dari luar negeri. </p><p>Di dalam negeri, Prabowo Subianto juga cukup dekat dengan para ulama dan tokoh masyarakat. Dia mau mendengarkan suara rakyat dan memperhatikan kemajuan generasi muda.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTxPLBMbpBXgquRAUGPScuidfGVclFAxDGjlQ60d4dwSYCs3-RG4oZsodxX_isQ_L8IqfITUbM3Nf3uZALJ4BUpGGGT2JQ4a4jLiSehKFJR4dbh0DVYTzxn9vydcq2PQOv1aNi12xTvSprd8AANrnkRk-2dR6Dhzu_URCv_HjGE6On6qUrIFNKsPsj/s1114/IMG_20240106_051308.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1114" data-original-width="857" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTxPLBMbpBXgquRAUGPScuidfGVclFAxDGjlQ60d4dwSYCs3-RG4oZsodxX_isQ_L8IqfITUbM3Nf3uZALJ4BUpGGGT2JQ4a4jLiSehKFJR4dbh0DVYTzxn9vydcq2PQOv1aNi12xTvSprd8AANrnkRk-2dR6Dhzu_URCv_HjGE6On6qUrIFNKsPsj/s320/IMG_20240106_051308.jpg" width="246" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Prabowo Subianto (sumber: pinterest)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-45792195594127438502023-12-26T18:45:00.000-08:002023-12-27T23:06:41.023-08:00Berkat Gibran, Solo Techno Park Cermin Masa Depan Indonesia <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX_BhKrxu-hnE1Y3jy39noQVaLom6BGFAzoqgGTVL4_ZyoHgORmXuI8rrSX3bcEomaQDGG8csKwjDz3SuINHZZaE9_ghu928Yycsrbo7JkDUnmFghnHU4_9hs28oxS9imyNTQh1Li7wxxc-nHsbJh3Hh1WP64eDnzvUAbfNK2T_NZF-o9Cai_5t53K/s1080/IMG_20231226_210821.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="592" data-original-width="1080" height="175" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX_BhKrxu-hnE1Y3jy39noQVaLom6BGFAzoqgGTVL4_ZyoHgORmXuI8rrSX3bcEomaQDGG8csKwjDz3SuINHZZaE9_ghu928Yycsrbo7JkDUnmFghnHU4_9hs28oxS9imyNTQh1Li7wxxc-nHsbJh3Hh1WP64eDnzvUAbfNK2T_NZF-o9Cai_5t53K/s320/IMG_20231226_210821.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Solo Techno Park (dok.detik.jateng)</td></tr></tbody></table><br /><p>Ada yang sudah pernah mengunjungi Solo Techno Park? Dalam debat cawapres beberapa hari yang lalu, Gibran Rakabuming Raka menyebutkan tentang hal ini. Solo Techno Park merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi Gibran sebagai seorang walikota. Berkat Solo Techno Park, kota ini termasuk 10 smart city yang ada di Indonesia.</p><p>Solo Techno Park masih berkembang, diperluas lagi pembangunannya. Hal ini akan mempertegas Solo Techno Park menjadi salah satu ikon kebanggaan warga Solo. Sebetulnya, kalau kita menghayati apa dan bagaimana Solo Techno Park, maka kita akan menyadari bahwa tempat ini adalah cerminan masa depan Indonesia. </p><p>Awal berdirinya Solo Techno Park </p><p>Solo Technopark yang terletak di Jalan Ki Hajar Dewantara No. 19 Jebres, Surakarta. Solo Technopark memiliki lima gedung yang berdiri di atas 8,9 hektare tanah.Tak hanya menyediakan fasilitas umum, Solo Technopark juga menyediakan berbagai pelatihan.</p><p> Solo Techno Park dulunya bernama Solo Competency Training Center (SCTC) dan terletak di Jalan Transito Pajang. Renovasi dan pembangunan mulai 2009 . Solo Technopark merupakan hasil dari kerjasama antara Pemerintah Kota, akademisi, dan praktisi. Program awalnya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan lulusan SMK. Hingga saat ini pun fokus utama Solo Techno Park ark masih tetap pada pengembangan keterampilan.</p><p>Namun Solo Techno Park tidak hanya memberikan pelatihan dalam berbagai bidang manufaktur, seperti pengelasan, tetapi juga menawarkan layanan publik, ruang kerja bersama, dan fasilitas untuk masyarakat umum. Salah satu kerjasama terbaru adalah dengan Shopee, yang digunakan sebagai inkubator bisnis untuk UMKM dan startup.</p><p>Kota modern </p><p> Solo atau Surakarta sudah dikenal sebagai kota yang berbudaya, tetapi kini kota itu berkembang menjadi kota modern. Hal itu dapat dibuktikan dari pencapaian dan pembangunan di kota Solo salah satunya saat Solo masuk jajaran 10 kota pintar (smart city) yang ada di Indonesia.</p><p>Dengan konsep kota pintar, Solo mengintegrasikan penerapan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di berbagai aspek mulai dari sektor sosial hingga ekonomi.</p><p>Salah satu langkah yang diambil untuk mendukung kota pintar tersebut di Solo ialah dengan menghadirkan ruang publik kreatif bernama Solo Technopark.</p><p>Solo Techno Park tersebut secara resmi dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto serta Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming. anak muda Kota Solo bisa mengembangkan skill dan kemampuan di sini . Ada meeting room para anak muda dari kampus UNS, ISI maupun Akademi Tekstil. </p><p>Mahasiswa-mahasiswa lainnya juga bisa berkumpul menyalurkan ide dan kreativitas di hub- hub yang telah tersedia. Kawasan Sains dan Teknologi Solo Technopark kini terdiri dari fasilitas- fasilitas baru berupa lapangan basket, lapangan futsal dan area air mancur yang dapat diakses oleh warga Solo secara cuma-cuma.</p><p>Pada revitalisasi tahap pertama ini, Shopee berkontribusi dalam menyediakan sejumlah fasilitas baru. Fasilitas tersebut merupakan area komunal yang dapat digunakan untuk berekreasi menciptakan inovasi, maupun penyelenggaraan berbagai macam kegiatan di antaranya boulevard air mancur, lapangan basket, serta lapangan futsal.</p><p>Selain sejumlah area komunal untuk berekreasi, Shopee juga berkontribusi menyerahkan dua fasilitas pendukung warga Solo untuk berinovasi melalui teknologi yakni Gedung Sembrani dan Gedung Gumarang.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5aRWwm-2voPJoxxzpwR9sazS4Ad-Edsd6XeUyFu9TSYlLaKe0-b04CKaCMOU7o3nwfFekNzxSGuWyledlX8q_KXabo7LOh0pLNIZBXKwDQZvV7Jxa6c7NqlHkrObM3NZz3OFi2-dSE0TjVZJfJWefpwtA5iaSe89SV1zh5Q-UPmIsf46vzfibReYV/s1080/IMG_20231226_211601.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="880" data-original-width="1080" height="261" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5aRWwm-2voPJoxxzpwR9sazS4Ad-Edsd6XeUyFu9TSYlLaKe0-b04CKaCMOU7o3nwfFekNzxSGuWyledlX8q_KXabo7LOh0pLNIZBXKwDQZvV7Jxa6c7NqlHkrObM3NZz3OFi2-dSE0TjVZJfJWefpwtA5iaSe89SV1zh5Q-UPmIsf46vzfibReYV/s320/IMG_20231226_211601.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Penampakan Solo Techno Park (dok.antara)</td></tr></tbody></table><p><br /></p><p>Gedung Sembrani diperuntukkan sebagai tech hub sebagai ruang untuk melakukan riset, pengembangan teknologi dan inovasi. Sementara Gedung Gumarang diperuntukan sebagai gedung kantor Shopee yang digunakan sebagai pusat perkantoran, untuk menyediakan dukungan yang berkesinambungan bagi pertumbuhan UMKM lokal di Solo dan sekitarnya. Ruang publik tersebut siap menjadi tempat untuk mencetak SDM digital yang berkualitas sejalan dengan program percepatan transformasi digital nasional.</p><p>Kota Surakarta memiliki peran strategis dan ini menjadi kota industri kecil menengah, kota jasa dalam 15 tahun terakhir dan tentunya bahwa pertumbuhannya bisa mencapai 5,8 persen.</p><p>Secara khusus nantinya ruang publik yang merupakan kawasan sains dan teknologi milik Pemerintah Kota Solo itu difungsikan untuk mengembangkan inkubasi bisnis, pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan lebih inovatif. Fasilitas yang telah ditingkatkan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM dan industri kreatif untuk mengembangkan ide, membangun jaringan, hingga saling berbagi ilmu antar komunitas.</p><p>Karena di ruang publik ini masyarakat bisa mengakses co-working space yang dilengkapi fasilitas jaringan internet secara gratis. Ruang publik kreatif dengan fasilitas yang mumpuni seperti Solo Techno Park, tentu diharapkan dapat memicu kegiatan komunitas atau masyarakat yang dapat berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi kreatif, kesenian, juga sosial budaya.</p><p>Perlu area khusus untuk anak-anak</p><p>Satu hal tak kalah penting dan yang perlu diperhatikan oleh Gibran adalah bahwa Solo Techno Park belum menyediakan ruang untuk anak-anak. Sejauh ini baru memberikan fasilitas lengkap untuk anak-anak muda, remaja dan mahasiswa. Padahal anak-anak kelak juga menjadi penerus bangsa. </p><p>Anak-anak harus diberi kesempatan untuk mengenal dan mengetahui teknologi sejak dini. Perkembangan teknologi begitu pesat, anak-anak lebih mudah dalam menyerap pelajaran teknologi. Dengan begitu, daya tarik teknologi akan menumbuhkan kreativitas dan inovasi pada diri anak-anak. Lihat saja, banyak anak-anak cerdas dari berbagai belahan dunia telah mampu menciptakan sesuatu yang dapat digunakan oleh manusia.</p><p>Masa depan yang kelak didominasi oleh teknologi, harus dapat dikendalikan oleh anak-anak yang memang telah paham teknologi. Mereka yang akan menjadi penopang bangsa dan negara Indonesia. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZDyap4CYLGyPnd6evQZpopdcRXCmNGBRIqGiwIojUy3Eu8_B-8w8Wfaq7dVuqNx0wN507MmSR1H4yCf4stYaI38pcrLR3pqjCxcKvBG7m6olpNnYK4hzKXd4bJZY1YjmLWaCmQmRPaNTybqtmlsI9Gps7c1y5HOx3FCP9pUTCupcVxDiUJ3cNqbwB/s938/IMG_20231227_083527.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="938" data-original-width="822" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZDyap4CYLGyPnd6evQZpopdcRXCmNGBRIqGiwIojUy3Eu8_B-8w8Wfaq7dVuqNx0wN507MmSR1H4yCf4stYaI38pcrLR3pqjCxcKvBG7m6olpNnYK4hzKXd4bJZY1YjmLWaCmQmRPaNTybqtmlsI9Gps7c1y5HOx3FCP9pUTCupcVxDiUJ3cNqbwB/s320/IMG_20231227_083527.jpg" width="280" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gibran Rakabuming Raka (dok.ig.prabowo)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-91669134701160409672023-12-16T22:35:00.000-08:002023-12-19T00:34:53.859-08:00Memintarkan Diri Dengan Kredit Pintar <p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKOaBiPOKU04Jupazrh-AolzJcehlwy2QOy1sz9TQ4rMBw40evswsnh3b7LEhENDWx9UGcU95MhqgKqhjjIIqxpt0sObzMJ2uB4QvWfY2juufF7hjZ3srvaBXtk7es1XNC57kw9O5UgnJrgON4RNxmgABAm-rFCBTw0vUUBxtYHQhv8YGDddEXqeEu/s8160/IMG20231217111113.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="8160" data-original-width="6144" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKOaBiPOKU04Jupazrh-AolzJcehlwy2QOy1sz9TQ4rMBw40evswsnh3b7LEhENDWx9UGcU95MhqgKqhjjIIqxpt0sObzMJ2uB4QvWfY2juufF7hjZ3srvaBXtk7es1XNC57kw9O5UgnJrgON4RNxmgABAm-rFCBTw0vUUBxtYHQhv8YGDddEXqeEu/s320/IMG20231217111113.jpg" width="241" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kelas pintar bersama kredit pintar (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Akhir-akhir ini banyak kasus pinjol (pinjaman online) yang mencuat. Bahkan telah mengakibatkan beberapa orang nekad bunuh diri karena tak sanggup mengembalikan utang pinjol. Mereka memiliki profesi beragam, ada yang berprofesi guru hingga mahasiswa. Mengapa hal itu terjadi? Mereka yang terjebak utang pinjol, rerata tidak mengetahui apakah lembaga pinjol tersebut legal dan terdaftar di OJK. </p><p>Saya penasaran juga, bagaimana jika ada orang yang terdesak membutuhkan dukungan keuangan dan ingin melakukan utang pinjaman online? Tentu kita harus mempelajari dan mengetahui lembaga-lembaga perbankan atau keuangan yang layak dipercaya serta kredibel. Supaya kelak tidak menyulitkan di kemudian hari. </p><p>Beruntung saya mendapatkan kesempatan mengikuti kelas pintar bersama kredit pintar. Bertempat di Connectinc, Cipete Selatan, saya dan beberapa rekan blogger belajar mengenal tentang pinjaman online yang direkomendasikan oleh OJK. Acara ini dibawakan oleh Akhmad Abdillah.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivyzbCkWKgbbtUkTiqBPTKqiJgrgEEnm9SQvTsIXJbM5-O5sVnQu2dmqhChw8rnV3xyOJIeHwfx_TMCkf5F2XyCo6IhQQoxd-HRJLl0E7KSH_zIHSlh7hrDMyGops6M4qtNv6pZaIZejqvct3t1HiF3dsc2mnhGe8MsYW89Yr3sqLGQnH3GJ_tACxL/s1350/IMG-20231211-WA0010.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1350" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivyzbCkWKgbbtUkTiqBPTKqiJgrgEEnm9SQvTsIXJbM5-O5sVnQu2dmqhChw8rnV3xyOJIeHwfx_TMCkf5F2XyCo6IhQQoxd-HRJLl0E7KSH_zIHSlh7hrDMyGops6M4qtNv6pZaIZejqvct3t1HiF3dsc2mnhGe8MsYW89Yr3sqLGQnH3GJ_tACxL/s320/IMG-20231211-WA0010.jpg" width="256" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kelas pintar bersama kredit pintar (dok.kredit pintar)</td></tr></tbody></table><br /><p>Mas Puji Sukaryadi, Brand Manager Kredit Pintar menjadi pembuka acara kelas pintar. Iya menekankan pada perbedaan pinjaman online yang legal dan ilegal. Pinjaman online legal, jelas terdaftar pada lembaga OJK (Otoritas Jasa Keuangan), sedangkan pinjaman online ilegal tidak terdaftar pada lembaga tersebut. </p><p>Pinjaman online </p><p>Lebih lanjut mengenai pinjaman online Kredit Pintar dipaparkan oleh Arsya Helmi, Regulatory Compliance Kredit Pintar. Menurut Arsya, pinjaman online ini kita tidak hanya sebagai pihak yang bisa meminjam tapi kita juga bisa menjadi pihak yang memberikan pinjaman. Jadi , mempertemukan antara penerima dan pembeli dana.</p><p>" Kita juga bisa berperan sebagai pemberi tapi resikonya adalah pinjaman itu tidak dibayar atau terlambat dibayar," kata Arsya Helmi.</p><p>Pinjaman online ini juga memiliki batas dalam pengadaan bunga dimana per Januari 2024 nanti batas pinjaman online itu bunganya adalah 0,3% per hari dan juga keterlambatan maksimum, adalah total pengembalian maksimal itu sebesar 100% dari pokok pinjaman. Jadi kalau kita menggunakan pinjaman legal 1 juta, maksimal pengembalian kita setelah semua dihitung dengan keterlambatan dan segalanya 100%, kita bayar kepada pihak balik adalah 2 juta. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgekmDAeQns00xcohrsCkPVc5dizmNYYMlyOwj2-ZpVZPoNvst4Y_22wBwey7IMD36PWzi-3AwURAqto7ZFiCYuXQ_Kvi9MpZ7N0ReSzEspwze6P8DMIgRiDOJmIBA7Me2EvkRYWKIutZ_e5fFUUCOZvpY6UbCATkQm8-ZVD8jvSY9WDQFlCtMydNSx/s8160/IMG20231217111104.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="8160" data-original-width="6144" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgekmDAeQns00xcohrsCkPVc5dizmNYYMlyOwj2-ZpVZPoNvst4Y_22wBwey7IMD36PWzi-3AwURAqto7ZFiCYuXQ_Kvi9MpZ7N0ReSzEspwze6P8DMIgRiDOJmIBA7Me2EvkRYWKIutZ_e5fFUUCOZvpY6UbCATkQm8-ZVD8jvSY9WDQFlCtMydNSx/s320/IMG20231217111104.jpg" width="241" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Arsya Helmi (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="text-align: left;">Satu hal yang harus diperhatikan peminjam adalah harus mendapatkan informasi akurat tentang produk kita butuhkan. Misalnya kita mengambil pinjaman ini berapa bunganya, berapa cicilan perbulannya, apa saja syarat dan ketentuannya. Sedangkan perusahaan pinjaman online ilegal tidak mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh OJK. </span></div><p>Pada kredit pintar, harus memberikan anda aturan keterbukaan informasi. Kalau kita meminta informasi apapun itu harus ada . Kalau kita lakukan dengan kontrak, misalnya proyektor kredit, harus akurat tambahan bunganya atau mungkin nanti ketika ada keterlambatan dan masalah lain akan ada tambahan komponen biaya sehingga pengembalian itu tinggi. sekali gitu karena kenapa Kita harus ikut dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan.</p><p>Peraturan berikutnya adalah cara penagihan sesuai standar-standar penagihan. Orang-orang yang melakukan penagihan itu harus tersertifikasi. Di dalam aturan-aturan ini, hanya boleh menghubungi melakukan pendakian melakukan penagihan dari jam delapan pagi sampai jam 6 sore. Di luar itu sudah tidak boleh lagi. Bahasa yang digunakan itu sangat dibatasi, tidak boleh kasar, tidak boleh bahasa yang menekan atau mengancam. </p><p>Kebanyakan pinjaman online ilegal tidak memiliki alamat yang jelas. Bahkan ada yang beralamat di luar negeri. Padahal salah satu ketentuan dari OJK adalah memiliki kantor yang jelas dan bisa dibuktikan. Begitu pula dengan website yang digunakan adalah website resmi yang bisa dilacak keberadaannya. </p><p>Kredit pintar bisa dicek ke website download aplikasi. Di situ tertera kantornya ada di mana saja. Kita bisa langsung datang ke kantor kredit pintar dan akan dilayani dengan baik. Semua orang bisa menyampaikan keluhan atau pengaduan. Sementara yang ilegal itu pasti jelas keberadaannya. Dia menawarkan pinjaman di Indonesia, tetapi lokasinya di Hongkong a di negara lain. </p><p>Membangun UMKM ala fotografer </p><p>Nita Kurnia, dikenal sebagai fotografer anti mainstream. Dia kerap ditugaskan memotret di daerah konflik dan terpencil. Wanita yang hobi naik gunung ini memang memiliki keberanian dan semangat yang tak kalah dengan kaum pria. </p><p>Namun di masa pandemi Covid 19 yang lalu, Nita Kurnia juga mengalami penurunan job yang drastis sehingga ia mencari akal bagaimana bisa bertahan. Lantas ia mendapat ide untuk membangun UMKM di bidang perkopian. Kebetulan ia juga hobi minum kopi.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo2Tq6hYAKxHahqTgKrRhwrowDBNlfII14PhSMQ8NN7WiLLm3UCvr6hvWVm70h3zhb4v-gvjK4N7u5QAYyFw1Q5yRiHqgd3pYrl7ImmzGLycDw6f4GNopIMYsm0opZE9YMlVmYe_Ag1nF59wqSLFu3fKBHDV-sbiuIxOsIwaZkVYUxmBeeybVBDDTf/s8160/IMG20231217114232.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="8160" data-original-width="6144" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo2Tq6hYAKxHahqTgKrRhwrowDBNlfII14PhSMQ8NN7WiLLm3UCvr6hvWVm70h3zhb4v-gvjK4N7u5QAYyFw1Q5yRiHqgd3pYrl7ImmzGLycDw6f4GNopIMYsm0opZE9YMlVmYe_Ag1nF59wqSLFu3fKBHDV-sbiuIxOsIwaZkVYUxmBeeybVBDDTf/s320/IMG20231217114232.jpg" width="241" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nita Kurnia (dok.pri)</td></tr></tbody></table><p><br /></p><p>Maka Nita Kurnia merintis usaha kopi keliling. Kalau di Jakarta dikenal dengan sebutan starling (Starbucks keliling), sedangkan di Bogor, tempat Nita bermukim, usaha itu dinamakan kopling. Dia pun mengajak siapapun yang mau bergabung.</p><p> Bagi siapa saja yang punya motor silakan daftar. Sebagian diberi modal, kerjasama dengan beberapa teman, juga dengan sponsor. Usaha ini mendatangkan penghasilan yang lumayan, padahal cukup mudah mengerjakan. Toh yang dijual adalah kopi sachet yang banyak tersedia di warung atau minimarket. </p><p>Setorannya lumayan juga meskipun kopinya kopi sachet. Mereka yang punya motor, mau berusaha keliling kopling silakan daftar. Saya buatkan setorannya per minggu itu 500.000 ribu. </p><p>Kalau mau sekarang ini yang diutamakan adalah kebutuhan makanan dan minuman. 70% pertumbuhan pedagang makanan dan minuman itu rata-rata karena desakan ekonomi waktu covid 19. Banyak orang yang jatuh bangkrut atau kena PHK di masa pandemi. Namun kita tidak boleh menyerah, tetapi harus mencari solusi. </p><p>" Cafe saya tutup, mau bagaimana lagi memang keadaannya seperti itu," cerita Nita. Akhirnya dia mendapatkan ide membuat kopling (kopi keliling). Tidak usah gengsi, kita harus mau berusaha.</p><p>Selain kopling, produk-produk UMKM lain yang dijalankan Nita Kurnia adalah sambal honje (kecombrang) dengan kemasan 250 gram dan 100 gram. Dengan usaha ini, Nita menganggap dirinya digaji tiap minggu. Kalau harganya Rp50.000 dia harus dapat klien 20 orang, berarti 20 kali 50 , berapa yang dia harus dapat. </p><p>Menurut Nita, kita bukan pekerja yang digaji bulanan tapi kita menggaji diri kita sendiri atas kemauan kita sendiri. Lalu ada paket Jumat berkah, ditawarkan ke perusahaan-perusahaan. Dia juga menawarkan ke perorangan, ke teman dan tetangga. Jumat berkah bersama satu paket saya jual Rp.15.000- Rp20.000. Misalkan ada yang cuma punya uang Rp. 15.000 dua orang berarti kan digabung jadi Rp.30. 000,- itu sedekahnya sama-sama. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFM4YCTw6s4JLvZ_7Zt8SrGTJvg581IWE9vead5LnQRKjtobaFzREzbvpCSpIxT1lCbtMcGiCtISPYMvYozTEiH46QvYqjv3PGFCpHYNk4hDzscrOIRlH0pPN7O1NRjkqX0v1lJeGQLmzvNL-_mz1is0U_XtA8Lf1_pJRS1YnHgJCEzvdNk5wsG-sR/s4624/IMG20231217130916.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4624" data-original-width="3468" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFM4YCTw6s4JLvZ_7Zt8SrGTJvg581IWE9vead5LnQRKjtobaFzREzbvpCSpIxT1lCbtMcGiCtISPYMvYozTEiH46QvYqjv3PGFCpHYNk4hDzscrOIRlH0pPN7O1NRjkqX0v1lJeGQLmzvNL-_mz1is0U_XtA8Lf1_pJRS1YnHgJCEzvdNk5wsG-sR/s320/IMG20231217130916.jpg" width="240" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Saya mengikuti kelas pintar (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-40461128686575995722023-12-02T18:56:00.000-08:002023-12-02T20:25:35.358-08:00Potensi Disabilitas Dalam Pemilu 2024<p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFTVJPID_WAs8Nd3pikqIVQ2l-iceCBYa0A9wltjozU4EkKaZZBfpdkKAOSRMyC-azDrOLaaMmt4WkSjIOGz_GZEncmMjtscBVDlBE0eIAKMxcpapPLkgVggsd853vrCM4lRqHDkVBZoOUluGb2UB-U3CK56JPacetH7W7PuU-GVPEh0mGO-GV3MYA/s1350/IMG-20231127-WA0019.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1350" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFTVJPID_WAs8Nd3pikqIVQ2l-iceCBYa0A9wltjozU4EkKaZZBfpdkKAOSRMyC-azDrOLaaMmt4WkSjIOGz_GZEncmMjtscBVDlBE0eIAKMxcpapPLkgVggsd853vrCM4lRqHDkVBZoOUluGb2UB-U3CK56JPacetH7W7PuU-GVPEh0mGO-GV3MYA/s320/IMG-20231127-WA0019.jpg" width="256" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Diskusi Pemilu bersama KBR dan NLR (dok.kbr)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Tak terasa tinggal hitungan hari kita akan melaksanakan Pemilihan Umum. Hajat besar demokrasi lima tahun sekali yang memberikan kesempatan pada setiap Warga Negara Indonesia untuk memilih wakil-wakil di DPRD/DPR. Selain itu juga untuk memilih calon pemimpin masa depan, Presiden dan Wakil Presiden. </p><p>Pemilu adalah hak dan kewajiban rakyat Indonesia. Hal ini termaktub dalam UUD 1945; Sesuai dengan ketentuan Pasal 22E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR, Anggota DPD, serta anggota DPRD diselenggarakan berlandaskan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.</p><p>Jelas bahwa hak dan kewajiban itu berlaku untuk semua warganegara Indonesia tanpa kecuali, termasuk mereka yang menyandang disabilitas. Mereka berhak memilih dan dipilih dalam Pemilu. Karena itu, kesempatan ini jangan sampai dilewatkan. Penyandang disabilitas dapat menggantung harapan untuk hidup yang lebih baik setelah Pemilu. </p><p>Nah, banyak yang abai terhadap hak dan kewajiban penyandang disabilitas. Mereka seakan tidak dilirik oleh lembaga manapun. Padahal disabilitas merupakan kelompok potensial dalam pemilu. Baik sebagai konstituen maupun calon legislatif. </p><p>Bagaimana dengan para penyandang disabilitas sendiri? Terutama mereka yang menjadi pemilih pemula ketika usianya menginjak remaja atau 17 tahun. Seberapa antusiasme mereka ketika menghadapi pemilu. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvoDqD41DIw291xYlPNfWTsi-DVPM5wJBDHIQlHogqpuuNs2vfFdszrUq0e8c9GGnaJPl0bYIXwZYO0FGUs8ZcbHDKq8f63tFA5h4SvCB2F2-lkOBM3EFCMHuafxVLLdOvkru9l5vD8E0p1iiWAHAClaqyCad26t43h7ytXUlKFeKGGYh5RGl8g-rx/s1220/IMG_20231203_100847.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="792" data-original-width="1220" height="208" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvoDqD41DIw291xYlPNfWTsi-DVPM5wJBDHIQlHogqpuuNs2vfFdszrUq0e8c9GGnaJPl0bYIXwZYO0FGUs8ZcbHDKq8f63tFA5h4SvCB2F2-lkOBM3EFCMHuafxVLLdOvkru9l5vD8E0p1iiWAHAClaqyCad26t43h7ytXUlKFeKGGYh5RGl8g-rx/s320/IMG_20231203_100847.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rizal Wijaya (SS, dok.pri)</td></tr></tbody></table><p><br /></p><p>Inilah yang disorot oleh KBR dan NFR. Untuk memahami hal itu, maka diselenggarakan diskusi melalui live streaming di YouTube pada hari Selasa, 28 November yang lalu. Beruntung saya mengikuti acara yang menarik ini. Rizal Wijaya dari KBR sebagai moderator, menghadirkan dua narasumber Kenichi Satria Kaffah, remaja penyandang disabilitas, dan Noviati, S.IP dari Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat (PPRBDM).</p><p>Tantangan disabilitas </p><p>Noviati, aktif dalam isi pemberdayaan disabilitas sejak tahun 1978. Dia menyoroti berbagai hambatan yang dihadapil oleh remaja dengan disabilitas dalam Pemilu. Masyarakat (PPRBDM), melalui program untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.</p><p>Menurut Noviati, salah satu tantangan utama adalah akses kesehatan yang minim, terutama bagi pasien kusta disabilitas. Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumber Daya Prioritas Anak Disabilitas Indonesia (PADI), telah berupaya memberikan wadah pembelajaran dan koordinasi. </p><p>Perlu diketahui, semenjak tahun 2012, Pusat Pengembangan danPPRBDM) bersinergi dengan NLR Indonesia untuk memperluas pendampingan Prioritas Anak Disabilitas Indonesia (PADI). Disabilitas, tidak hanya berfokus pada aspek difabel dan OYPMK di berbagai daerah, seperti Kabupaten Tegal, Blora, dan Brebes. Program sebagai forum bagi orang tua dan anak kesehatan, tetapi juga memberikan pelatihan dalam bidang sosial budaya, olahraga, dan seni.</p><p>Suatu kenyataan yang memprihatinkan bahwa penyandang disabilitas masih sulit masuk dalam dunia kerja. Keluhan-keluhan dari para penyandang disabilitas membuat mereka terbatas dalam mengekspresikan diri. Berbagai persyaratan yang membuat mereka tidak dapat dan sulit diterima di dunia kerja. Dalam dunia kerja saja banyak yang menghadapi berbagai hambatan.</p><p>Suara disabilitas </p><p>Lalu bagaimana dengan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam pemilu? Inilah pendapat dan pandangan dari seorang penyandang disabilitas.</p><p>Kenichi Satria Kaffah, remaja dengan disabilitas netra. Meskipun telah kehilangan penglihatan secara total sejak kelas 7, tak menyurutkan semangat Kenichi untuk terus belajar dan menimba ilmu. Kini status Kenichi adalah sebagai mahasiswa. Kenichi ,aktivis disabilitas dan terlibat dalam advokasi hak-hak disabilitas. Kali ini, ia akan mengalami sebagai remaja disabilitas dalam proses pemilihan umum. </p><p>Kenichi mengakui banyak teman-teman disabilitas yang apatis dalam memandang pemilu. Kenichi menyarankan, perlu edukasi, penyuluhan, dan pelatihan tentang visi misi, serta masa depan Indonesia. Meskipun ada undang- undang dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) penyandang disabilitas, implementasinya masih belum maksimal.</p><p>“Hak politik penyandang disabilitas telah dijamin dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 13 yang mengatur tentang hak politik untuk penyandang disabilitas, dimana salah satunya adalah memberikan hak dan kesempatan yang sama untuk dapat ikut berpartisipasi politik dalam pemilu."</p><p>Sayangnya pemerintah dan lembaga terkait kurang peduli terhadap kebutuhan akses bagi penyandang disabilitas agar lebih mudah berpartisipasi dalam pemilu. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian pada pemilu mendatang. </p><p>Berdasarkan pengalaman pada Pemilu sebelumnya, Kenichi mengutarakan bahwa lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) seringkali tidak dapat diakses oleh disabilitas. Meskipun sudah dipetakan satu bulan sebelumnya, kondisi TPS tidak selalu mendukung aksesibilitas. </p><p>Untuk mengatasi hal ini, Noviati menekankan pentingnya pelaporan melalui posko pengaduan dan kepada Bawaslu jika ada ketidaksesuaian.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih1SihZ8qXqNrv6_tB2ssV5Atv-FSjQ3BYqJnda1HsRcLsTpCqGmPE-xBLugy47zA2Wj36TG2u7R_P80adU1PrcXk1p6Pw0j12i9be__AglALURGCcnz5CmeAY1sZ27c0TkSzdGLAP0Umk8Ln637AqLceRVNWDxnnja0jYuMNoMDmmAEnqBH99Zop8/s1393/IMG_20231203_100907.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="850" data-original-width="1393" height="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih1SihZ8qXqNrv6_tB2ssV5Atv-FSjQ3BYqJnda1HsRcLsTpCqGmPE-xBLugy47zA2Wj36TG2u7R_P80adU1PrcXk1p6Pw0j12i9be__AglALURGCcnz5CmeAY1sZ27c0TkSzdGLAP0Umk8Ln637AqLceRVNWDxnnja0jYuMNoMDmmAEnqBH99Zop8/s320/IMG_20231203_100907.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Acara diskusi KBR NLR (ss.dok.pri)</td></tr></tbody></table><p><br /></p><p>Peran serta masyarakat umum</p><p>Keadaan yang dialami oleh teman-teman disabilitas tentunya menjadi perhatian kita semua. Tak ada salahnya jika semua anggota masyarakat memberikan dukungan kepada mereka agar bisa meminimalisir hambatan dalam melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia. </p><p>Karena itu, alangkah baiknya kita, turut membantu penyediaan akses bagi penyandang disabilitas dengan mengimbau serta mengingatkan lembaga-lembaga terkait untuk menyediakan kebutuhan mereka. Ini juga sebagai bukti bahwa mereka bukan kelompok marginal, yang hanya dianggap sebagai pelengkap. Mereka adalah juga Warga Negara Indonesia yang kedudukannya sama di mata hukum dan negara. </p><p>Sosialisasi bisa dilakukan secara door to door, atau melalui pertemuan-pertemuan di balai desa. Selain itu juga dapat disebarkan lewat media mainstream dan media sosial. Ingatlah, suara mereka sangat berarti untuk turut andil dalam membangun negeri ini. </p><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-74949999090172069092023-11-23T05:58:00.000-08:002023-11-23T07:23:25.835-08:00Produk UMKM Melesat Berkat Bantuan BRI<p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzVKQrCP3ujju4GlUNwpCq5NMkyJdZFE4HdHqs9F5U-3-8-oZ68RW7mczFMEY3Z6L4QvpXMAPcE9ap-OFyirqXVV-1HB1_FucKwWVOUSQwQq1OPm8ihbb4O2zg7AvWHoGkOrsRbzgW_mSyzdffoeVBSvuX_ikt4FMABjgv5eIJ_dK7GySlUSLmWN5J/s847/IMG_20231123_203802.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="569" data-original-width="847" height="215" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzVKQrCP3ujju4GlUNwpCq5NMkyJdZFE4HdHqs9F5U-3-8-oZ68RW7mczFMEY3Z6L4QvpXMAPcE9ap-OFyirqXVV-1HB1_FucKwWVOUSQwQq1OPm8ihbb4O2zg7AvWHoGkOrsRbzgW_mSyzdffoeVBSvuX_ikt4FMABjgv5eIJ_dK7GySlUSLmWN5J/s320/IMG_20231123_203802.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Produk sepatu unik binaan BRI (dok.bri)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Kekuatan ekonomi Indonesia sebenarnya bukan pada perusahaan-perusahaan besar. Hal ini terbukti ketika negeri kita ini dilanda pandemi Covid 19. Indonesia bisa bertahan berkat pelaku usaha skala kecil dan menengah. Bahkan banyak usaha yang tumbuh menjadi besar di masa pandemi. </p><p>Namun tentu saja keberhasilan itu bukan sim salabim atau sulap. Selalu ada faktor yang mendorong pelaku usaha agar tetap gigih maju terus. Sektor keuangan adalah salah satu faktor yang menentukan. Karena itu, dukungan perbankan sangat diperlukan. </p><p>Bank yang paling peduli kepada pelaku UMKM adalah BRI (Bank Rakyat Indonesia). Sesuai dengan namanya, BRI selalu dekat dengan masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Satu fakta yang tak terbantahkan, BRI adalah satu-satunya bank yang bisa kita dapati di pedesaan, bahkan tempat terpencil. </p><p>Membina UMKM</p><p>BRI tidak hanya memberikan bantuan dana kepada para pelaku UMKM. Kita tahu BRI banyak mengucurkan kredit ringan sehingga terjangkau oleh pelaku usaha skala kecil maupun menengah. Tetapi BRI tidak melepas begitu saja, melainkan membimbing pelaku usaha sampai mereka berhasil. </p><p>BRI menyadari bahwa tidak setiap pelaku usaha mempunyai pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis. Banyak orang yang masih terhitung sebagai pemula, mencoba membuka usaha untuk bertahan hidup. Keberhasilan tidak cukup dengan tekad yang kuat. Mereka harus tahu semua tantangan yang dihadapi. </p><p>Sesungguhnya UMKM di Indonesia telah memiliki modal dasar yang kuat. Antara lain, sumber daya manusia dan bahan baku yang mudah di dapat. Apalagi sekarang, banyak orang yang kreatif dan inovatif menciptakan sesuatu. Inilah yang dibidik oleh BRI. </p><p>Maka BRI menurunkan para ahli di bidangnya untuk membimbing para pelaku usaha skala kecil maupun menengah. Mereka dibina dan diarahkan dengan baik agar semakin paham seluk-beluk bisnis sehingga meminimalisir risiko kegagalan. Terutama dalam bidang marketing atau pemasaran. Sebab pada umumnya UMKM tinggi dalam kreativitas tapi rendah dalam pemasaran. </p><p>Produk yang laris adalah produk yang menarik. Banyak produk yang sejenis, karena itu setiap produk harus memiliki keunggulan. Masyarakat akan tertarik pada produk yang unik dan berkualitas. Di sinilah dibutuhkan kemampuan entrepreneur dari pelaku usaha. Mereka dirangsang untuk terus menciptakan inovasi, di sisi lain harus pandai mencari celah agar menarik minat konsumen. </p><p>"Sebenarnya kualitas produk UMKM Indonesia mampu bersaing dengan produk luar negeri. Bahkan, kreasi produk buatan UMKM Indonesia bisa dibilang lebih unggul dibanding pemain lain di pasar global. Karena itu, yang harus dilakukan selanjutnya adalah bagaimana agar potensi UMKM ini bisa dimaksimalkan. Selain itu juga meningkatkan literasi mereka supaya paham caranya masuk pasar ekspor serta melakukan pemasaran yang lebih masif lagi baik di dalam atau luar negeri," ujar Direktur Bisnis Mikro BRI Supari pada suatu kesempatan. </p><p>Tugas BRI tentu sangat berat dalam membina UMKM. Namun selama puluhan tahun BRI berhasil membuktikan bahwa tidak ada kerja yang sia-sia. Sudah lebih dari 500 UMKM binaan yang kemudian tumbuh pesat menjadi raksasa. Dari yang cuma lokal hingga ekspansi ke luar negeri. </p><p>Satu hal yang harus diperhatikan, pelaku UMKM di Indonesia harus pandai beradaptasi dalam pemasaran dan bertransaksi sesuai perkembangan zaman. Mereka tak perlu takut menggunakan teknologi dalam berkegiatan sehari-hari, karena jaminan keamanan setiap transaksi digital sudah dijamin apalagi jika UMKM melakukannya dengan perantara BRI.</p><p>Barang-barang berkualitas ekspor mendapatkan kesempatan digelar dalam pameran-pameran berskala internasional. Setiap pameran UMKM menghadirkan seluruh kategori produk mulai dari fesyen, makanan dan minuman, kerajinan, dekorasi rumah, serta produk kecantikan. UMKM yang tumbuh besar tentunya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi para pekerja. Dengan sendirinya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. </p><p>Tidak salah jika BRI disebut sebagai <b>pahlawan UMKM</b>, karena bank inilah yang banyak membantu pelaku usaha skala kecil maupun menengah. BRI membantu secara total, dari nol hingga sukses. Pantaslah para pelaku usaha sangat berterimakasih kepada BRI. </p><p>Digitalisasi BRI</p><p>Seiring dengan perkembangan zaman, maka BRI menyesuaikan diri, termasuk melakukan <b>digitalisasi BRI</b>. Bank ini menggunakan teknologi perbankan untuk mempermudah proses transaksi. Agar semua nasabah dapat menggunakannya, BRI tidak lupa melakukan sosialisasi dan bimbingan hingga ke masyarakat pedesaan.</p><p>Mengapa sosialisasi digitalisasi itu penting? Perlu diingat, pembayaran melalui sistem digital mengandung risiko. Contohnya, pembeli saat mau beli barang bisa yakin bahwa pesanannya akan datang setelah transfer uang. Sebaliknya, penjual jangan sampai mengalami pembeli nakal yang tidak membayar jika barang sudah dikirim. BRI berusaha agar antara pembeli dan penjual tak ada satu pun dirugikan. Bahkan di BRI ada yang namanya dispute resolution untuk mengatasi jika ada perselisihan antara pembeli dan penjual. </p><p>Seiring dengan itu, BRI mendorong UMKM berani bertransformasi agar daya saing serta penetrasi pasar mereka bisa berkembang. UMKM tidak perlu ragu masuk ke ranah digital, karena saat ini telah ada banyak penyedia layanan keuangan dan platform daring terpercaya yang bisa digunakan mereka untuk memulai layanan secara daring.</p><p>Sekarang ini BRI telah menyediakan sejumlah platform untuk mendukung transformasi bisnis UMKM. Misalnya dengan membuat laman Pasar.id yang memfasilitasi pedagang di pasar-pasar seluruh Indonesia, kanal Indonesia Mall di marketplace Tokopedia, dan dukungan transaksi menggunakan aplikasi BRImo.</p><p>UMKM yang belum punya rekening bank pun bisa bertransaksi dengan agen BRILink. Kelebihannya, mereka ada di tengah masyarakat. Kalau bicara unicorn di Indonesia, rata-rata melayani 50 juta transaksi dalam setahun. Hebatnya agen BRILink bisa mencapai Rp750 triliun dengan 600 juta transaksi setahun. </p><p>BRI Untuk Indonesia</p><p>Kita pasti bisa menanyakan pada para petani, peternak dan nelayan bagaimana mereka mempercayakan BRI untuk menunjang usaha mereka. BRI ibarat malaikat penolong yang membantu usaha kecil dan menengah. Mereka bisa bertahan dan berkembang berkat bantuan BRI. </p><p>Memang <b>BRI untuk Indonesia</b>. Bank yang dikatakan sebagai bank pelat merah ini merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah untuk membantu rakyatnya. Hal ini merupakan amanah dari UUD 1945, utamanya adalah pasal 33. BRI menjadi instrumen penting dalam memajukan perekonomian rakyat Indonesia. </p><p><br /></p><p><br /></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8nJrnvH6-xPzQ24LZlrkBoGStTH6e4MVCVHp-vzs74XVJhGv73lXoMbN4WeHi24K0mjIGtNZhl-0hLAVNBiyzQJq3GFW8vd9bMwILO7WUdG_MfH85OURP-WjWntWrPSKLJiNEUwdJSkzcfBMj6_qa-bWmuPkRH_hyphenhyphenNILb2h8CNyzZduXZgSNX8fEz/s972/IMG_20231123_203718.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="676" data-original-width="972" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8nJrnvH6-xPzQ24LZlrkBoGStTH6e4MVCVHp-vzs74XVJhGv73lXoMbN4WeHi24K0mjIGtNZhl-0hLAVNBiyzQJq3GFW8vd9bMwILO7WUdG_MfH85OURP-WjWntWrPSKLJiNEUwdJSkzcfBMj6_qa-bWmuPkRH_hyphenhyphenNILb2h8CNyzZduXZgSNX8fEz/s320/IMG_20231123_203718.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kerajinan tangan produk UMKM (dok.bri)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-59412602013252175042023-11-13T00:06:00.000-08:002023-11-13T05:58:46.694-08:00Grand Wisata Bekasi, Hunian Idaman Masa Depan <p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgit9C9gAY3sTt6gJExKfUzUpV2I1MddSShxbsDUCGa2QnVjLvBjtuaYM2hqVryVwfDWBMPw3JeUUJDNwpkni8YnYSRL-FJZEzcrYaK4nWJXZx6iiaSMCgwVAzhr17X31jB0GJkzaicNxte6OKwa2t1s5eYCtV2kyasSmq1cQxzYuq1nD_Zq1rUIpU2/s3615/IMG_20231109_094055.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3615" data-original-width="2543" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgit9C9gAY3sTt6gJExKfUzUpV2I1MddSShxbsDUCGa2QnVjLvBjtuaYM2hqVryVwfDWBMPw3JeUUJDNwpkni8YnYSRL-FJZEzcrYaK4nWJXZx6iiaSMCgwVAzhr17X31jB0GJkzaicNxte6OKwa2t1s5eYCtV2kyasSmq1cQxzYuq1nD_Zq1rUIpU2/s320/IMG_20231109_094055.jpg" width="225" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Aku berada di Grand Wisata Bekasi </td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Aku sudah lama mendengar tentang pembangunan Grand Wisata Bekasi. Kabarnya, ini adalah perumahan paling keren di wilayah Bekasi. Karena itu aku jadi penasaran, seperti apa sih Grand Wisata Bekasi? Beruntung aku mendapat kesempatan berkunjung ke sana berkat undangan Sinar Land, developer dan pengelola real estate ini. </p><p>Bersama teman-teman blogger, pagi-pagi aku berangkat menggunakan bus dari kantor pusat Sinar Mas Land di jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Karena bus lewat jalan tol, tidak berapa lama telah tiba di kawasan Grand Wisata Bekasi. Wow, ternyata cukup dekat dari Jakarta ya. Tidak jauh dari pintu tol. </p><p>Ada gerbang yang megah sebelum masuk kompleks perumahan. Kami langsung menuju gedung Marketing Gallery yang megah dan artistik. Di dalamnya, ada maket master plan dari keseluruhan pembangunan Klasika Grand Wisata Bekasi. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzT6a5AnbrKnxEtl8-JiRdyem6UkamgoZNpLxEG_asdVVnVSzTljIlp1I2sF0lxpzpJUltBFasKghaFc4JR4ZeF_F5mQfAbdqN67dBnZpcZ6xXBo5Zmkyt6naahaefhw9Mx_14kVhUBOGFxH5nfKh9B1luRIpR1YLSstfNquxTPCzIBrxP8Q7fubrK/s1392/IMG_20231110_024626.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1392" data-original-width="741" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzT6a5AnbrKnxEtl8-JiRdyem6UkamgoZNpLxEG_asdVVnVSzTljIlp1I2sF0lxpzpJUltBFasKghaFc4JR4ZeF_F5mQfAbdqN67dBnZpcZ6xXBo5Zmkyt6naahaefhw9Mx_14kVhUBOGFxH5nfKh9B1luRIpR1YLSstfNquxTPCzIBrxP8Q7fubrK/s320/IMG_20231110_024626.jpg" width="170" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hans Lubis, Senior marketing (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Hans Lubis, Senior Marketing & Commercial Sales Manager Grand Wisata Bekasi menyambut kami beserta seluruh staf. Ia menjelaskan secara rinci apa saja yang telah dibangun di sini dan program selanjutnya yang sedang berjalan. </p><p>Tipe Levante</p><p>Kami diajak melihat tipe baru perumahan yang sedang dibangun, yaitu Levante. Kebetulan rumah contoh Levante hanya beberapa meter saja dari gedung Marketing Gallery. Dari luar saja, bangunan rumah tampak menarik dengan perpaduan klasik modern. Pantas saja jika mendapat penghargaan di Golden Property Award 2023. Sinar Mas Land memang jaminan developer yang qualified. </p><p>Klasika Grand Wisata Bekasi memiliki keunggulan yang tidak ada pada perumahan sekelasnya. Antara lain inovasi dan desain yang unik. Kita lihat tipe Levante yang sudah tersedia, merupakan bangunan rumah yang berkualitas dari berbagai segi sehingga patut menjadi hunian keluarga sejahtera. </p><p>Hunian yang nyaman memengaruhi keharmonisan keluarga lho. Dalam rumah yang nyaman, komunikasi antara sesama anggota keluarga lebih intens, sehingga hubungan menjadi hangat, akrab dan penuh kasih sayang. Ini mencegah terjadinya broken home dan perpecahan di dalam keluarga. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgULN9onNv8eIVriRG_IUb_lHvuRbs6Ldo6lwFQMjSgsPhzpE12jPMFv9JAQxqfdmsNi7_OfdXGzytRyRk8BOtmPQV5xfbiYdrS3c4C1cqh4HJkX7CesOPU6fFl1oP5M4IGpYNxlhUKkc70vS7gUcd-hPDNoC2e8XUmFuA_vP7WfvFEauEZu_BDEPGD/s1615/IMG_20231110_025026.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1615" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgULN9onNv8eIVriRG_IUb_lHvuRbs6Ldo6lwFQMjSgsPhzpE12jPMFv9JAQxqfdmsNi7_OfdXGzytRyRk8BOtmPQV5xfbiYdrS3c4C1cqh4HJkX7CesOPU6fFl1oP5M4IGpYNxlhUKkc70vS7gUcd-hPDNoC2e8XUmFuA_vP7WfvFEauEZu_BDEPGD/s320/IMG_20231110_025026.jpg" width="214" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rumah tampak depan (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Rumah Levante yang pertama aku masuki adalah yang berukuran 7x18 meter dengan dua lantai. Lantai pertama berisi ruang tamu, ruang makan, kamar kerja, kamar tidur utama, dapur, kamar mandi kecil di bawah tangga. Di belakang ada halaman yang cukup luas untuk dijadikan taman atau kolam.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHVeqlVuTW226LOwsh11n6W9FxUfN8gudUlLfPHdbHOTk_HMiJBQu51vTJSuToNCdS3sHaVVPUhU5rSZgJFmn0VwLFtTJ83zowL3s5XtfLaKK_EJdu1mLM5vBDJi5Il9LXc018D9hUktOEJOoDfmes6BZelvcwxKMaQ7LSPsWcRRV-mPxAoVT345Q6/s1618/IMG_20231110_024526.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1618" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHVeqlVuTW226LOwsh11n6W9FxUfN8gudUlLfPHdbHOTk_HMiJBQu51vTJSuToNCdS3sHaVVPUhU5rSZgJFmn0VwLFtTJ83zowL3s5XtfLaKK_EJdu1mLM5vBDJi5Il9LXc018D9hUktOEJOoDfmes6BZelvcwxKMaQ7LSPsWcRRV-mPxAoVT345Q6/s320/IMG_20231110_024526.jpg" width="214" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kamar tidur utama (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigsoGsfXVtC7AKEYmZsmmvz28r9XcpJHM1aM5ReFXpTwVZcTUQs9f1MxibwNR5upx-q7AeBtPXHhF6UeKQbDHqBQtGWr16cysXwlMNpQDtqd6KyDU2SJldUY_Mxt4SrU_BncKxXosWG4jBqzz9DYXpL_RNX31jM0Q_Io_086ryKi5imECkRMGUwQfr/s1548/IMG_20231110_024835.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1548" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigsoGsfXVtC7AKEYmZsmmvz28r9XcpJHM1aM5ReFXpTwVZcTUQs9f1MxibwNR5upx-q7AeBtPXHhF6UeKQbDHqBQtGWr16cysXwlMNpQDtqd6KyDU2SJldUY_Mxt4SrU_BncKxXosWG4jBqzz9DYXpL_RNX31jM0Q_Io_086ryKi5imECkRMGUwQfr/s320/IMG_20231110_024835.jpg" width="223" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ruang kerja (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Sedangkan lantai dua terdapat dua kamar untuk anak-anak, satu kamar mandi dan balkon. Kita bisa minum kopi sambil melihat ke luar jendela, melihat taman atau rumah tetangga di belakang rumah. Di bagian depan rumah, bisa dijadikan carport untuk dua mobil. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxCOBJzkisz1tBmyVygZmz6igYQWE25N0ML8C6BUW8evLEXfTTMOqQ3557f74x3Q0MjQ3FZgfVXWajgCtMAUbXp-N1PMqtzwzCYXJblrZlxT8kmxLdSjyUhd-FspbzrdZtkUUA-e7LEzQF1WDvoM9WZ5xniegN5i8loyG8AUSRlNz5SsOKUqweisSH/s1506/IMG_20231110_024540.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1506" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxCOBJzkisz1tBmyVygZmz6igYQWE25N0ML8C6BUW8evLEXfTTMOqQ3557f74x3Q0MjQ3FZgfVXWajgCtMAUbXp-N1PMqtzwzCYXJblrZlxT8kmxLdSjyUhd-FspbzrdZtkUUA-e7LEzQF1WDvoM9WZ5xniegN5i8loyG8AUSRlNz5SsOKUqweisSH/s320/IMG_20231110_024540.jpg" width="229" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kamar tidur anak (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicbKjzBJGzhk-uhC3_j5Q4Vz02aOUGdunXnJ4zHy6hEbR-Sy761dYeQYchTC4_uFZFmBd94oZOegGx7NmD0OnFyJkQpS_pa9CpuowOR89JwDx3sK7Z-hgvLoRcAkN_gjk_svxNvJrfI2zghAU4xHLuzY_vcQpMl4o3tsKLP9GiP_4mTqDSXUHYpBXu/s1413/IMG_20231110_025147.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1413" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicbKjzBJGzhk-uhC3_j5Q4Vz02aOUGdunXnJ4zHy6hEbR-Sy761dYeQYchTC4_uFZFmBd94oZOegGx7NmD0OnFyJkQpS_pa9CpuowOR89JwDx3sK7Z-hgvLoRcAkN_gjk_svxNvJrfI2zghAU4xHLuzY_vcQpMl4o3tsKLP9GiP_4mTqDSXUHYpBXu/s320/IMG_20231110_025147.jpg" width="245" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah satu sudut di taman belakang rumah (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br />Di belakang dapur, terdapat ruang kecil yang bisa difungsikan sebagai kamar ART. Tapi bila tak mempunyai ART, ruang ini bisa juga untuk gudang penyimpanan barang-barang. <br /><p>Sedangkan tipe Levante yang lebih kecil berukuran 6x15 meter. Sekilas tidak banyak bedanya dengan tipe sebelumnya di atas. Halaman depan juga bisa dijadikan carport untuk dua mobil. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1_CYHbWS_kKyDQgHSthokUsDjsXwJilm7lXzDECVyQv7_ZGZwDde3lHJTdMfFYZZByI1h3e6MhT4FwxxR0iKwd6wyIuQWR4I3ZW6l9X-dKyHF6q_qlNKEkx8uZB4ZOa67b0cbwzy5VtBzPt0XwanTByRuqlPrz4aCg3hW1Y84blD9sFerUkXRZro5/s1512/IMG_20231110_024456.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1512" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1_CYHbWS_kKyDQgHSthokUsDjsXwJilm7lXzDECVyQv7_ZGZwDde3lHJTdMfFYZZByI1h3e6MhT4FwxxR0iKwd6wyIuQWR4I3ZW6l9X-dKyHF6q_qlNKEkx8uZB4ZOa67b0cbwzy5VtBzPt0XwanTByRuqlPrz4aCg3hW1Y84blD9sFerUkXRZro5/s320/IMG_20231110_024456.jpg" width="229" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Levante 6x15 (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Jika kita ingin ruang hijau di depan, maka space untuk carport cukup satu saja. Setengahnya dapat diubah menjadi taman.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLZmxD27lA3h2p6IipBKGbYCjGK7qYOqp7dhk9rxv216_xECxki8b18REtcUP08di4r-b3W7XQdexwxuUiMLki7lT9u5ciFxQssRnFFR3v2DYPftVu66vEH7cJ0uiVP0OzN8q6aBGcjbX5-lgWmx4iHTr8KZQIOOvY_obp8fFh_KPHhAZymxUg4UUB/s1602/IMG_20231110_024705.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1602" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLZmxD27lA3h2p6IipBKGbYCjGK7qYOqp7dhk9rxv216_xECxki8b18REtcUP08di4r-b3W7XQdexwxuUiMLki7lT9u5ciFxQssRnFFR3v2DYPftVu66vEH7cJ0uiVP0OzN8q6aBGcjbX5-lgWmx4iHTr8KZQIOOvY_obp8fFh_KPHhAZymxUg4UUB/s320/IMG_20231110_024705.jpg" width="216" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ruang tamu menyatu dengan ruang makan (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Ruang tamu dan ruang makan menyatu. Ini tinggal bagaimana kepiawaian kita dalam menata properti berupa satu set meja tamu dan satu set meja makan. Tak usah kuatir, sekarang banyak furniture berbagai model yang menghemat space.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLBi_EEvjtK1EuKonV6tn2jwzoZ8Y0_qhG87jAwU6XFcROYjhqRyukRXHT3lKQRJSOHpUUvsKrtHPg4XpwAtuBhdZAW1XHbN_UUt0QCDH5T05nOYwC8oMczO4lJCQtAhdBrHAsKcS3iO85S3arc6TcPKtf9rFXT_fsf7y2bmpaxQVLpci2qg60tCfj/s1576/IMG_20231110_024555.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1576" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLBi_EEvjtK1EuKonV6tn2jwzoZ8Y0_qhG87jAwU6XFcROYjhqRyukRXHT3lKQRJSOHpUUvsKrtHPg4XpwAtuBhdZAW1XHbN_UUt0QCDH5T05nOYwC8oMczO4lJCQtAhdBrHAsKcS3iO85S3arc6TcPKtf9rFXT_fsf7y2bmpaxQVLpci2qg60tCfj/s320/IMG_20231110_024555.jpg" width="219" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kamar tidur utama (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Ada satu kamar tidur utama dan dua kamar tidur anak di lantai dua. Sedangkan dapur berbentuk open space, yang bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan. Kalau lebih suka tertutup, bangun dinding untuk membatasi taman di belakang. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5WlDysAHllB3aW9u66wMnMelCXjc6LcxCi19AdOCmfi0GbLD7RGueQxp_MVRoTp2AzvjivWbGK4XFnIJ4JzUM86gKNkW7e81T90eyxU73wbHVIbcm1_Hh19BduZngZp9bPCedyZzcbvPnZm6OHDoGShkjJXPpE03zfbzjW4K1wkPifFc9tsNUbSfa/s1231/IMG_20231110_024811.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1231" data-original-width="747" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5WlDysAHllB3aW9u66wMnMelCXjc6LcxCi19AdOCmfi0GbLD7RGueQxp_MVRoTp2AzvjivWbGK4XFnIJ4JzUM86gKNkW7e81T90eyxU73wbHVIbcm1_Hh19BduZngZp9bPCedyZzcbvPnZm6OHDoGShkjJXPpE03zfbzjW4K1wkPifFc9tsNUbSfa/s320/IMG_20231110_024811.jpg" width="194" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Taman kecil (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Ada taman kecil di belakang yang dapat dimanfaatkan untuk bercengkerama atau minum kopi. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgktMoPYb3yiUZ4MdMFgIdDXNu1_R0JwQi_C2RVzx9oiiuOylinbP5rIGD_tOwHJQIsjVXD-52tjae_obpM2krOodORICtYC6-5yUWBz3IOEi65WXEsxIlDZN958ZrvUOgpc4YoNxSS2BJPuzdgLlHQIax2sK2g0SwGxUEH-wlV1ZVNXPzl3VYD9kja/s1489/IMG_20231110_024607.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1489" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgktMoPYb3yiUZ4MdMFgIdDXNu1_R0JwQi_C2RVzx9oiiuOylinbP5rIGD_tOwHJQIsjVXD-52tjae_obpM2krOodORICtYC6-5yUWBz3IOEi65WXEsxIlDZN958ZrvUOgpc4YoNxSS2BJPuzdgLlHQIax2sK2g0SwGxUEH-wlV1ZVNXPzl3VYD9kja/s320/IMG_20231110_024607.jpg" width="232" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tempat ngopi (dok.pri)</td></tr></tbody></table><p>Di lantai dua, selain kamar tidur anak, juga terdapat space untuk satu set meja kopi. Cocok banget buat kerja online sambil memandang ke bawah. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="text-align: left;">Kita harus menjadi visioner ketika memilih sebuah rumah. Soalnya, rumah adalah aset kehidupan yang nyaman di masa depan. Karena itu wajar jika kita selektif dalam memilih rumah.</span></div><p>Enam hal yang harus dipertimbangkan:</p><p>1. Akses mudah. Lokasinya strategis, dekat dengan stasiun LRT, pintu tol, dan bakal ada akses ke KCIC Halim. </p><p>2. Fasilitas lengkap. Bakal ada mal lengkap yang menyediakan kebutuhan kita. Tempat ibadah untuk semua agama, hingga rumah sakit. </p><p>3. Lingkungan sehat, ada ruang terbuka Hijau, baik itu taman atau lapangan. Pepohonan besar juga ditanam di tepi jalan.</p><p>4. Menunjang kehangatan keluarga. Didesain agar anggota keluarga mudah berinteraksi dan saling berbagi. </p><p>5. Harga yang kompetitif di kelasnya. </p><p>6. Keamanan terjaga dengan one gate system. </p><p>Nah, semua itu dimiliki oleh Grand Wisata Bekasi Iho. Inilah kota mandiri, impian kita semua, yang lokasinya di wilayah Timur. Mumpung belum naik harga di tahun ini, lebih baik segera dipilih untuk investasi masa depan. </p><p>Aku suka banget dengan klaster Levante at Klasika. Ini betul-betul rumah impian di sebuah kota mandiri, seperti BSD. Bedanya lokasi Grand Wisata Bekasi ada di sebelah timur Jakarta. Bagiku Grand Wisata Bekasi sangat layak dijadikan <a href="https://grandwisatabekasi.com/id/">rekomendasi perumahan terbaik di Bekasi.</a></p><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-90376124580660830742023-11-01T05:26:00.005-07:002023-11-02T06:22:49.523-07:00Rela Tersesat di Kampung Labirin Bogor <p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeWz-x1-uf8ROOZdXaDi5hIpO3YN95Xu36YXqSFQZC1hys8zSbfLj22-2d2gEgCXMfC7dt74mKcowYvwbmM3Ur-ndbTzYLtk2EtHeziOLWjYnfh_Ku8W8OgJtW1nCGRJir-9Oi31lUArQ4piz0vL3753MiXXiwYhobCZnM209RN27fv9mwZC6ikahq/s1599/IMG-20231101-WA0034.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1599" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeWz-x1-uf8ROOZdXaDi5hIpO3YN95Xu36YXqSFQZC1hys8zSbfLj22-2d2gEgCXMfC7dt74mKcowYvwbmM3Ur-ndbTzYLtk2EtHeziOLWjYnfh_Ku8W8OgJtW1nCGRJir-9Oi31lUArQ4piz0vL3753MiXXiwYhobCZnM209RN27fv9mwZC6ikahq/s320/IMG-20231101-WA0034.jpg" width="240" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sebuah gang di kampung Labirin (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Seperti apa sih kampung Labirin? Itulah yang ada dalam benak saya ketika mendengar ada kampung bernama itu. Pertanyaan itu segera terjawab ketika saya bersama teman-teman komunitas mendapatkan kesempatan menyusuri gang-gang yang menyerupai labirin pada tahun lalu.</p><p>Kampung Labirin dahulu bernama Kebon Jukut, yang terletak di Babakan Pasar, Bogor Tengah ini menjadi kampung tematik yang diresmikan pada tahun 2018. Sekarang disebut juga sebagai Kampung Berseri Astra Babakan Pasar. </p><p>Ini berkat inisiatif salah satu warga yang ingin mengubah Kampung Kebon Jukut menjadi kampung yang bersih, asri dan berseri, serta dapat dukungan dari Yayasan Astra Honda Motor yang termasuk program CSR Kampung Berseri Astra (KBA). Kemudian mendapatkan dana pembinaan warga melakukan pembenahan rumah.</p><p>Ini adalah kampung yang terselip di tengah kepadatan kota. Jujur kalau saya sendiri ke sini, saya bisa tersasar karena buta jalan di sekitar lokasi. Penjenamaan labirin memang cocok karena gang yang berliku-liku dapat menyesatkan seorang pengunjung. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRlaSOqhJSNRd_b7g8UdulB7i1oMPPmcn5Crlx2HULntnpi3_MbtxkUIpaSQeA_z70JBHHLPdbIrFBlsdknfnjVdMFGt9mxA8-xnJ2HOj-9n1CU7oJEb7e-17Q7EH5ZrcABu3buRqfJXac4vowa1PY0fjvQvUVGPxj0CYPKr0ACA17DDlXwT_Rtfpp/s1720/IMG_20231101_173554.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1720" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRlaSOqhJSNRd_b7g8UdulB7i1oMPPmcn5Crlx2HULntnpi3_MbtxkUIpaSQeA_z70JBHHLPdbIrFBlsdknfnjVdMFGt9mxA8-xnJ2HOj-9n1CU7oJEb7e-17Q7EH5ZrcABu3buRqfJXac4vowa1PY0fjvQvUVGPxj0CYPKr0ACA17DDlXwT_Rtfpp/s320/IMG_20231101_173554.jpg" width="201" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kampung labirin dari jembatan (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Saya masuk dari jembatan yang melintasi tepi sungai Ciliwung. Sebelumnya kami melewati Pulo Geulis yang berada persis di tengah sungai Ciliwung. Setelah menyeberang, maka kita akan tiba di kampung Labirin. Kalau tidak mau tersesat, bisa saja menghubungi pemandu wisata yang sudah cukup profesional seperti Ade Irma dan Eka. </p><p>"Selamat datang di Kampung Labirin," sambut Ade Irma. ""Sebelumnya saya mohon maaf, karena nanti atraksi yang menyambut mungkin tidak lengkap, karena ada Sebagian yang sekolah dan bekerja."</p><p>Dengan penuh keramahan, mereka akan menyapa dan memberikan keterangan. Pengurus kampung, yang juga ketua RW 10, juga sangat antusias jika ada wisatawan yang mau datang berkunjung. Saya terpukau dengan cara bicara Ade Irma yang begitu cepat, dengan wajah yang ceria. </p><p>Pentas seni</p><p>Saya tidak pernah membayangkan bahwa di kampung yang begitu padat ini bisa menyelenggarakan kegiatan seni. Kamu pun dibawa ke sebuah sanggar, tepatnya rumah yang difungsikan sebagai pusat berbagai macam kegiatan. Rumah milik Encep Musa ini tidak besar, teras yang hanya sekitar 2X3 meter ini tempat anak-anak berlatih dan melakukan pertunjukan seni. Di salah satu dinding, terpampang peta kampung Labirin. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdCzxDFpTvxQr6yBrjl7Udl3FrFnjrSwze6QGpBkwwG3oQH2nQc1Fqs6HirkUPF7bXfCI7KjtZSf-Jiu9deUtacpfJwAOfGufvJROQXYuxMOjz017otVMX_pqvEBspUvFY_gQP-I1t2vYYr1mhreuoQIOylfVNOszuef3JoXNJ8lNxWjUT7hMOhDAS/s925/IMG_20231101_180200.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="784" data-original-width="925" height="271" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdCzxDFpTvxQr6yBrjl7Udl3FrFnjrSwze6QGpBkwwG3oQH2nQc1Fqs6HirkUPF7bXfCI7KjtZSf-Jiu9deUtacpfJwAOfGufvJROQXYuxMOjz017otVMX_pqvEBspUvFY_gQP-I1t2vYYr1mhreuoQIOylfVNOszuef3JoXNJ8lNxWjUT7hMOhDAS/s320/IMG_20231101_180200.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Anak-anak berlatih menari (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Ternyata ada musik angklung dan tari-tarian. Mereka memiliki peralatan angklung yang cukup lengkap. Sungguh takjub saya melihat bocah-bocah SD pandai memainkan angklung dengan harmonis. Saya salut dengan Kang Edi yang berhasil melatih mereka dengan baik. </p><p> Selain itu mereka juga menyajikan tarian tradisional Sunda seperti Jaipong. Di mana kita bisa menonton? Halaman sempit, tapi ada semacam gardu yang bisa digunakan duduk-duduk para penonton. </p><p>Di sekitar tempat kegiatan ini, ada lapak-lapak pedagang kecil, pedagang rumahan. Rata-rata menjual makanan kesukaan anak-anak seperti cilok, sosis dan bakso bakar, gorengan, keripik dan sebagainya. Kalau kita membeli, berarti membantu perekonomian keluarga di kampung ini. </p><p>Puas menyaksikan pertunjukan seni, Ade Irma dan rekan mengajak kami menyusuri gang-gang kecil yang tidak akan bisa saya hafal dalam sehari. Oh rupanya inilah labirin itu, membuat saya pusing karena tempatnya berputar-putar. Untung saja ada pemandunya sehingga saya tinggal mengekor di belakang.</p><p>Emping jengkol</p><p>Akhirnya kami tiba di sebuah gang yang dijadikan pusat produksi emping jengkol. Jadi, di sini home industri emping jengkol. Beberapa Perempuan sedang bekerja di depan rumah, memipihkan jengkol hingga tipis. Bau jengkol sangat menyengat, saya yang tidak pernah makan jengkol menjadi tambah pusing. Akhirnya saya menyelamatkan diri dengan menepi ke ujung gang.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVIKM15dWRGdmY75x3f7qxFOFrjHlz82SR6c-Xh-dilAsxQaxkA6kU4FNR7mISSswKdAhK3JWj12OdFzdIOagwZT0emjLbkA-e_X2ct1PfKNvZzh4irCyFRLM2g5f9J8mjuaVCGG4eZhHZlUvLXTiwrPCuWe3I-ZWTuz5sHWuiNQ-EQWER1YuPez2o/s997/IMG_20231101_180235.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="787" data-original-width="997" height="253" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVIKM15dWRGdmY75x3f7qxFOFrjHlz82SR6c-Xh-dilAsxQaxkA6kU4FNR7mISSswKdAhK3JWj12OdFzdIOagwZT0emjLbkA-e_X2ct1PfKNvZzh4irCyFRLM2g5f9J8mjuaVCGG4eZhHZlUvLXTiwrPCuWe3I-ZWTuz5sHWuiNQ-EQWER1YuPez2o/s320/IMG_20231101_180235.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Membuat emping jengkol (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Teman-teman masih mengerumuni dan menyaksikan proses pembuatan emping jengkol. Bahkan beberapa orang dengan senang hati mencicipi emping jengkol yang telah digoreng. Otomatis, mulut mereka bau jengkol deh. Saya harus jauh-jauh dari mereka. Ada juga yang membeli emping tersebut untuk oleh-oleh pulang ke rumah.</p><p>Harga emping jengkol ini murah kok. Hanya lima ribu rupiah perbungkus (plastik). Sangat terjangkau bukan? Tapi harga murah tidak menjamin bakal laris manis, kadang penjualan juga sepi.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl6wpiwI63T80-oAXDCbbqxLR6Z4Zkixvcj99xZG_KvgpzDvJ-eCTCyiiVdsfrze8OhU2Xg5RMatLW8ayj85jmU1_n-_GqEkFem2YUeT7f9BO8ILn6SPybsEvdg9hNOfBv6zUER2RSOl7rbHb9dROOWGFyyNSavleEdsTnD3o44HnmXZpRZNOK4wlD/s923/IMG_20231101_173443.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="923" data-original-width="912" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl6wpiwI63T80-oAXDCbbqxLR6Z4Zkixvcj99xZG_KvgpzDvJ-eCTCyiiVdsfrze8OhU2Xg5RMatLW8ayj85jmU1_n-_GqEkFem2YUeT7f9BO8ILn6SPybsEvdg9hNOfBv6zUER2RSOl7rbHb9dROOWGFyyNSavleEdsTnD3o44HnmXZpRZNOK4wlD/s320/IMG_20231101_173443.jpg" width="316" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Emping jengkol (dok.eka)</td></tr></tbody></table><br /><p>Untunglah beberapa bulan lalu ada sekelompok mahasiswa yang kemudian melakukan pelatihan digital kepada penduduk setempat. Mereka diajarkan untuk memasarkan secara online produksi emping jengkol ini. </p><p>Produksi emping jengkol tidak bisa setiap hari. Kenapa ? Rupanya tergantung pada musimnya. Musim jengkol tiap 6 bulan sekali, kadang cepat 4 bulan sekali dan terlama sampai 8 bulan sekali. Apabila musimnya lebih lama, maka pembuat emping mesti membeli dan menyetok jengkol lebih banyak dan harga beli murah. Kalau bukan musim, terpaksa hanya sedikit produksi dan harga beli mahal. Astra Honda Motor juga turut membantu memberikan perlengkapan produksi dan modal.</p><p>Satu bungkus emping jengkol dihargai 30 ribu rupiah per 100 gram. Per harinya dari produksi 8 kg jengkol itu kurang lebih menghasilkan 2,5 kg emping jengkol siap goreng. Itu pun kalau jengkol dalam keadaan bagus, jika tidak bagus tentu tidak bisa dijual. Jenis jengkol yang bagus itu jengkol yang sudah tua. </p><p>Arung Jeram </p><p>Di ujung gang, ada gang lain yang menurun ke bawah. Saya tidak menyangka bahwa gang tersebut menuju sungai Ciliwung. Ya, saya tahu kampung Labirin ini di sisi sungai Ciliwung, tapi setelah berputar-putar tadi, ternyata tembus lagi ke sungai Ciliwung.</p><p>Ada apa di bawah? Lazimnya yang berada di bawah digunakan untuk mencuci dan aktivitas rumah tangga lainnya. Eh, ternyata ada perahu di sana. Perahu itu digunakan untuk wisatawan yang ingin bermain air. Malah kalau berani, dijadikan arung jeram juga. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVkxw6M1YxtBQextODGhbYtxHHh_xn7cjtTqRX8UN6KVZP6GUSnocGuPQzGgqzeZPLn5JQJIUJfJsWZCz020OarZsEESg0HKQ5tT6Z9gYeF10ml0tXj872enksePVPPvyo1D252JhRj30VP9aSRXcn3Egs8blphatKK3SLS8SVBMCpNMiZdfjA0Pqi/s844/IMG_20231101_180213.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="705" data-original-width="844" height="267" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVkxw6M1YxtBQextODGhbYtxHHh_xn7cjtTqRX8UN6KVZP6GUSnocGuPQzGgqzeZPLn5JQJIUJfJsWZCz020OarZsEESg0HKQ5tT6Z9gYeF10ml0tXj872enksePVPPvyo1D252JhRj30VP9aSRXcn3Egs8blphatKK3SLS8SVBMCpNMiZdfjA0Pqi/s320/IMG_20231101_180213.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Arung jeram (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Sungguh menantang jika aliran sungai Ciliwung sedang deras. Jadi, tidak perlu jauh-jauh ke hulu sungai di Sukabumi untuk mencoba arung jeram. Di sini, kampung Labirin yang ada di tengah kota, tersedia arung jeram. </p><p>Bagi yang tidak suka arung jeram, cukup berfoto saja di atas perahu. Tepian sungai Ciliwung di kampung Labirin ini banyak terdapat batu-batu besar yang bisa dijadikan pijakan. </p><p>Oh ya, meskipun kampung Labirin tidak begitu luas tetapi sangat padat penduduknya. Setidaknya ada lebih dari 200 KK terdaftar di sini. Mereka terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan etnis. Ada yang keturunan Arab, Tionghoa, hingga Sunda asli. Uniknya, banyak juga yang mendapatkan jodoh di dalam satu kampung ini. Jadi boleh dikatakan, penduduk kampung Labirin adalah keluarga besar karena saling berhubungan. </p><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-38666017597071062932023-10-31T07:14:00.001-07:002023-10-31T07:14:10.638-07:00Peluncuran Novel Terbaru Karya Yon Bayu Wahyono, Prasa dan Kelir <p> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfIz1QbeyAv6LrfxA642VRpQPkGstCi3MDzyo6CurdRQ83sUGzXSI8jk6VdXSh4LFVWDz3yW306i5tNTzOIMfanJpLqwNzqLbNol1t_EC9ac9c2CFJKd12O6HXOzy77vL7scJHE2yEpkEtuqM-RguJCJ0J63sDIyCqarMTFvpoMm0aKKITnvjCYK2F/s2823/IMG_20231031_205233.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2300" data-original-width="2823" height="261" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfIz1QbeyAv6LrfxA642VRpQPkGstCi3MDzyo6CurdRQ83sUGzXSI8jk6VdXSh4LFVWDz3yW306i5tNTzOIMfanJpLqwNzqLbNol1t_EC9ac9c2CFJKd12O6HXOzy77vL7scJHE2yEpkEtuqM-RguJCJ0J63sDIyCqarMTFvpoMm0aKKITnvjCYK2F/s320/IMG_20231031_205233.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bedah novel Prasa dan Kelir (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /></p><p>Salah seorang sobat saya, Yon Bayu Wahyono bukan hanya piawai dalam menulis politik di Kompasiana. Sebetulnya dia juga seorang novelis. Beberapa buku novel pernah diterbitkan sekitar sepuluh tahun lalu. Karena kesibukan menjadi wartawan dan YouTubers, ia tak sempat lagi menulis novel.</p><p>Nah sekarang ia kembali sebagai fiksianer, menulis kisah dalam sebuah novel. Tidak tanggung-tanggung, dua buah novel langsung dikeluarkan. Novel ini bukan novel biasa karena sarat akan filosofi, terutama pada orang Jawa. Kita justru belajar banyak melalui novel ini. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE5rYjLlEaWHzqr_-GRbBCDQQfAuXJLymxPBJ4owvZO9hermZJJTQJ2h4BX4rDISc73BC9jXXxOPDsCC3RcFODsR1enB4mFWrfsvTkRf2erDDPxOZCxFlz4U1vXnXemkhKYJiOd5RU_JaskxT7f1hcpjI0cr3LAjvknM4oO2PpsNzXssSu3dkeqB5N/s8160/IMG20231029144348.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="8160" data-original-width="6144" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE5rYjLlEaWHzqr_-GRbBCDQQfAuXJLymxPBJ4owvZO9hermZJJTQJ2h4BX4rDISc73BC9jXXxOPDsCC3RcFODsR1enB4mFWrfsvTkRf2erDDPxOZCxFlz4U1vXnXemkhKYJiOd5RU_JaskxT7f1hcpjI0cr3LAjvknM4oO2PpsNzXssSu3dkeqB5N/s320/IMG20231029144348.jpg" width="241" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sebagian peserta yang hadir (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Maka, Minggu 29 Oktober 2023 dipilih sebagai hari peluncuran kedua novel baru tersebut. Bertempat PDS HB Yasin di lantai empat gedung Ali Sadikin (gedung panjang) Taman Ismail Marzuki, jalan Cikini Raya. Sekitar seratus orang hadir memenuhi undangan. Mereka adalah para sastrawan dan penulis dari berbagai kalangan. </p><p>Teman-teman dan sahabat sastra banyak yang hadir, termasuk sahabat saya Fanny Jonathans Poyk, sastrawan dari Depok. TIM memang sejak dahulu merupakan tempat berekpresi para seniman dan sastrawan. Saya pun kerap bersilaturahmi di sana.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdjYnT_T7SmhdOaMY_PWAR55RQH59V0bB4Ir-W0o7sey1SxDGlNXLcfaSrhyw_mybhb4QZNVcskAgcqa26OhMymaxAGvXJgorkafKHx5wQThDvJJ3747Oay6PCU6SBPzA8LRzobcIqIubBYB78wGacYJME1CM6Goazg12hDb5PL48HWPpuwBR_RRfx/s8160/IMG20231029144203.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="8160" data-original-width="6144" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdjYnT_T7SmhdOaMY_PWAR55RQH59V0bB4Ir-W0o7sey1SxDGlNXLcfaSrhyw_mybhb4QZNVcskAgcqa26OhMymaxAGvXJgorkafKHx5wQThDvJJ3747Oay6PCU6SBPzA8LRzobcIqIubBYB78wGacYJME1CM6Goazg12hDb5PL48HWPpuwBR_RRfx/s320/IMG20231029144203.jpg" width="241" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Fanny Jonathans Poyk (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Setelah dibuka oleh MC, acara dimulai dengan pembacaan nukilan novel Kelir. Pembacaan yang menarik, membawa kita untuk membayangkan adegan yang dilakukan para tokoh dalam novel ini. Apalagi disertai dengan penjiwaan yang mendalam. </p><p>Setelah itu, mulai diskusi membahas secara mendalam proses kreatif dalam menulis novel tersebut. Isson Khairul dan Sunu mengupas tuntas tentang isi novel yang menggambarkan konflik dalam masyarakat Jawa. Terutama dalam masalah asmara. Diskusi cukup menarik dengan adanya pertanyaan-pertanyaan dari para peserta yang hadir. </p><p>Peluncuran Novel tersebut terbilang cukup sukses, dilihat dari banyaknya peserta yang hadir dan antusiasme dalam menanggapi diskusi. Semoga novel-novel ini menjadi best seller di kemudian hari.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLCL1NRbdS40YjObyHzRb51pWpblY5nxicUs26bt4Z4U1U2XSdb6FFn9SNLG8Fd2HD10AZfL3h_JXyeRhFh5kLA9su7Sxwj7IhchvOCceKUofD9CwSiiTCN8NTkd9iFm852JrOtNTh0z8_-FWTOkh7M_WIn0-cs7j88C_ICE9zfN42buoBCsemVQv4/s8160/IMG20231029141255.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="6144" data-original-width="8160" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLCL1NRbdS40YjObyHzRb51pWpblY5nxicUs26bt4Z4U1U2XSdb6FFn9SNLG8Fd2HD10AZfL3h_JXyeRhFh5kLA9su7Sxwj7IhchvOCceKUofD9CwSiiTCN8NTkd9iFm852JrOtNTh0z8_-FWTOkh7M_WIn0-cs7j88C_ICE9zfN42buoBCsemVQv4/s320/IMG20231029141255.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Suasana peluncuran Novel (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-15630041171245384852023-10-25T06:40:00.002-07:002023-10-25T16:40:09.663-07:00Elsa Maharani, Motor Penggerak Kampung Jahit di Padang, Sumatra Barat <p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhArJv1XvSDM0qPEePc5yI1LpJBShggRsAoffeZaK3bCTtSSUIaHLGygLRL-hArSz2Iyg5CBNz4-yagy1k80lTUa5E5NCvt0FlSRI9y0XBwMAdeXXE2ckDajfM-PF4ZWrrb120xLkYIHYhHa5ViLZcIUa53nMhh9Znn614wc8XA4cuuqKCLFSNlOuDE/s1197/IMG_20231025_195048.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1197" data-original-width="949" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhArJv1XvSDM0qPEePc5yI1LpJBShggRsAoffeZaK3bCTtSSUIaHLGygLRL-hArSz2Iyg5CBNz4-yagy1k80lTUa5E5NCvt0FlSRI9y0XBwMAdeXXE2ckDajfM-PF4ZWrrb120xLkYIHYhHa5ViLZcIUa53nMhh9Znn614wc8XA4cuuqKCLFSNlOuDE/s320/IMG_20231025_195048.jpg" width="254" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Elsa Maharani (sumber: Ig @elsamaharrani)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Menjadi pahlawan tidak harus mengangkat senjata. Menjadi pahlawan juga tidak harus seorang laki-laki. Dia yang menjadi pahlawan bisa jadi adalah orang yang berjuang mengangkat derajat masyarakat di sekitarnya. </p><p>Salah satu contoh adalah apa yang dilakukan Elsa Maharani, perempuan muda berwawasan luas yang berhasil mengentaskan kemiskinan di wilayah Padang. Dia menjadi motor penggerak Kampung Jahit untuk memberdayakan masyarakat di sekitarnya. </p><p>Pada saat pandemi Covid 19 melanda Indonesia, banyak orang menjadi mati kutu. Mereka putus asa karena merasa tak berdaya menghadapi kebutuhan keluarga. Akibat terjadinya PHK massal, mereka kehilangan mata pencaharian. Hampir tak ada solusi yang membantu masyarakat mengatasi kesulitan tersebut. </p><p>Namun tidak begitu halnya dengan Elsa Maharani. Dengan kecerdasan dan kegigihan yang dimilikinya, dia mampu membawa masyarakat untuk keluar dari lubang jarum. Bahkan kemudian meningkatkan perekonomian dengan cepat. </p><p>Orang boleh menyebutnya sebagai Kartini masa kini. Dia memiliki semangat yang sama untuk menolong sesama, khususnya kaum perempuan. Elsa mendorong kaum perempuan agar lebih produktif berkarya di saat perekonomian lesu. Justru perempuan dapat menyelamatkan keadaan dengan menjadi penggerak perekonomian.</p><p>Ajaran Rasulullah 'sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia' (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni), menjadi acuan Elsa Maharani dalam menjalani kehidupan. </p><p>Kampung Jahit</p><p>Sebetulnya semua dimulai dari keprihatinan terhadap masyarakat ekonomi lemah keadaan ekonomi yang tergolong lemah di sekitar tempat tinggalnya. Ia ingin berkontribusi dalam membangun perekonomian mereka. Lalu Elsa memikirkan bagaimana caranya supaya para ibu rumah tangga disekitarnya bisa produktif dan membantu perekonomian keluarga tanpa meninggalkan rumah. Elsa berusaha memberdayakan kaum ibu. </p><p>Kebetulan, Elsa dan suaminya Fazri Gufran Zainal mulai membangun usaha sejak 2016. Dengan modal awal Rp 3 juta. Setelah usaha itu sukses, ia mulai berpikir untuk mengubah kampungnya. Bersamaan dengan hal itu, tercetus ide untuk memproduksi brand sendiri.</p><p>" Saya berpikir, apa yang bisa dilakukan untuk mengubah kampung saya?"Elsa.</p><p><br /></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwBkswAuUboI1rEl4MKFNlve8nUA-NUfyEgeTbIdMRPA2A5LIix_gcnj_kZ9pPlTFrk2fjyq76tD9yawGIcMLe9KX6yZ2s0k5OrVp3uypIqq1Q6E0bOTBxAK8LWIIw-2oQdw-RVrm36SWIq_EbQHF5h9sID3m4qLB0NKGVrHlvA-HIfrIBKA8qGc4y/s1153/IMG_20231025_195144.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1153" data-original-width="1023" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwBkswAuUboI1rEl4MKFNlve8nUA-NUfyEgeTbIdMRPA2A5LIix_gcnj_kZ9pPlTFrk2fjyq76tD9yawGIcMLe9KX6yZ2s0k5OrVp3uypIqq1Q6E0bOTBxAK8LWIIw-2oQdw-RVrm36SWIq_EbQHF5h9sID3m4qLB0NKGVrHlvA-HIfrIBKA8qGc4y/s320/IMG_20231025_195144.jpg" width="284" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ruang produksi (sumber: IG @elsamaharrani)</td></tr></tbody></table><br /><div><p>Kebetulan Elsa Maharani memiliki ketrampilan menjahit. Sebagian ibu-ibu di daerahnya juga bisa menjahit. Elsa lalu merekrut mereka sebagai karyawan. Sedangkan ibu-ibu yang belum pandai menjahit diberikan pelatihan. Dia berhasil meyakinkan bahwa mereka bisa bangkit memajukan perekonomian dengan keahlian menjahit. </p><p>Usahanya tak sia-sia, 15 orang perempuan yang sebelumnya berprofesi sebagai pencacah batu kali dan asisten rumah tangga, telah pandai menjahit. Langkah selanjutnya, menjadikan mereka sebagai tenaga produksi hijab yang menjadi konsentrasi bisnisnya. Di sisi lain, Elsa membangun branding produksi hijab sehingga menarik perhatian konsumen dan laris di pasaran. </p><p>Pertengahan tahun 2019, Elsa kemudian memunculkan brand dengan merek Maharrani Hijab. Sebuah brand murni yang lahir dari kota Padang. Ia berharap penduduk setempat tidak perlu membeli produk dari kota lain, misalnya dari pulau Jawa yang selama ini menjadi sentra produksi garmen.</p><p>Meskipun boleh dibilang bahwa Hijab tersebut adalah industri dari daerah yang jauh dari ibukota, tetapi cukup bersaing. Hijab Maharrani yang di produksi Elsa menjamin kualitas tinggi dengan harga terjangkau. Itulah sebabnya pasaran hijab mampu menembus keluar daerah.</p><p>Bisnis ini berkembang pesat. Buktinya, Elsa sudah memiliki 150 reseller dan agen yang memasarkan Hijab Maharrani. Bahkan Elsa berhasil memberikan penghasilan kepada stafnya melebihi UMR di kota Padang.</p><p>Sistem produksi</p><p>Sistem produksi garmen yang dipimpin Elsa sangat fleksibel, bisa dikerjakan di rumah masing-masing. Mereka akan datang seminggu sekali untuk menyetor hasil jahitan. Upahnya sendiri dihitung per hasil jahitan, yang mana makin banyak jahitan yang dihasilkan, maka makin banyak pula upah yang akan diterima.</p><p>"Sistemnya pemberdayaan dari rumah. Bahan-bahan dipoi dipotong di workshop lalu dibawa dan dijahit di rumah masing-masing. Setelah selesai baru dikembalikan lagi ke workshop. Di sini awal munculnya sebutan kampung jahit. Lokasi rumah karyawan yang menjahit berdekatan," jelas Elsa.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCtnSWkx6g1jujze9X0fLKq-Xds-Vl4XmIM7FtTz5kTKN0XKyDItsL_mLhtJTbu3OxuDV0kOcEAkENVVXNOwuUn6S-U00N6svD-3qEtkiTirLeGdC2EJ819jQLeWv-PdqcL1ubifneqdi-0iylhHviMRLk6ImvgAxKLIP3UoaF9bkuWfpKEiVY4hwy/s1275/IMG_20231025_195201.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1275" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCtnSWkx6g1jujze9X0fLKq-Xds-Vl4XmIM7FtTz5kTKN0XKyDItsL_mLhtJTbu3OxuDV0kOcEAkENVVXNOwuUn6S-U00N6svD-3qEtkiTirLeGdC2EJ819jQLeWv-PdqcL1ubifneqdi-0iylhHviMRLk6ImvgAxKLIP3UoaF9bkuWfpKEiVY4hwy/s320/IMG_20231025_195201.jpg" width="271" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ruang produksi (dok.ig.elsamaharrani)</td></tr></tbody></table><br /><p>Jika ada ada yang ingin bergabung tapi tidak mempunya mesin jahit, Kampung Jahit Maharrani akan meminjamkan mesin jahit untuk dibawa ke rumah. Bahkan, pada awal pandemi Covid 19,penjahit diberi bantuan sembako. Bagi Elsa, siapa pun layak diberdayakan asalkan punya semangat, tekad kuat, serta tekun dalam berusaha.</p><p>Kesehatan dan kesejahteraan karyawan sangat diperhatikan. Kampung Jahit Maharrani turut memastikan anggota timnya dalam keadaan fit saat bekerja. Pengecekan kesehatan dilakukan secara rutin, seperti cek tensi, kolesterol, gula darah, dan asam urat. Jika didapati pekerja yang kurang sehat, maka akan langsung dirujuk ke klinik untuk mendapatkan pengobatan.</p><p>Selama pandemi, Elsa juga menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga. Misalnya dengan rumah Tahfiz untuk membantu anak-anak penghafal Al-Quran. Lalu dengan lembaga permasyarakatan, Elsa memberikan pelatihan agar narapidana bisa membuat pouch, tempat atau bungkus hijab dan mukena. Bahkan menggandeng mahasiswa tata busana untuk membuat masker yang kemudian dibagikan kepada masyarakat. </p><p>Tantangan dan hambatan </p><p>Meskipun begitu, perjalanan Elsa Maharani dalam memberdayakan masyarakat tidak semulus yang dikira. Banyak kendala yang dihadapi, baik dari internal maupun eksternal. Namun bagi Elsa, ini menjadi tantangan tersendiri. Dia tidak pernah menyerah. Justru Elsa semakin terpacu untuk menggaet lebih banyak orang. </p><p>Tantangan terbesar bagi Elsa ialah menyatukan timnya yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Harus diakui kesenjangan pendidikan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) mengakibatkan pola pikir tidak sama satu dengan yang lainnya. Cukup sulit menanamkan pola pikir kebersamaan untuk kehidupan yang lebih baik.</p><p>Elsa dan timnya juga pernah mengalami kesulitan akses lantaran berada di daerah pinggiran. Peralatan dan bahan di Kota Padang tidak lengkap. Hal itu memaksa dia berbelanja harus belanja ke Jawa. Di sisi lain, pengiriman produk ke konsumen pun kurang lancar. Namun Elsa tetap gigih dalam bekerja dan berusaha. </p><p>Komitmen yang sejak awal dibangun demi memberdayakan masyarakat nyatanya membuahkan hasil manis. Dalam waktu 4 tahun berkembang pesat. Kini tempat produksinya menampung total 70 orang, dengan 20 karyawan dan 50 penjahit. Proses inovasi tak berhenti. Produk yang dijual juga makin beragam, mulai dari gamis, mukena, sarimbit, baju dinas, baju koko, dan masih banyak lagi. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZXzmTLm_jrkqj65qkNuMbidI0oAr2r3Hp-syj_YuordysCmx2YxNrkVhdyqCGbWVugvovfL-9tgs4pg6O_J4-PZUVqNx2TOt-JIl3lHycne_dkwEvhAi2gCHzMZSyn5te1RapzBnjUSP6AK3ohULWMe12dx5DEIuimEyhwpNvIqdl1TW3rdUIicz6/s1374/IMG_20231025_195103.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1374" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZXzmTLm_jrkqj65qkNuMbidI0oAr2r3Hp-syj_YuordysCmx2YxNrkVhdyqCGbWVugvovfL-9tgs4pg6O_J4-PZUVqNx2TOt-JIl3lHycne_dkwEvhAi2gCHzMZSyn5te1RapzBnjUSP6AK3ohULWMe12dx5DEIuimEyhwpNvIqdl1TW3rdUIicz6/s320/IMG_20231025_195103.jpg" width="252" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Elsa dan hasil produksi (dok.ig.elsamaharrani)</td></tr></tbody></table><br /><p>Ternyata UMKM yang dibangun di pinggiran kota kini telah menjangkau konsumen hampir di seluruh Indonesia. Maharrani punya sekitar 125 orang agen dan 250 reseller yang tersebar dari Aceh hingga Jayapura. Ditambah lagi ada sekitar 3.000 member yang tergabung di grup Telegram.</p><p>Market Maharani semakin meluas, melakukan ekspansi ke luar negeri, terutama negara tetangga Malaysia. Maharrani bekerja sama dengan salah satu mal di Malaysia untuk memasarkan produknya. Selain Malaysia, Brunei Darussalam menjadi target berikutnya. </p><p>Mendapat penghargaan</p><p>Prestasi Elsa Maharani itu kemudian mendapatkan ganjaran dari Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Award. Ia memperoleh penghargaan pada Oktober 2020. Bendera Maharani semakin berkibar berkat sorotan luar biasa dari media, sehingga brand Maharrani makin dikenal. </p><p>"Masya Allah, waktu jadi pemenang saya terkejut. Gak nyangka gitu kok bisa menang. Soalnya Maharrani baru 2 tahun berjalan," cerita Elsa.</p><p>Ternyata Astra Indonesia tidak melihat seberapa besar brand itu, tapi melihat seberapa besar value-nya terhadap orang lain. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgovn7uoEWBvXiPmYGlSzriOkTx6q92No4bVfaT15gYJlvlX6mtL62tdKKTJ-8Mpy3hDOOzw0Kyi27UkReI6QrCVMVZ6IbXFYArTSRnFahPZjnaDFTSJUYct2SO8H9BbaRooDX2HSY8YJ6bgiOQKPnGCrqJdx7KhyphenhyphenL2vFAIPUHORwvPnd2rC3_HuW4b/s1197/IMG_20231025_195117.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1197" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgovn7uoEWBvXiPmYGlSzriOkTx6q92No4bVfaT15gYJlvlX6mtL62tdKKTJ-8Mpy3hDOOzw0Kyi27UkReI6QrCVMVZ6IbXFYArTSRnFahPZjnaDFTSJUYct2SO8H9BbaRooDX2HSY8YJ6bgiOQKPnGCrqJdx7KhyphenhyphenL2vFAIPUHORwvPnd2rC3_HuW4b/s320/IMG_20231025_195117.jpg" width="289" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Elsa dan keluarga (dok.ig.elsamaharrani)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p><br /></p></div>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-48440085899256507072023-10-23T06:44:00.003-07:002023-10-23T06:44:28.004-07:00Masakan Padang Otentik Ada di Kedai ABBA, Tajur, Bogor <p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtWKluqNyAG79RTEY3qVbh7JvYJz8sCx9MDYSJ2Zuqt95mLxYF7Woeb5H7z8sfD0AyltA_iR4Z6gyCZF76SEu0nQNCLfwMtB73jObvXZ6TdRwt315V5klPOjor_El5AIFHO_6Rt7PWPMBaN2a44gLNCS55ydVHgcGGUN3uTjA0k3r9KiDX-MQJ-Png/s8160/IMG20231022102053.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="8160" data-original-width="6144" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtWKluqNyAG79RTEY3qVbh7JvYJz8sCx9MDYSJ2Zuqt95mLxYF7Woeb5H7z8sfD0AyltA_iR4Z6gyCZF76SEu0nQNCLfwMtB73jObvXZ6TdRwt315V5klPOjor_El5AIFHO_6Rt7PWPMBaN2a44gLNCS55ydVHgcGGUN3uTjA0k3r9KiDX-MQJ-Png/s320/IMG20231022102053.jpg" width="241" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ketupat sayur Padang dkk (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /> Rumah makan Padang cukup berlimpah di Jabodetabek. Boleh dikatakan, rumah makan Padang ada di mana-mana. Namun tidak semua rumah makan Padang menyajikan cita rasa yang sama nikmatnya. Ada lho yang kurang enak dan tidak cocok di lidah. <p></p><p>Salah satu penyebab masakan Padang kurang enak adalah karena yang membuat masakan tersebut tidak benar-benar memiliki keahlian memasak. Mungkin juga karena yang memasak bukan orang asli Sumatera Barat. Jadi, tidak terlalu mengetahui cara agar masakannya menjadi lezat sebagaimana aslinya. </p><p>Nah, beberapa hari yang lalu saya menemukan masakan Padang yang endeus banget di daerah Tajur, Bogor. Tepatnya di kedai ABBA, ada di g-maps. Saya kemari menggunakan angkot 01 dari Botani square, setelah sebelumnya naik angkot 03 dari alun-alun Bogor. Alternatif lain adalah naik Bis Kita dari halte di depan perpustakaan Bogor atau DPRD Kota Bogor.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhhbuVN6DeqTdUIU7Fp0ZVXgah-4xRw7Wbz3Dv2eUA4su2ksfGiho2HCQvGuSolUMlcWm0ZUO87ut1n1CbXT945P4gxu7FB4JyAseCQUaS24PExU2q9Ko1uMEKnPyzmo_q4-XDVGyfBIiGt4Ld-AQEjk4DZUyaVlXLlBK-ToW9_P_PHHakk-M-umXy/s8160/IMG20231022101451.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="8160" data-original-width="6144" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhhbuVN6DeqTdUIU7Fp0ZVXgah-4xRw7Wbz3Dv2eUA4su2ksfGiho2HCQvGuSolUMlcWm0ZUO87ut1n1CbXT945P4gxu7FB4JyAseCQUaS24PExU2q9Ko1uMEKnPyzmo_q4-XDVGyfBIiGt4Ld-AQEjk4DZUyaVlXLlBK-ToW9_P_PHHakk-M-umXy/s320/IMG20231022101451.jpg" width="241" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ketupat sayur Padang (dok.pri)</td></tr></tbody></table><p>Kedai ABBA berada di lantai atas, ada tangga di pojok luar untuk ke sini. Di bawah terdapat klinik untuk berobat. Masakan Padang tersedia dari jam 07.00 pagi hingga jam 14.00. Jadi, kita bisa sarapan atau makan siang di sini. Banyak pilihan menunya yang menggugah selera.</p><p>Kalau memang senang makan nasi Padang, tinggal dipilih saja mau pakai lauk rendang, ayam, kikil, tunjang dll. Sayur pakis yang langka pun ada di tempat ini. Tetapi ada pilihan lainnya seperti ketupat sayur Padang, yang juga bisa ditambahkan lauk seperti nasi. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLnKAg9P7iRAynz4PMNczhmatKhdJh6fKAPkW3_4HnqmbZ1Q8wuRQ6pT__S8KfHBJ6UCnEfrkfiJCXPr6g2n_sxpsQDXLZXmgf5Z2zp1pRZmZTxaYV0MroTrNnsxYf9uZTHrtMhbTnKHJti6xCsYSOOzq58_Q0W2_dT2n5ym9ePAsZKfuI5bHJzV0G/s8160/IMG20231022101733.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="8160" data-original-width="6144" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLnKAg9P7iRAynz4PMNczhmatKhdJh6fKAPkW3_4HnqmbZ1Q8wuRQ6pT__S8KfHBJ6UCnEfrkfiJCXPr6g2n_sxpsQDXLZXmgf5Z2zp1pRZmZTxaYV0MroTrNnsxYf9uZTHrtMhbTnKHJti6xCsYSOOzq58_Q0W2_dT2n5ym9ePAsZKfuI5bHJzV0G/s320/IMG20231022101733.jpg" width="241" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bubur kampiun (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Bagi yang tidak ingin makan berat, pilih saja bubur kampiun. Bubur ini merupakan campuran dari bubur kacang hijau, ketan hitam, kolak pisang, bubur sumsum. Rasanya antara gurih dan manis, yang jelas enak banget deh. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFr9Zi6sVja8U4q-RVlvs0kS9O97RdgKMop1ws57TBo7JespbdSYrD7no_hXh9xdgeFrrHEfcRnW13VMJNE7jLJFIV_yCs-cxH5SsuzKsVhrBpcNhIq1KNAWRS84nx7dICS_S03su5mzp7oBgPhDTqi-KN94vIxqMNvF8Gj6_VlbudTDWk_CwrAoEf/s8160/IMG20231022110257.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="8160" data-original-width="6144" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFr9Zi6sVja8U4q-RVlvs0kS9O97RdgKMop1ws57TBo7JespbdSYrD7no_hXh9xdgeFrrHEfcRnW13VMJNE7jLJFIV_yCs-cxH5SsuzKsVhrBpcNhIq1KNAWRS84nx7dICS_S03su5mzp7oBgPhDTqi-KN94vIxqMNvF8Gj6_VlbudTDWk_CwrAoEf/s320/IMG20231022110257.jpg" width="241" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Soto Padang (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Pilihan lainnya ada soto Padang. Menurut saya sih, soto Padang lebih sesuai untuk makan siang. Rasanya juga endolita, dengan dendeng paru sebagai topping. Soto ini bisa dimakan begitu saja atau juga dengan sepiring nasi. Lebih lengkap lagi jika dimakan dengan kerupuk opak singkong yang gurih.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUTRB7u1CkjXFOXZ7AEQT5ZJ6C0O-W3Y-0kV4OT6N2PpPqd0ZZ_E8HgpdLHq6CPMD5lgHs7FWDgkl79XwdBsIfDQ4WEUyPbrYGaRC6VjNsOPQBoHqu-cf101lFhlclzLE80Cx9XrsBipRa7aAH9ODMiOnSlWb8Do_9Jybm278FPpB80hG4DChNI7Wi/s3123/IMG_20231022_192935.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3123" data-original-width="3084" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUTRB7u1CkjXFOXZ7AEQT5ZJ6C0O-W3Y-0kV4OT6N2PpPqd0ZZ_E8HgpdLHq6CPMD5lgHs7FWDgkl79XwdBsIfDQ4WEUyPbrYGaRC6VjNsOPQBoHqu-cf101lFhlclzLE80Cx9XrsBipRa7aAH9ODMiOnSlWb8Do_9Jybm278FPpB80hG4DChNI7Wi/s320/IMG_20231022_192935.jpg" width="316" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gorengan (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Gorengan ala Padang juga disajikan, misalnya perkedel kentang dan bakwan jagung. Bakwan jagung ini enak, saya belum pernah menemukan yang seenak ini di tempat lain. Beberapa macam kue juga tersedia, beserta cemilan khas Sumatra Barat lainnya. </p><p>Buat yang suka ngopi, bisa pesan juga secangkir kopi asli. Ada lho yang dari Aceh dan Medan. Tidak lengkap kenikmatan tanpa kopi, ya kan? Area di sini terbuka dengan view jalan raya Tajur. Sambil makan, kita melihat mobil lalu lalang dari dan menuju Ciawi. </p><p>Jadi, kapan mau ke sini?</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg47L4VRYvBA21O2xjTp9KC09vrmVw62GB9cPOljO1spP-_SHEa5RU2GoVIVlBO79FWcy5c4OyGzRg6NDUjd_qDppdN3hqGGCPKs2Ug9De6ZNHztQUFXA_ZGukpvkH8N0njUOoiOtAEQWmRmyZIjD9GZ7iUzz-NcRj6wZ9z5Wd_refyoLsEitxcmAhyphenhyphen/s8160/IMG20231022100052.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="8160" data-original-width="6144" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg47L4VRYvBA21O2xjTp9KC09vrmVw62GB9cPOljO1spP-_SHEa5RU2GoVIVlBO79FWcy5c4OyGzRg6NDUjd_qDppdN3hqGGCPKs2Ug9De6ZNHztQUFXA_ZGukpvkH8N0njUOoiOtAEQWmRmyZIjD9GZ7iUzz-NcRj6wZ9z5Wd_refyoLsEitxcmAhyphenhyphen/s320/IMG20231022100052.jpg" width="241" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Masakan Padang (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-88898206688214471622023-10-16T00:39:00.008-07:002023-10-18T01:55:28.822-07:00Narman, Kenalkan Baduy Sebagai Permata Terpendam <p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiYwNxjhUL8vQmiKALTgAZtDDYrOzeTGLGC_9p-3yldD0ZsRoDKXUEkGv9eUreJKTDNJktgUFv7hxD1FlCvUIe1I_3bLnU2c045nDoum271lk9JnmHAbDkxxeCZ8NNDa4HGcXPMMQALOW_tmOhtUD5sy4CmmgNeV9KQQ35Fx4gsvMpq2Y1Fzds5S-h/s1080/IMG_20231016_140350.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1037" data-original-width="1080" height="307" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiYwNxjhUL8vQmiKALTgAZtDDYrOzeTGLGC_9p-3yldD0ZsRoDKXUEkGv9eUreJKTDNJktgUFv7hxD1FlCvUIe1I_3bLnU2c045nDoum271lk9JnmHAbDkxxeCZ8NNDa4HGcXPMMQALOW_tmOhtUD5sy4CmmgNeV9KQQ35Fx4gsvMpq2Y1Fzds5S-h/s320/IMG_20231016_140350.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Narman, pemuda Baduy (dok.ig.ayahriann)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Masih banyak orang yang menganggap bahwa suku Baduy di Lebak, Banten adalah masyarakat terbelakang. Mereka tidak menjalani pendidikan formal, mengenakan pakaian sederhana dan rumah yang lebih mirip gubuk. Bahkan setelah suku Baduy diperkenalkan oleh Presiden Jokowi dengan memakai pakaian adat Baduy, mereka tidak percaya bahwa suku ini adalah salah satu harta karun Indonesia. </p><p>Ya, suku Baduy bagi saya merupakan permata terpendam yang sangat berharga bagi Indonesia. Inilah kekayaan Indonesia dengan beragam suku dan budaya. Ketidaktahuan sebagian masyarakat tentang suku Baduy karena mereka tidak pernah mengenal secara langsung suku Baduy. Mereka hanya menilai dari sisi fisik semata. Padahal suku Baduy memiliki banyak kelebihan yang tidak ada pada penduduk Indonesia umumnya. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyKiOWs1SKYqqyENgwuaj7kfSFF_A_iC6MOCkqg8ruP8dnV3fh6AvIQT_4k77aCtPUlNkkR3OG9uG6Q4Ru4_P7hdgz84Y-lz30Ef3j49DBIkOAfiBN9hF100nrKlN1kGsE-gMipzeoh7tQvUKD2T0FFPtidYFNpFXsbnMs3CHr6ZPhdNwgGhqTDFpo/s1212/IMG_20231017_203607.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1212" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyKiOWs1SKYqqyENgwuaj7kfSFF_A_iC6MOCkqg8ruP8dnV3fh6AvIQT_4k77aCtPUlNkkR3OG9uG6Q4Ru4_P7hdgz84Y-lz30Ef3j49DBIkOAfiBN9hF100nrKlN1kGsE-gMipzeoh7tQvUKD2T0FFPtidYFNpFXsbnMs3CHr6ZPhdNwgGhqTDFpo/w285-h320/IMG_20231017_203607.jpg" width="285" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Saya bersama teman suku Baduy Dalam (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Beruntung saya pernah menjelajah kawasan Baduy hingga lokasi desa Cibeo, yang termasuk wilayah Baduy Dalam. Butuh lima jam berjalan kaki, naik turun bukit. Apalagi dalam cuaca buruk, dengan hujan yang dicurahkan dari langit. Trek terasa sangat terjal dan licin. Di sana saya mengenal kehidupan sehari-hari suku Baduy Dalam.</p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgv7hLaLw6slqN__mnKK02i_ZT57XRZIB0tD7KVrZRkMDJYP7qBi8YEfFT400EIHh70I806o-V-Em_Q8P5QXmtNg5054lnhMtqgfbudAwVSOPfjHEBv0zNBmtJG7uK_TJrJKTRKXiBaVywXAfqXOiDJarlmPLEMt0A3PMvXHXE1emSqtOILz9PYMOP2/s1242/IMG_20231016_140329.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1242" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgv7hLaLw6slqN__mnKK02i_ZT57XRZIB0tD7KVrZRkMDJYP7qBi8YEfFT400EIHh70I806o-V-Em_Q8P5QXmtNg5054lnhMtqgfbudAwVSOPfjHEBv0zNBmtJG7uK_TJrJKTRKXiBaVywXAfqXOiDJarlmPLEMt0A3PMvXHXE1emSqtOILz9PYMOP2/s320/IMG_20231016_140329.jpg" width="278" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pemukiman Baduy Luar (dok.ig.ayahriann)</td></tr></tbody></table><br /> Jadi, suku Baduy terbagi dua, Baduy Dalam dan Baduy Luar. Suku Baduy Luar lebih terbuka. Lokasinya pun mudah ditempuh dengan kendaraan ke Ciboleger. Setelah itu kita bisa menyusuri perkampungan penduduk Baduy Luar sekitar 3 km, sampai perbatasan antara Baduy Luar dengan Baduy Dalam di jembatan Gazebo yang terbuat dari bambu. <div><br /><div>Sedangkan suku Baduy Dalam, harus berjalan lebih jauh lagi dengan jalur yang menantang. Di wilayah Baduy Dalam ini tidak boleh mengambil foto dan merekam apapun. Ini adalah larangan adat yang tidak boleh dilanggar. Tidak ada listrik, penerangan dari obor kecil. Telepon genggam juga tidak akan berfungsi karena terbebas dari internet, hanya digunakan untuk senter.</div><div><br /></div><div>Suku Baduy Dalam juga tidak menggunakan zat-zat kimia. Kita tidak boleh menggunakan sabun dan odol, mandi di sungai yang jernih mengalir dari gunung. Bersihkah? Buktinya, kulit suku Baduy Dalam bening dan halus, bahkan paras mereka cantik dan ganteng. </div><div>Mereka hidup sederhana, menyatu dengan alam. </div><div><br /></div><div>Namun baik suku Baduy Dalam dan Baduy Luar, memproduksi kerajinan tangan dari hasil hutan di sekitar mereka. Dari Baduy Dalam ada tas dari kulit kayu yang unik. Sedangkan Baduy Luar, juga menghasilkan kain tenun. Selain itu ada pernak pernik seperti gelang dan aksesoris lainnya. </div><div>Sayangnya, tak banyak yang mengetahui produk kerajinan tangan suku Baduy, kecuali orang-orang yang telah berkunjung ke sana. Padahal ini sangat potensial untuk menjadi sumber penghasilan. <br /><p></p><p><b>Narman pendiri Baduy Craft </b></p><p>Untunglah kemudian ada kesadaran seorang pemuda Baduy Luar bernama Narman. Pada tahun 2016 ia berinisiatif memperkenalkan produk kerajinan tangan dari suku Baduy ke luar Baduy. Narman mulai mempelajari kemungkinan tersebut dengan memanfaatkan media sosial Instagram. Dia membuat akun Baduy Craft, yang mempromosikan produk- produk kerajinan masyarakat Baduy.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVGvvIsVz1fZ395ajd1vUTEkElfQl_UUX1-iCDZzigXb19K6BwDEMKTaIqD35xCeFPrfvuTAQ6cZTnrCtePh677vH0Yjsn_Ga70iDUw9NQc_ztd8IBLi6tuVo4vlKR9Jl0Uqvwavx04Q5YHlvCG-ak58V3uBbobnWPNSVZGhgWR1g-7u0nwj0Z2-ca/s518/IMG_20231016_131005.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="490" data-original-width="518" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVGvvIsVz1fZ395ajd1vUTEkElfQl_UUX1-iCDZzigXb19K6BwDEMKTaIqD35xCeFPrfvuTAQ6cZTnrCtePh677vH0Yjsn_Ga70iDUw9NQc_ztd8IBLi6tuVo4vlKR9Jl0Uqvwavx04Q5YHlvCG-ak58V3uBbobnWPNSVZGhgWR1g-7u0nwj0Z2-ca/s320/IMG_20231016_131005.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Narman dan tas khas Baduy (dok.baduycraft)</td></tr></tbody></table><br /><p>Tidak cukup dengan Instagram, Narman lalu menawarkan produk kerajinan khas masyarakat Baduy melalui marketplace seperti Bukalapak dan Tokopedia. Tetap dengan brand yang sama dengan Instagram, Baduy Craft.</p><p>Tidak sia-sia Narman mempromosikan kerajinan masyarakat Baduy melalui media sosial Instagram dan marketplace. Ternyata mendapat tanggapan positif. Semakin banyak orang yang tertarik dan kemudian membeli produk kerajinan tangan dari suku Baduy.</p><p>Narman kemudian melangkah lebih jauh dalam memasarkan produk kerajinan tangan dari suku Baduy. Dia mulai mempromosikan melalui pameran-pameran yang digelar di beberapa wilayah seperti Jakarta dan Depok. </p><p>Dengan mengikuti pameran, Narman bermaksud menyasar konsumen yang ingin melihat langsung produk kerajinan tangan dari Baduy. Setiap ada event Ketika bernuansa Nusantara, Narman berusaha menghubungi pihak panitia. la meminta agar diperbolehkan berpartisipasi dalam pameran tersebut dengan menampilkan produk kerajinan tangan dari suku Baduy.</p><p>"Saya mencari event yang bertema nusantara. Lalu saya daftar sendiri dan bayar sendiri. Ada yang membantu saya membuka stand di beberapa event. Akhirnya saya berhasil memasarkan produk-produk masyarakat baduy di pameran," cerita Narman, yang telah memiliki dua orang anak.</p><p>Menurut Narman, melalui pameran ia bisa bertemu langsung dengan para konsumen. Masyarakat menjadi penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang kerajinan tangan suku Baduy. Berkat tampil di pameran, maka pemasaran produk kerajinan tangan dari suku Baduy meningkat pesat. Ini tentu saja meningkatkan perekonomian suku Baduy. Satu hal yang bisa dibanggakan oleh Narman.</p><p>Apa yang dilakukan Narman telah membuka cakrawala pemasaran kerajinan suku Baduy. Penggunaan internet memberikan manfaat yang cukup besar. Berbagai produk kerajinan suku Baduy kini bisa dijual secara bebas. .</p><p><b>Internet dan peraturan adat </b></p><p>Perlu diketahui, ada aturan tersendiri di kawasan Baduy tentang penggunaan internet. Hal ini untuk menjaga keaslian suku Baduy, agar mereka tidak terkontaminasi hal-hal buruk dari luar. </p><p>Pada mulanya, tahun 2016 itu Narman sudah memiliki telepon genggam. Tapi hanya bisa digunakan untuk berkomunikasi. Dia belum mengenal media sosial. Narman belum paham soal teknologi informasi yang menggunakan internet.</p><p>Namun dorongan untuk memasarkan produk kerajinan tangan dari suku Baduy membuat dia mencoba mempelajari internet secara otodidak. Dari situlah Narman menemukan inspirasi memperkenalkan produk kerajinan tangan suku Baduy melalui media sosial.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuhjlsRWeoJR8ncLNwCEQwTJgC7pmHbgTSSdQp5gvF7qdbLf_IfbiOy9Zdn3CWIOWfUJqrpnobkdpb63KwOHh2KCaqN2U3cqfmvzN5AXyjoRslSzUpeOQT7h77_AQF8L2dh5xwoHsfZb_ptJurm5CJDkOdxI0BFxk-S5y7fzRo44v0TtLoofG6oVjJ/s790/IMG_20231016_135949.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="481" data-original-width="790" height="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuhjlsRWeoJR8ncLNwCEQwTJgC7pmHbgTSSdQp5gvF7qdbLf_IfbiOy9Zdn3CWIOWfUJqrpnobkdpb63KwOHh2KCaqN2U3cqfmvzN5AXyjoRslSzUpeOQT7h77_AQF8L2dh5xwoHsfZb_ptJurm5CJDkOdxI0BFxk-S5y7fzRo44v0TtLoofG6oVjJ/s320/IMG_20231016_135949.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Narman di tengah hutan Baduy (dok.ig.ayahriann)</td></tr></tbody></table><br /><p>Narman bercerita,"Saat itu lagi trending bikin akun Instagram. Maka bikin brand yang namanya Baduy Craft. Dengan adanya brand tersebut, produk yang sebelumnya susah dipasarkan menjadi lebih gampang karena pemasarannya yang lebih luas."</p><p>Konsekuensinya Narman harus belajar banyak hal. Salah satunya adalah belajar memotret produk agar tampil menarik. Di sisi lain , dia juga harus memahami alogoritma Instagram.</p><p>Kemudian ia terbentur dengan peraturan adat istiadat suku Baduy. Ia harus memberikan penjelasan kepada tokoh adat tentang apa yang dilakukannya. Narman berusaha meyakinkan tokoh adat bahwa pekerjaan ini memberikan manfaat bagi masyarakat Baduy. Dan dia menjamin tetap menjaga kehormatan adat istiadat suku Baduy.</p><p>Bukan hal yang mudah mendapatkan akses internet yang di wilayah Baduy. Narman dan teman-teman sejawat harus turun ke perbatasan agar mendapat sinyal internet. Setelah sampai di bawah, barulah dia bisa membuat konten. </p><p><b>Menyabet SATU Indonesia Awards</b></p><p>Keuletan Narman untuk mengangkat perekonomian pengrajin Baduy membawa berkah . Dia berhasil maju sebagai penerima penghargaan Sinergi Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Bidang Kewirausahaan pada 2018. Penghargaan tersebut adalah hadiah tak terduga bagi Narman. Usahanya selama ini dijalankan semata- mata untuk meningkatkan ekonomi suku Baduy.</p><p>Keluarga dan teman-teman Narman banyak yang membuat produk kerajinan. Tetapi akses pasarnya terbatas. Karena itu melalui Baduy Craft ini Narman membuka pemasaran secara lebih luas.</p><p>Apresiasi SATU Indonesia Award bagi Narman menjadi sebuah motivasi besar. Terutama brand Baduy Craft semakin dikenal banyak orang. Ia merasa mendapat suntikan energi untuk berbuat lebih baik. Apalagi dengan persaingan yang semakin tinggi. </p><p>Pandemi memukul Baduy craft </p><p>Sebagaimana situasi di seluruh wilayah Tanah Air, pandemi Covid 19 yang dimulai tahun 2020 ikut berdampak pada aktivitas perekonomian. Hal itu juga menimpa Narman dalam pengembangan Baduy Craft. Selama pandemi, omzet yang diperoleh menurun drastis.</p><p>Beberapa rencana kegiatan pameran yang akan digelar di beberapa daerah potensial terpaksa dihentikan. Begitu pula pesanan melalui marketplace ikut mengalami penurunan. Hal itu berdampak signifikan terhadap permintaan dan penjualan produk.</p><p>Boleh dibilang selama dua tahun produk Baduy craft tidak laku. Tapi mereka tidak putus asa. Setelah pandemi berakhir, mereka kembali bangkit. Narman pun menyesuaikan diri dengan perkembangan media sosial.</p><p>Sekarang Narman memperluas usaha di bidang wisata. Hal ini sejalan dengan program kemenparekraf yang gencar mempromosikan wisata di dalam negeri. Baduy semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxOR9u1Q4jDcamkr15qdc2TGeTRDmoueoq_WYSKtrcQv_Z_fv4czN0NGqUIq6MnWU0M4YzI29FGO9XUY7b0rIgBMMvq-WpyF0uxZEJ3RWIp-mMwEC0LLHrd6w1RyJfzeSrb2eR5El9tB_HXY-gueFVQMZrPrLhSLmoh7PK08dPoK8zJVQ2DPZVulLs/s1080/IMG_20231018_141456.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1066" data-original-width="1080" height="316" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxOR9u1Q4jDcamkr15qdc2TGeTRDmoueoq_WYSKtrcQv_Z_fv4czN0NGqUIq6MnWU0M4YzI29FGO9XUY7b0rIgBMMvq-WpyF0uxZEJ3RWIp-mMwEC0LLHrd6w1RyJfzeSrb2eR5El9tB_HXY-gueFVQMZrPrLhSLmoh7PK08dPoK8zJVQ2DPZVulLs/s320/IMG_20231018_141456.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pemukiman Baduy Luar (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p></div></div>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-71464545297059513622023-10-09T06:55:00.002-07:002023-10-09T06:55:46.422-07:00Melihat Alutsista TNI <p> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8UfftijTe8R-YxpLRnCg4wM1-_JdYjBcmNQSQ-x3h6NqBvhYr6Er_Jve1g7-jsavh48_Su451ScQIPFDC7pe99-79_qJiFp881dvup-jwHx0BLcd8Tyx_DsIzDyZr2QWq8MVJmoxY3KvziA4AbAzWtqDT1cmYBF8L-ldM-A2lL-4uTSQWA1b_LYzu/s4080/IMG20230927151611.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8UfftijTe8R-YxpLRnCg4wM1-_JdYjBcmNQSQ-x3h6NqBvhYr6Er_Jve1g7-jsavh48_Su451ScQIPFDC7pe99-79_qJiFp881dvup-jwHx0BLcd8Tyx_DsIzDyZr2QWq8MVJmoxY3KvziA4AbAzWtqDT1cmYBF8L-ldM-A2lL-4uTSQWA1b_LYzu/s320/IMG20230927151611.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Saya dan penerbang pesawat tempur (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /></p><p>Saya tidak pernah melewatkan kesempatan untuk melihat pameran alutsista TNI. Saya begitu senang dan bangga dengan sistem pertahanan Indonesia. TNI adalah garda terdepan dalam menjaga NKRI. Para prajurit sangat terlatih menghadapi situasi dan kondisi apapun.</p><p>Pameran alutsista TNI juga diminati oleh masyarakat umum. Banyak yang membawa anak-anak mereka untuk menyaksikan persenjataan yang dimiliki TNI. Bayangkan antusiasme mereka ketika melihat tank, senapan, replika pesawat dan kapal selam. Meskipun cuaca sedang panas-panasnya, animo masyarakat tetap tinggi untuk menyaksikan pameran alutsista tersebut.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdl-O5G3FaFbAQmoFV-KMrYJuGjnpJP5ayXfj2mkuhcv6KNimx9LFbMPO6Qcl0ncJDNe2SNVoRKZudZ5WuA2GCX_8EnyfvaOOJ6ZuwPf0VEU96AlHwyIkytrM2Aj9CUEt6mKvY5C5SX8FGtcedVeM-2-BdNRFiVXT_kZpTCBEAcYYTz8Fk3OcEHIgR/s4080/IMG20230927151116.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdl-O5G3FaFbAQmoFV-KMrYJuGjnpJP5ayXfj2mkuhcv6KNimx9LFbMPO6Qcl0ncJDNe2SNVoRKZudZ5WuA2GCX_8EnyfvaOOJ6ZuwPf0VEU96AlHwyIkytrM2Aj9CUEt6mKvY5C5SX8FGtcedVeM-2-BdNRFiVXT_kZpTCBEAcYYTz8Fk3OcEHIgR/s320/IMG20230927151116.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Monas (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Semua jalur ke Monas terbuka. Dari pintu Timur kita akan menemukan jajaran alutsista milik TNI AD, kalau dari pintu Selatan atau patung kuda, kita akan langsung menuju pameran alutsista milik TNI AL. Sedangkan dari pintu Tenggara, kita melewati alutsista milik TNI AU.</p><p>Bagi saya, cukup menarik untuk menyimak sejarah yang melibatkan perjuangan prajurit TNI di masa kemerdekaan. Misalnya di tenda TNI AU ada penjelasan tentang pemberantasan pemberontak Permesta. Siapa saja pahlawan yang gugur, kita bisa melihat dan membacanya.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvuJtQhdTTInmkaAlMuxZQDUjs2vE8SLaM4aKmZjaMKyJhFtRH66tegPMVmrJwQiVeptCaFO5kdPEOqeHfCt6q0_el5IZv_iWUsbexc8oGraSNIh0gWqDih3a7RnP7HMs7CdqStT-dRlHpMBdXg_s0m_1k9_bNLcxOwasz0rkNn5mqhnsX-82QnULH/s3414/IMG_20230927_163326.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3414" data-original-width="1880" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvuJtQhdTTInmkaAlMuxZQDUjs2vE8SLaM4aKmZjaMKyJhFtRH66tegPMVmrJwQiVeptCaFO5kdPEOqeHfCt6q0_el5IZv_iWUsbexc8oGraSNIh0gWqDih3a7RnP7HMs7CdqStT-dRlHpMBdXg_s0m_1k9_bNLcxOwasz0rkNn5mqhnsX-82QnULH/s320/IMG_20230927_163326.jpg" width="176" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pilot pesawat tempur (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Pesawat tempur RI bukan hanya dibeli dari Amerika Serikat. Ada juga pesawat tempur buatan Rusia dan Korea. Begitu pula dengan persenjataan seperti pistol, senapan hingga rudal. Walaupun demikian, kita juga bangga dengan buatan PT Pindad. Di sana ada display pesawat pembom yang membawa rudal, dengan awak atau tanpa awak. Sangat menarik melihat para prajurit yang membawa pesawat tempur.</p><p>Di tenda TNI Angkatan Laut, kita juga bisa menemukan replika kapal selam. Ada juga kapal selam yang khusus membawa rudal di bawah laut. Marinir, jelas tidak mempunyai tank, karena tidak dibutuhkan di laut. Tetapi mereka adalah perenang dan penyelam yang kuat.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxsIAWModuO59N1Mjiga6PX7tbAXmcEXlDc-gnHczxQ5_6uSy4KVE83r8ZsEHaRty1PmCB4P65u8YxRNVQPZEb1q1LfsyMIPeDzDXTHXgqRClTUH2zOPwYFPQwKYtTQ-QwZXFhK0q6n4t7LdYUG51iY5m-ckEGQrWUoexRwb_caeD_6-5PU1ed6nXY/s4080/IMG20230927153936.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxsIAWModuO59N1Mjiga6PX7tbAXmcEXlDc-gnHczxQ5_6uSy4KVE83r8ZsEHaRty1PmCB4P65u8YxRNVQPZEb1q1LfsyMIPeDzDXTHXgqRClTUH2zOPwYFPQwKYtTQ-QwZXFhK0q6n4t7LdYUG51iY5m-ckEGQrWUoexRwb_caeD_6-5PU1ed6nXY/s320/IMG20230927153936.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Makan siang marinir (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Asyiknya, di antara tenda-tenda milik angkatan Laut, ada tenda yang membagikan rangsum makan siang. Tepatnya sih, di atas sebuah mobil terbuka yang dijadikan dapur umum. Kita boleh minta jatah makan siang di sini. Pengunjung harus rapi berbaris untuk mendapatkan rangsum ini. Kebetulan saya tidak perlu antre, seorang prajurit langsung mengulurkan satu box untuk saya.</p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-70205174105489578082023-10-08T02:54:00.006-07:002023-10-08T06:38:54.671-07:00Mengenal Ridwan Nojeng, Pahlawan Lingkungan dari Rumbia, Jeneponto, Sulawesi Selatan <p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpX-IQ3BlLWJJlcjcTdird6ipEiclAD3UnDMzsSA4cu5cGV13zk6Dky87J6-2QyY0ifLWQ4Sql31MRTCb_KYC6kYJ4Vy6LRfjoOWASX8Tz7Egxcqg8e0KHnb0yQLWZ_GWRjElDdRUhrR5cEO0N9sxL-RC9nAjrjahvr0D3PjZGnLWSz6_niwQt9StE/s1080/IMG_20231008_162153.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="686" data-original-width="1080" height="203" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpX-IQ3BlLWJJlcjcTdird6ipEiclAD3UnDMzsSA4cu5cGV13zk6Dky87J6-2QyY0ifLWQ4Sql31MRTCb_KYC6kYJ4Vy6LRfjoOWASX8Tz7Egxcqg8e0KHnb0yQLWZ_GWRjElDdRUhrR5cEO0N9sxL-RC9nAjrjahvr0D3PjZGnLWSz6_niwQt9StE/s320/IMG_20231008_162153.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ridwan Nojeng (dok.jatimnews.com)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Bikin tempat wisata tanpa modal? Nyaris tak mungkin. Namun tidak begitu bagi seorang pria bernama Ridwan Nojeng. Ia tinggal di Desa Tompo Bulu, Kecamatan Rumbia, Jeneponto, Sulawesi Selatan. Bagaimana ceritanya? Ridwan Nojeng memiliki tekad yang besar untuk membangun kawasan wisata alam di desa tersebut dan diberi nama 'Lembah Hijau Rumbia' pada tahun 2014.</p><p>Hanya dalam waktu singkat, kawasan wisata tersebut dinilai sukses hingga berhasil menggandeng biro Traveloka serta Tiket.com. Sebuah kawasan wisata ini sepenuhnya ramah lingkungan. Bangunan yang ada menggunakan kayu dan bambu yang banyak terdapat di desa itu. </p><p>Ridwan Nojeng memanfaatkan tanah pemberian orang tuanya seluas dua hektar. Sedangkan kayu dan bambu yang digunakan dalam konstruksi merupakan pemberian keluarga dan penduduk setempat. Ia mengajak puluhan pemuda desa bergabung bersamanya. Jadi , boleh dikatakan kawasan wisata dibangun berkat semangat gotong royong. Kemudian Objek wisata alam Lembah Hijau Rumbia (LHR), kini ramai dikunjungi pelancong wisatawan lokal maupun luar daerah. </p><p>Nojeng pun menceritakan ide awal mula lahirnya merintis objek wisata di atas lahan seluas dua hektar.</p><p>"Mulanya kami rintis tampa modal sepersen pun, hanya modal tenaga untuk meratakan tanah, bersih-bersih, dibantu puluhan pemuda dan sesekali juga warga untuk memindahkan batu-batu besar," kata Nojeng</p><p>Membangun sebuah objek wisata butuh ketekunan dan kesabaran. LHR baru bisa diselesaikan 36 bulan. Kerja keras Nojeng dan teman-teman untuk menyulap hutan yang ditumbuhi semak belukar menjadi kawasan wisata alam yang eksotis seperti sekarang ini.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN-jdftLXaCNQc4H5ULWp0JQ5RryOZEYn-TCv8tLHZusf3Jchfc_EnVDDn-gGnE3zZHx2SWDij9D_b_STbnLs-hc8CeD9gTduPhtnn_Ys4Of3G7fMY0J8CTJXAPQnjMDCREuGBvBnfs4s1x8hLP7szQwrRB-0ko9LxGNy7n01Y5gGccPmOCukbfs_w/s475/IMG_20231008_162640.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="453" data-original-width="475" height="305" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN-jdftLXaCNQc4H5ULWp0JQ5RryOZEYn-TCv8tLHZusf3Jchfc_EnVDDn-gGnE3zZHx2SWDij9D_b_STbnLs-hc8CeD9gTduPhtnn_Ys4Of3G7fMY0J8CTJXAPQnjMDCREuGBvBnfs4s1x8hLP7szQwrRB-0ko9LxGNy7n01Y5gGccPmOCukbfs_w/s320/IMG_20231008_162640.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ridwan Nojeng (dok.tribunnews.com)</td></tr></tbody></table><br /><p>Kerja keras itu dirintis tahun 2010. Lalu mulai dibuka tahun 2014. Seiring berjalannya waktu, sambil mengelola mereka terus berbenah. Pemasukan dari penjualan tiket digunakan untuk melengkapi fasilitas pengunjung.</p><p>Tiga tahun merintis, bukan waktu yang singkat bagi pemuda seperti Nojeng untuk terus berusaha dengan tekad semangat yang dimiliki. Tentu ada berbagai tantangan dan hambatan. 60 pemuda yang semula ikut mungkin jenuh atau kurang yakin, mereka berhenti. Sedangkan yang bertahan hingga sekarang sekitar dua puluhan pemuda. Mereka gigih bekerja sama dan mengembangknan LHR. </p><p>Tidak jarang dirinya dan puluhan pemuda lainnya harus melewati masa-masa sulit untuk mewujudkan impiannya menjadikan LHR sebagai objek wisata yang fenomenal.</p><p>Nojeng sempat dianggap gila karena berusaha memindahkan batu besar hanya menggunakan linggis. Bahkan membuat kolam renang juga dengan linggis. Tapi dia tidak peduli. Prinsipnya jalan saja terus, dimana ada permulaan pasti ada akhirnya . Kini ia berhasil membuktikan kepada masyarakat. </p><p>Saat ini, hampir tiap pekan objek wisata yang berjarak sekitar 27 kilometer arah utara kota Bontosunggu (ibu kota Jeneponto) itu tidak pernah sepi dari pengunjung. Pada hari kerja, ada lebih dari 50 pengunjung yang datang. Sedangkan wiken Sabtu-Minggu pengunjung yang datang mencapai 300 pengunjung. Harga tiket masuknya dipatok murah hanya Rp 10 ribu per orang.</p><p>Padahal fasilitas yang ada di dalam lokasi wisata itu cukup lengkap, sangat direkomendasikan untuk refreshing, melepas kepenatan aktivitas kerja sehari-hari. Ada enam kamar penginapan, delapan gazebo, lesehan bambu, cafe, mushola, dapur alam, camp area, out bond, kolam renang dan live musik.</p><p>Namun pencapaian itu belum memuaskan Nojeng. Dia melanjutkan dengan menyediakan fasilitas perpustakaan untuk riset dalam kawasan ini. Sebenarnya memang Nojeng bercita-cita membangun wisata pendidikan.</p><p>Kegigihan Ridwan Nojeng membangun wisata alam dan memberdayakan pemuda desa, justru mendapat apresiasi yang tak terduga dari Astra. LHR yang mengusung tema "Surga di Tanah Gersang" ternyata memenangkan Satu Indonesia Award (SIA) yang bertemakan "Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia".</p><p>Kita harus akui, Indonesia membutuhkan orang-orang seperti Nojeng untuk membangun perekonomian pedesaan, di sisi lain juga menyelamatkan lingkungan. Dengan objek wisata alam ini, hutan menjadi lestari dan terjaga. Oksigen yang dibutuhkan manusia terjamin, serta terhindar dari bencana banjir. Ini penting untuk masa depan Indonesia. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk5BkK4ohA6Ez-RszJwx4jIpN5cZ_vNsFKy0oBgjd6ArxXG0LZk5rRl0MTnFmyigP6FzgMeOPvs0lHmUjuDVVCjQ34qGQff9bZqGpqaGFU_WvjbGflMTGPDJ83KDwsAhRAkCZyXj2HAPEvSa7vT5qJSnOejUFsWRgmVP1GJqUe5pTmbzVHqahCL3Te/s1080/IMG_20231008_162204.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="901" data-original-width="1080" height="267" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk5BkK4ohA6Ez-RszJwx4jIpN5cZ_vNsFKy0oBgjd6ArxXG0LZk5rRl0MTnFmyigP6FzgMeOPvs0lHmUjuDVVCjQ34qGQff9bZqGpqaGFU_WvjbGflMTGPDJ83KDwsAhRAkCZyXj2HAPEvSa7vT5qJSnOejUFsWRgmVP1GJqUe5pTmbzVHqahCL3Te/s320/IMG_20231008_162204.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ridwan Nojeng (dok.satuindonesia)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-37092032337006022962023-10-03T04:45:00.005-07:002023-10-03T04:45:57.755-07:00Interaksi Kafe, Tempat Nongkrong Strategis di Margonda <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbHx2Oak2nCh85RKKJA-1CmGduX11OuUTPxmCctmQLb6Uh7y8IUIeloJ5yzQb-957tgZCmXssvt1yzMCBXX3UVXKOjlU0ahnMdoiyAU200sB4jJ07GQLV5gqTrb73nMMk7SIlSCy_6aDNOcb30T22WsTea04-9zAXQ1B0YsRlIAiDimOWB5Uon2a0J/s1398/IMG_20231001_155810.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1398" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbHx2Oak2nCh85RKKJA-1CmGduX11OuUTPxmCctmQLb6Uh7y8IUIeloJ5yzQb-957tgZCmXssvt1yzMCBXX3UVXKOjlU0ahnMdoiyAU200sB4jJ07GQLV5gqTrb73nMMk7SIlSCy_6aDNOcb30T22WsTea04-9zAXQ1B0YsRlIAiDimOWB5Uon2a0J/s320/IMG_20231001_155810.jpg" width="247" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Interaksi kafe, dari roof top (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Sepanjang jalan Margonda Raya berlimpah dengan kafe-kafe. Masing-masing mempunyai keunggulan tersendiri. Ada yang lebih menonjolkan suasana, ada yang menjual cita rasa kopi, dan ada yang menawarkan varian makanan. Dari semua itu, yang paling saya utamakan adalah rasa kopi dan suasana.</p><p>Salah satu kafe yang letaknya strategis, adalah Interaksi kafe, yang cuma beberapa puluh meter dari kantor walikota, dan cukup dekat pula dari lampu merah Siliwangi. Kalau dari luar kelihatannya tidak begitu besar, tapi kalau sudah masuk ke dalam terasa cukup luas. </p><p>Bangunan utama tempat memesan makanan dan minuman. Selain kopi, yang terlihat dalam display adalah aneka pastry. Jenis makanan lain ada dalam list, pilih saja yang sesuai isi kantong. Harganya masih terjangkau, antara 25-75 K. Ketika saya datang sore, pesan pizza sudah tidak ada. Akhirnya beli mie goreng, croissant dan aneka cemilan di samping kopi. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHApE5dlbRcj-6JW_xMF1PZ14n-hMUZyuW-aV3Psa_CxDylc-bsj_4n5qaYxjfIY-JVLhOLV0Vt1-VXRRe8IfHzGY-8ELbXRgToafoPKWqTHOG5iwg9OmeokkUdHni2peBAsRvEUsaQAuDvOrUpA0sBtKz26dI0_NvAczGjt-DkswPhnOSDlyKZdYl/s1360/IMG_20231001_164900.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1360" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHApE5dlbRcj-6JW_xMF1PZ14n-hMUZyuW-aV3Psa_CxDylc-bsj_4n5qaYxjfIY-JVLhOLV0Vt1-VXRRe8IfHzGY-8ELbXRgToafoPKWqTHOG5iwg9OmeokkUdHni2peBAsRvEUsaQAuDvOrUpA0sBtKz26dI0_NvAczGjt-DkswPhnOSDlyKZdYl/s320/IMG_20231001_164900.jpg" width="254" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mie goreng dan cemilan (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Di atas bangunan tersebut ada roof top yang memperlihatkan pemandangan jalan Margonda Raya. Saat musim panas, jangan berada di roof top sebelum jam lima sore. Panas banget. Untung saya datang setelah Maghrib dengan dua teman. Kami pilih tempat duduk di roof top.</p><p>Halaman belakang yang luas terdapat banyak tempat duduk, ada yang dari kayu dan ada yang dari semen. Di hadapannya ada panggung untuk live music. Biasanya kalau wiken, ada grup musik yang tampil. Grup musik lokal Depok yang ternyata cukup banyak. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVJG0o-v6PpJ3allsQcVg_sEn3rcogwoRiYweHehHJIFbeDsob1yazZ8owBTAQY2UgZvngC5-qHoIpN79exWq1_q1-od18ohMZ_OlrxcIeVd3wwktDFFPoZFHQml1b1ZdoPwg8xnIcc3hzJYMQDa0oHqpBHxjqr25rZk7wiRP5eQKSc-OadSxB9djo/s1366/IMG_20231001_155757.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1366" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVJG0o-v6PpJ3allsQcVg_sEn3rcogwoRiYweHehHJIFbeDsob1yazZ8owBTAQY2UgZvngC5-qHoIpN79exWq1_q1-od18ohMZ_OlrxcIeVd3wwktDFFPoZFHQml1b1ZdoPwg8xnIcc3hzJYMQDa0oHqpBHxjqr25rZk7wiRP5eQKSc-OadSxB9djo/s320/IMG_20231001_155757.jpg" width="253" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Panggung (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Mushola terdapat di pojok belakang, cukup bersih dan terawat. Saya senang sholat di sini, tidak terimbas keramaian di halaman tengah. Selain itu ada juga outdoor yang memiliki atap, agar terhindar dari sinar matahari atau hujan. Secara keseluruhan, lebih banyak tempat untuk yang merokok.</p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-N-Ozqq-95EbUpCc-HfYhs5IrfS1N78-6TsGOp5Ts79QZ9-thQs0aWXLOkSdLB1OWwd3yUCVv8w3KDWSh0XVtPgQErHfSaK24JYsVJkhgGVGdpqXXi-G15vd1ZMYmcc3p5Zdu8ETzaKk2ekw3gklfhalyl5Xn_Snfm9xCwr5nsVVJQUJgDomdAga9/s4096/IMG_20230930_183656.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4096" data-original-width="2303" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-N-Ozqq-95EbUpCc-HfYhs5IrfS1N78-6TsGOp5Ts79QZ9-thQs0aWXLOkSdLB1OWwd3yUCVv8w3KDWSh0XVtPgQErHfSaK24JYsVJkhgGVGdpqXXi-G15vd1ZMYmcc3p5Zdu8ETzaKk2ekw3gklfhalyl5Xn_Snfm9xCwr5nsVVJQUJgDomdAga9/s320/IMG_20230930_183656.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Saat malam hari di roof top (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /> Kalau saya datang sendiri atau siang hari, saya memilih ruang ber AC. Kadang di samping outlet, tempat memesan makanan dan minuman. </p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-49712269320301015752023-10-01T06:07:00.004-07:002023-10-01T06:16:17.893-07:00Pasteurisasi Susu Ala Hadi Apriliawan <p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn6kDhldzB5BWYW6JawA8tW9kPVTYQE8_EJxYC5K_hvMP1sMs_lLQMJj-kkf-Kv0I6NoaLjK_u-PzX61mjrUN6PGUEaYUs_ulTGapv9b1aN6r4m9MyoES4JlkLZofnEjqIek919C898tCIRrMOIEYnPNSwd1bxqTHAw4e_4LnAdH9Js1txb9LmW0dn/s831/IMG_20231001_183952.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="690" data-original-width="831" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn6kDhldzB5BWYW6JawA8tW9kPVTYQE8_EJxYC5K_hvMP1sMs_lLQMJj-kkf-Kv0I6NoaLjK_u-PzX61mjrUN6PGUEaYUs_ulTGapv9b1aN6r4m9MyoES4JlkLZofnEjqIek919C898tCIRrMOIEYnPNSwd1bxqTHAw4e_4LnAdH9Js1txb9LmW0dn/s320/IMG_20231001_183952.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hadi Apriliawan (dok.jpnn)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Tahukah kamu, kesulitan para peternak sapi dan kambing tradisional dalam menjual hasil susu perah? Susunya mudah menjadi basi. Jadi, kalau tidak segera terjual, maka mereka akan merugi, susu basi akhirnya terbuang. Inilah salah satu faktor banyak peternak hidup dalam kondisi perekonomian lemah.</p><p>Namun ada seseorang yang memperhatikan kesulitan tersebut. Dia adalah Hadi Apriliawan yang kemudian tergerak untuk melakukan sesuatu. Dia menciptakan inovasi baru yang dapat mengatasi masalah tersebut . Hadi Apriliawan lalu membuat Sulis, singkatan dari susu listrik, sebuah mesin pasteurisasi listrik yang diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.</p><p>Apakah yang dimaksud dengan susu listrik? Bukan susu yang mengandung listrik lho. Maksudnya, Sulis yang adalah alat untuk mengolah susu dengan menggunakan listrik. Ternyata alat ini sangat efektif. Alat ini membuat takjub para peternak, apalagi Hadi Apriliawan adalah seorang pemuda yang baru berusia 24. Tetapi ia telah memahami bagaimana kiprah dalam dunia agribisnis.</p><p>Sudah ada beberapa contoh mesin pasteurisasi Sulis yang dibuat Hadi di sebuah rumah di Perumahan Pondok Alam Sigura-gura B2-20. Ada yang setengah jadi, ada pula yang sudah jadi. Mesin pasteurisasi Sulis yang pertama berukuran sepuluh liter dan berbentuk kubus dengan panjang sisi masing-masing sekitar 50 sentimeter.</p><p>Mesin tersebut berongga dan berbentuk silinder di dalamnya. Pada penutup lubang, ada semacam pipa-pipa besi yang disambungkan ke aliran listrik. Pada sisi yang lain, ada keran untuk mengalirkan hasil output, yaitu susu yang sudah mengalami pasteurisasi.</p><p>Cara kerja mesin mesin itu cukup sederhana. Pertama, susu segar dimasukkan dalam tabung. Susu segar tersebut lebih dahulu dipanaskan pada suhu 50 derajat Celcius. Proses selanjutnya berupa kejut listrik yang diberikan pada susu. </p><p>"Prosesnya, dinding sel (susu) dimasuki ion-ion hingga muncul gelembung besar besar yang akhirnya lisis (pecah)," jelas Hadi.</p><p>Dengan proses tersebut, bakteri-bakteri jahat yang terkandung dalam susu, mulai salmonella hingga escherichia coli akan mati. Sulis. Bakteri yang selama ini sulit dibunuh dengan cara biasa bisa hilang dengan mesin Sulis. </p><p>Lebih lanjut Hadi menuturkan,"Dengan sistem pemanasan, bakteri akan mati. Tapi, jika susu terlalu lama dipanasi, kandungan gizinya bisa berkurang."</p><p>Karena bakteri sudah mati, susu yang dipanasi dengan Sulis bisa tahan hingga enam bulan jika disimpan dalam freezer. Mesin pasteurisasi Sulis berukuran 10 liter tersebut dihargai Rp 12 juta.</p><p>Mesin Sulis ciptaan Hadi, ada beberapa macam ukuran. Dia juga mempunyai mesin berkapasitas 250 liter. Ukurannya jauh lebih besar. Mesin tersebut terdiri atas empat tabung dengan diameter 50 sentimeter dan tinggi lebih dari semeter. Cara kerjanya hampir sama dengan yang 10 liter. Mesin ini paling lengkap, ada pemanas dan pendingin sekaligus.</p><p>Pemuda yang lahir di bulan April 1989 itu mengaku bahwa ide untuk membuat mesin tersebut sebenarnya sudah muncul ketika dirinya masih duduk di bangku SMA. Hal itu disebabkan 90 persen keluarga besar, termasuk orang tuanya, adalah peternak. Dia tahu, selama ini susu dibeli dengan harga yang sangat murah dari peternak.</p><p>Anak kedua Tumirin dan Sudarmi tersebut memiliki tekad agar kondisi peternak bisa membaik. Dengan Sulis, peternak bisa mengolah sendiri produksi susu. Yakni, menjadi produk susu yang siap dikonsumsi dan bernilai ekonomis tinggi.</p><p>Fakta di lapangan menunjukkan, teknologi pengolahan susu peternak masih sangat rendah. Pagi diperah, sorenya susu langsung basi. Hadi pun terus mencari referensi dan melakukan penelitian sejak 2007. Saat itu, dia masih berkuliah di teknologi pertanian Universitas Brawijaya (UB). Kemudian Hadi menemukan satu referensi menarik, yakni pulse electric field (PEF) atau metode kejut listrik yang digunakan untuk membunuh bakteri pada daging.</p><p>Metode itu sebenarnya sudah sering diterapkan di Jepang. Dia pun penasaran, apakah metode kejut listrik tersebut bisa diterapkan pada benda cair seperti susu. Hadi langsung melakukan penelitian. </p><p>Hasilnya, salah satu perbedaan antara kejut listrik benda padat dan benda cair terletak pada voltase. Voltase untuk benda cair lebih rendah. Besaran voltase itu, yang menjadi rahasia perusahaan Hadi. Yang jelas, dia butuh waktu 2-3 tahun untuk melakukan riset mesin Sulis. Dana ratusan juta pun dikeluarkan demi riset tersebut. Dana yang didapat itu berasal dari hadiah sejumlah lomba penelitian yang pernah diikuti.</p><p>Setelah melalui berbagai pengembangan, Hadi mulai menjual mesin Sulis sejak 2009 di bawah bendera PT MaxZer yang didirikan dia. Ia memproduksi mesin tersebut dan kini sudah dipasarkan ke sejumlah daerah bahkan luar negeri. </p><p>Saat ini, Hadi mempunyai pabrik bertingkat empat di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Di sinilah setiap harinya ia memproduksi mesin parteurisasi susu dengan menggunakan sistem kejut listrik atau sulis.</p><p>Inovasi pria lulusan S-2 Bioteknologi Universitas Brawijaya dan National Pingtung University Taiwan itu, juga mendapat penghargaan SATU Indonesia Award Astra Bidang Teknologi tahun 2016. Bahkan, ia juga masuk dalam ASEAN Entrepreneur Award (AEA) Japan 2016.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody></tbody></table><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkyGkqaPm8PSy630jo7nYe4K54dR2vzvnh04Rb8oLp4zyEH_HqTpl-2DJZ8fxlZvUFNw-b0gLcBN8slbsiJOfVZZAwMTuuFHe7SyRPtjAahgD5_IC06S4MsE77jUR8sxmLH3eeJjwnEvJkO-g-0aszckL_BEkmVUNvvvZctCCtgXia79gFtNxPsedJ/s902/IMG_20231001_200844.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="561" data-original-width="902" height="199" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkyGkqaPm8PSy630jo7nYe4K54dR2vzvnh04Rb8oLp4zyEH_HqTpl-2DJZ8fxlZvUFNw-b0gLcBN8slbsiJOfVZZAwMTuuFHe7SyRPtjAahgD5_IC06S4MsE77jUR8sxmLH3eeJjwnEvJkO-g-0aszckL_BEkmVUNvvvZctCCtgXia79gFtNxPsedJ/s320/IMG_20231001_200844.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hadi Apriliawan (dok.kompas/Defri Werdiono)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p><br /></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody></tbody></table><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-27749565660608132572023-09-28T07:21:00.002-07:002023-09-28T07:21:35.641-07:00Mengenal Seni Lukis Anotype dan Cyanotype <p> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdPfTqOpZEg_EKNB99N3VOHxwOiH87yc4PG6I7lJpsvqn2UGx4P3UpW_sphAIqx0xcSX83zo4Mk2X8Y1w2PPK50oB45liq9hiMNaVOBMyqSQw5aaBhvmn2kS7hzM0NN9151EK602wYR7LQZtDeyzwyFTRVWPYHipdbnoAc-8v9Xb_o1GPzY4UCjIyQ/s4080/IMG20230924115007.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdPfTqOpZEg_EKNB99N3VOHxwOiH87yc4PG6I7lJpsvqn2UGx4P3UpW_sphAIqx0xcSX83zo4Mk2X8Y1w2PPK50oB45liq9hiMNaVOBMyqSQw5aaBhvmn2kS7hzM0NN9151EK602wYR7LQZtDeyzwyFTRVWPYHipdbnoAc-8v9Xb_o1GPzY4UCjIyQ/s320/IMG20230924115007.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Melukis dengan metode cyanotype (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /></p><p>Minggu, 24 September saya meluncur ke kawasan Mayestik, Kebayoran Lama. Kali ini saya mau hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan komunitas Koteka, berkolaborasi dengan Ruang Garasi. Event ini bertajuk "Visual Art Mini Workshop". Tetapi saya tertarik belajar seni lukis dengan metode anotype dan cyanotype.</p><p>Anotype adalah gambar yang dibuat menggunakan bahan dari tumbuhan. Proses ini awalnya ditemukan oleh Mary Somerville yang mempresentasikan penelitiannya kepada Sir John Herschel (yang sering salah dikutip sebagai penemunya) pada tahun 1842. Emulsi tanaman, buah, atau sayuran peka cahaya lainnya. </p><p>Selembar kertas ditutup dengan emulsi, lalu dikeringkan. Beberapa daun, foto transparan positif atau bahan lain ditempatkan di atas kertas; kemudian disinari sinar matahari penuh secara langsung hingga bagian gambar yang tidak tertutup bahan menjadi pucat oleh sinar matahari. Warnanya tetap berada di bagian yang dibayangi. Kertas tetap sensitif terhadap sinar tersebut.</p><p>Sedangkan cyanotype adalah formulasi pencetakan fotografi ekonomis dan bereaksi lambat yang peka terhadap spektrum sinar ultraviolet dekat dan cahaya biru terbatas, kisaran 300 nm hingga 400 nm yang dikenal sebagai UVA radiasi.Ini menghasilkan cetakan biru yang digunakan untuk seni sebagai citra monokrom yang dapat diterapkan pada berbagai dukungan, dan untuk reproduksi ulang dalam bentuk cetak biru. Untuk tujuan apa pun, proses ini biasanya menggunakan dua bahan kimia: besi amonium sitrat atau besi amonium oksalat, dan kalium ferricyanide, dan hanya air untuk mengembangkan dan memfiksasi.</p><p>Ruang Garasi, tempat pameran lukisan karya Sari Yok Kuswoyo beberapa waktu lalu. Di tempat ini mbak Kana Fuddy Prakoso, guru lukisnya memberikan pelatihan berbagai macam seni dengan menggunakan metode-metode menarik. Saya justru baru tau ada anotype dan cyanotype, duh kuper juga di dunia seni.</p><p>Sampai di tempat sudah dua orang teman. Saya berkenalan dengan mas Ari, yang menjadi mentor kali ini. Tentu saja ada Mbak Kana yang menjadi tuan rumah dan pembimbing utama.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7iyB_lWJTKpmSERKutBmDNitPdWIl9_rCqB7eM8QdI4BpHnhIp0EUCClHff6VNn7ZxqyNVdrpuDPelxkPZ_Se_B61Ev9YyOAeWDZwHLWy1gSBwyqdfhp-1HGjlJ7iasz2isi1hJG8Wlx7biFk8qSZ62cw4ncies0mhOMMGsSTzUiLNHmLuutRWUBS/s3489/IMG_20230924_123258.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3489" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7iyB_lWJTKpmSERKutBmDNitPdWIl9_rCqB7eM8QdI4BpHnhIp0EUCClHff6VNn7ZxqyNVdrpuDPelxkPZ_Se_B61Ev9YyOAeWDZwHLWy1gSBwyqdfhp-1HGjlJ7iasz2isi1hJG8Wlx7biFk8qSZ62cw4ncies0mhOMMGsSTzUiLNHmLuutRWUBS/s320/IMG_20230924_123258.jpg" width="211" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mbak Kana (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Saya heran melihat banyak dedaunan di atas meja. Tadinya saya kira buat dimasak menjadi sayur, karena ada seledri. Ternyata itu adalah bahan-bahan untuk membuat seni lukis dengan metode anotype dan cyanotype. Hehehehe.</p><p>Setelah teman-teman lainnya berdatangan, acara segera dimulai. Mas Ari menerangkan cara membuat seni lukis dengan metode anotype. Kami diberi lembaran kertas putih aquarel yang mempunyai pori-pori. Bahan- bahan lainnya adalah pewarna alami yang bisa berasal dari kunyit, daun pandan, bayam, strawberry, buah naga dan sebagainya. Daun-daun itu sudah diblender dan diambil airnya yang berwarna.</p><p>Kuas yang digunakan, kuas biasa dengan berbagai ukuran. Bahan pewarna dijadikan dua jenis. Pertama tanpa alkohol dan kedua menggunakan alkohol sekitar 70%. Fungsi alkohol adalah untuk memunculkan warna menjadi lebih kuat. Jika tanpa alkohol, warnanya lebih pucat.</p><p>Kuas dicelupkan pada pewarna, lalu dioleskan pada kertas. Setelah dirasakan cukup, keringkan sejenak dengan angin. Kemudian letakkan dedaunan yang kita pilih, masukkan ke dalam pigura foto berkaca. Setelah itu dijemur selama dua jam di bawah sinar matahari.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhXtU1GIFCbtzcH2h2I2bX6Hj_w9z0hAZqOLJy1hA80Mde5moxiGcQAD5C6sp3gk5T_nKyOTQbKb5D01NOQ0UToBmtONgHPBY5o2sbmbeOgK3Zd8B_vbZn7QTCzbkUJ2ZARGVbeon9Vvl8oTeVd9frLAs6ffVEuuJCnswxGF1blA4hXMIaXnUKx2Yo/s4080/IMG20230924112534.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhXtU1GIFCbtzcH2h2I2bX6Hj_w9z0hAZqOLJy1hA80Mde5moxiGcQAD5C6sp3gk5T_nKyOTQbKb5D01NOQ0UToBmtONgHPBY5o2sbmbeOgK3Zd8B_vbZn7QTCzbkUJ2ZARGVbeon9Vvl8oTeVd9frLAs6ffVEuuJCnswxGF1blA4hXMIaXnUKx2Yo/s320/IMG20230924112534.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pengeringan di bawah sinar matahari (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Kalau sudah kering, buka pigura buang daunnya. Kertas itu dicelupkan ke air yang mengandung deterjen untuk memunculkan warna. Hasilnya, lukisan dari dedaunan tadi. Keringkan lagi di udara, di bawah pohon.</p><p>Berbeda dengan anotype yang menggunakan pewarna alami, cyanotype justru menggunakan campuran bahan kimia. Untuk itu kita harus berhati-hati dengan memakai sarung tangan plastik. Jika terkena, kulit menjadi gatal-gatal.</p><p>Setelah dipraktikkan, ternyata tidak sulit. Nah kalau sudah latihan berulang kali, bisa menghasilkan sesuatu yang indah. Hasil seni ini bisa dijadikan pajangan ruang kerja, studio atau kafe kekinian yang trendi. </p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-17592890853660773002023-09-26T05:46:00.004-07:002023-09-26T06:49:08.875-07:00Marcellinus Wellip, Pahlawan Kesehatan dari Bumi Papua <p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL3Sv7Pyrd1j8RDFTlO2whDubiwrvhr_hGC58Pa01FnmifB7aFoNfd6AI4v-hGk-iw1iWz0JFg0m9JA2qMaVnPdAqa-76Kaf-5KfkH0JSGn60fuki4XfnckesfmKpZVt_ff15uK6a6jpgyBR-KlVmuL3F1RIToDCFi_JPbRl0aDU6V-pDMJLIwDgMv/s1080/IMG_20230926_145444.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="891" data-original-width="1080" height="264" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL3Sv7Pyrd1j8RDFTlO2whDubiwrvhr_hGC58Pa01FnmifB7aFoNfd6AI4v-hGk-iw1iWz0JFg0m9JA2qMaVnPdAqa-76Kaf-5KfkH0JSGn60fuki4XfnckesfmKpZVt_ff15uK6a6jpgyBR-KlVmuL3F1RIToDCFi_JPbRl0aDU6V-pDMJLIwDgMv/s320/IMG_20230926_145444.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Marcellinus Wellip (dok.kejarinfo.com)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Bukan rahasia jika jarang ada tenaga kesehatan yang mau ditugaskan ke daerah terpencil. Banyak hal yang dijadikan alasan, misalnya sangat sulit mendapatkan akses, tidak ada sinyal internet hingga honor atau gaji yang dipotong atau tertunda. Tetapi tidak begitu halnya dengan Marcellinus Wellip. Dia rela blusukan ke hutan, menyusuri sungai dan menyeberangi lautan demi menolong pasien yang membutuhkan. </p><p>Marcellinus adalah seorang perawat atau mantri. Penduduk sekitar yang ingin berobat biasa datang ke klinik atau puskesmasnya tempat ia bekerja. Tapi dataran Papua bukan seperti tanah Jawa yang mudah dilalui alat transportasi. Papua memiliki medan yang sulit dijelajahi. Tak ada alat transportasi yang memadai. </p><p>Di sana kita bakal menemukan jalanan terjal, berbukit-bukit, dan hutan yang masih tumbuh liar. Akses kendaraan yang sangat minim dan mahal. Hal ini yang menyebabkan sebagian pasien di pelosok tak dapat berobat ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Selain itu, satu kenyataan yang harus dihadapi, bahwa mayoritas masyarakat Papua hidup dalam kemiskinan. Mereka tak punya uang untuk keluar rumah dan mencari pertolongan.</p><p>Kondisi ini yang juga mengetuk hati Marcellinus Wellip. Ia paham kesulitan masyarakat di wilayah terpencil. Karena itu ia rela untuk menjemput pasiennya. Bahkan sampai mempertaruhkan jabatan sebagai kepala puskesmas demi berbuat suatu kebajikan.</p><p>Marcellinus tetap menerjang dalam cuaca hujan atau panas. Ia sudah terbiasa berjalan puluhan kilometer untuk mencari orang-orang yang butuh pertolongan. Malah dia pernah harus berhari hari berjalan menembus hutan. Menyusuri jalan setapak yang licin dan curam adalah makanan sehari-hari. </p><p>Bagi Marcellinus, menolong sesama adalah suatu idealisme yang tak bisa ditukar dengan uang. Ia sigap mengobati siapa saja tanpa mempertanyakan agama, suku, ataupun ras. Padahal, lelaki ini tahu ia tidak akan menjadi kaya dengan pengabdiannya. Ia hanya ingin berbuat semaksimal mungkin untuk menolong masyarakat yang berada di pedalaman. Dia adalah pahlawan yang sesungguhnya. Sungguh tepat ketika SATU Indonesia Award dari Astra memberikan penghargaan kepada Marcellinus Wellip.</p><p>Kisah tentang Marcellinus Wellip kemudian diangkat sebagai iklan di Astra. Ini membuktikan bahwa Marcellinus Wellip dapat menginspirasi masyarakat Indonesia, khususnya tenaga kesehatan. Iklan itu menggugah rasa nasionalisme, memanggil nurani kita agar tidak segan mengabdi kepada bangsa dan negara. </p><p>Padahal Marcellinus menjalani pendidikan mulai s1 hingga s3 nya di Jerman. Sebagai dokter ahli, hidupnya sudah pasti penuh kemapanan dan kenyamanan. Semula ia bertugas di rumah sakit besar di Jakarta dengan gaji yang cukup besar. Namun suatu hari idealisme mengetuk nuraninya untuk berbuat lebih jauh. </p><p>Kenangan masa kecil, mengingatkan dia pada suatu peristiwa. Saat itu nyawa kakaknya tak bisa tertolong karena penyakit diare. Kemiskinan membuat keluarganya tak mampu membawa sang kakak ke rumah sakit. Sang kakak meninggal hanya karena penyakit yang tampak sepele di kota besar. Seharusnya sang kakak bisa ditolong jika terdapat fasilitas kesehatan yang terjangkau. </p><p>Kenangan pahit itu kemudian membuat sang dokter bertekad akan mendirikan rumah sakit apung untuk membantu masyarakat miskin yang tinggal di wilayah terpencil atau perairan. Marcellinus Wellip bertekad akan mendirikan rumah sakit apung untuk membantu masyarakat miskin yang tinggal di wilayah terpencil atau perairan pedalaman Indonesia.</p><p>Mengapa rumah sakit apung? Itulah yang efektif untuk menolong pasien di wilayah pedalaman atau terpencil. Di Papua juga banyak pulau kecil yang menjadi tempat tinggal penduduk asli. </p><p>Pembuatan kapal memakan biaya mahal , butuh ratusan juta untuk mewujudkannya. Maka ia kemudian nekat menjual rumah satu-satunya. Kenekatan akan idealisme ini yang membuat ia dijuluki 'dokter gila'. Ya, hanya orang yang tergila-gila pada nasionalisme yang sanggup berkorban seperti itu. </p><p>Marcellinus Wellip dan beberapa orang timnya berkeliling ke daerah pedalaman hanya untuk mencari pasien yang sakit. Tim nya ini juga tidak dibayar. Mereka bekerjasama tanpa sedikit pun imbalan. Mungkin orang seperti dia hanya ada satu di antara sepuluh ribu. Bayangkan dengan dokter-dokter Jakarta yang hidup bergelimang harta. </p><p>Kita butuh Marcellinus-Marcellinus yang lain. Semoga semakin banyak tenaga kesehatan yang mengikuti jejaknya, mengabdikan diri untuk membantu masyarakat dengan ikhlas dan tulus. </p><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-44085176138090919082023-09-22T20:06:00.004-07:002023-09-23T05:50:17.960-07:00Peran Rizki Dwi Darmawan Dalam Bisnis Gula Jawa Kristal<p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQwm4xeNyn1AjmFJMpidIvKR2RmZ3D3un5ijW7zeQg0OK5vfo1K-EzK_rHx0VjbZslRsYPJgHe4S-xLWkV-D5o3AqSy-y5DyHpRr9xsQZtyALSYkglKNCe-ZsIEhwvJwA9gHvqT9GLtRDexyaZUtL-cTWV3h4UKavEfo0mrxBF6-IFvC24RYSaxp5l/s1080/IMG_20230923_092946.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="931" data-original-width="1080" height="276" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQwm4xeNyn1AjmFJMpidIvKR2RmZ3D3un5ijW7zeQg0OK5vfo1K-EzK_rHx0VjbZslRsYPJgHe4S-xLWkV-D5o3AqSy-y5DyHpRr9xsQZtyALSYkglKNCe-ZsIEhwvJwA9gHvqT9GLtRDexyaZUtL-cTWV3h4UKavEfo0mrxBF6-IFvC24RYSaxp5l/s320/IMG_20230923_092946.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rizki Dwi Darmawan (dok.swa)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Sedari muda sudah kreatif dan inovatif, itulah Rizki Dwi Darmawan, peraih penghargaan Astra Internasional, SATU Indonesia award tahun 2013 bidang kewirausahaan. Meskipun saat itu masih berstatus mahasiswa, ia mampu menggerakkan penderes Nira di sekitarnya untuk membuat gula Jawa Kristal.</p><p>Bisnis ini dimulai bersama dengan teman-teman kuliah. Pada mulanya ia tertarik ketika melihat warga sekitarnya yang mayoritas penderes, menyuplai nira untuk dijadikan gula. Hasil produksi Nira di desa itu memang melimpah. Tetapi produksi nira hanya stop sampai pada gula merah saja. Padahal banyak produk itu dijumpai di pasar-pasar. </p><p>Maka Rizki Dwi Darmawan terpikir untuk memproduksi gula merah dalam bentuk kristal. Sesuatu yang belum dikenal oleh penderes setempat. Usahanya berhasil, kini ia telah membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat desanya sendiri. Keyakinan Rizki, bisnis gula kristal ini bisa sampai pasar manca negara. </p><p> Rizki mempelajari cara membuat gula kristal ketika masih berada di Surabaya. Ia pun melihat di hotel-hotel ada gula pasir cokelat, tapi ternyata itu hanya gula pasir biasa yang dikasih warna cokelat. Pemuda ini menemukan bahwa gula kristal lebih awet dari gula batok yang diproduksi dari penderes Nira.</p><p>Gula batok biasa itu umurnya pendek, hanya sekitar 2 sampai 3 minggu lalu lembab dan menjamur dalam dua bulan sudah. Kalau gula kristal ini berbentuk serbuk seperti gula pasir bisa sampai 1,5 tahun. Ini karena kadar air yang ada di gula kristal rendah di bawah 3 persen tanpa bahan pengawet.</p><p>Tidak dipercaya </p><p>Pada awalnya Rizki mengalami hambatan dari para petani penderes tidak yakin dengan idenya. Mereka takut prosesnya sulit dan jadi merugi. Di sinilah kerja keras Rizki, butuh waktu satu tahun untuk meyakinkan mereka. </p><p> "Sekarang beberapa yang mengelola manajemen dan operasional di bawah payung CV Mekanira Nusantara, " cerita Rizki. Sedangkan nama brand gula kristal tersebut adalah Sweet Java.</p><p>Kini Rizki dan kawan-kawan mendistribusikan nira kristal ini hingga Selandia Baru dan Kanada. Produksi untuk eksportir rata-rata 2 ton per bulan sedangkan produksi untuk pasar domestik masih fluktuatif. </p><p>Jumlah petani penderes sudah lebih dari 300 orang. Di samping menggenjot produksi, Rizki juga menekankan kebersihan dalam berproduksi, karena memberikan pengaruh pada kualitas Nira. Cara membuat gula kristal adalah memanaskan gula jawa terlebih dahulu. Dahulu hanya menggunakan sinar matahari, sekarang sudah pakai oven.</p><p>Ada dua jenis gula kristal yang diproduksi. Satu dalam bentuk sachet dan satunya refill. Sachet digunakan untuk minuman, sedangkan refill untuk masak. Satu kotak harganya Rp 25 ribu. Sehingga omzet bisa mencapai Rp 100 juta per bulan.</p><p>Cita-cita Rizki, gula kristal ini menjadi produk yang dikenal sebagai gula sehat. Ia berharap perusahaan ini akan besar di daerah bukan di kota-kota. Selain memasuki pasar dalam negeri dan tersedia di supermarket besar, pada akhirnya merambah ekspor ke mancanegara. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5cdIljHoxBMPrp3oa-ldP1sk2Igh8ov_2Jht4yzvvL8fdPo3lM6AYFRN0s_VB1xnL3w7hW8TJVUaRzjOiKQIA97L8d0HFp9eMSMw0tpP3Icb57QQt-Nr7edJrQN3YwluNfD84hAJGc8vFY2gtG6pfkFoCiVgnNr0LCrBjd0AcGm2T9H4_cpbFTq6R/s1080/IMG_20230923_092932.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="933" data-original-width="1080" height="276" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5cdIljHoxBMPrp3oa-ldP1sk2Igh8ov_2Jht4yzvvL8fdPo3lM6AYFRN0s_VB1xnL3w7hW8TJVUaRzjOiKQIA97L8d0HFp9eMSMw0tpP3Icb57QQt-Nr7edJrQN3YwluNfD84hAJGc8vFY2gtG6pfkFoCiVgnNr0LCrBjd0AcGm2T9H4_cpbFTq6R/s320/IMG_20230923_092932.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rizki Dwi Darmawan (dok.caknun.com)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-68957365320475412452023-09-20T23:54:00.001-07:002023-09-21T00:22:09.630-07:00Buah Kepel, Pilihan Keluarga Keraton <p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTAzSUBux0kUVDBSUrihXrfCVNNiZFaS8GLv8Qdg_mx10hBE1iI8LLFV2sYgmlFSaSFadL9W9CyWWN0dBtByAdXlZmAJrsIe9xa0HZnYlNKwMvMsHR6TmnAkUCdFoXLxahepFrVCABxvbeYM8hvD3NnQX0Cc2ntFLmJCuYgZr3dwIDRqr2ahQawRSO/s4080/IMG20230918123126.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTAzSUBux0kUVDBSUrihXrfCVNNiZFaS8GLv8Qdg_mx10hBE1iI8LLFV2sYgmlFSaSFadL9W9CyWWN0dBtByAdXlZmAJrsIe9xa0HZnYlNKwMvMsHR6TmnAkUCdFoXLxahepFrVCABxvbeYM8hvD3NnQX0Cc2ntFLmJCuYgZr3dwIDRqr2ahQawRSO/s320/IMG20230918123126.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pohon dan buah Kepel (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Siapa yang belum tahu buah Kepel? Tidak heran karena buah ini terhitung tanaman langka di zaman sekarang. Saya pun baru tahu belakangan ini gegara sebuah postingan di laman Facebook. Ternyata buah ini dikonsumsi oleh keluarga keraton, khususnya putri-putri raja. </p><p>Kenapa keluarga keraton menyukai buah ini? Rupanya buah Kepel mempunyai khasiat seperti deodoran, menghilangkan bau badan. Wah, selama ini saya hanya tahu daun kemangi yang dapat membuat bau badan menjadi harum. Inilah salah satu rahasia putri keraton. Pantas saja di lingkungan keraton terdapat pohon ini. </p><p>Buah Kepel (atau nama latinnya Stelechocarpus burahol) memang tidak begitu populer di masyarakat. Karena merupakan kesukaan keluarga Kerajaan, menjadi "tanaman bangsawan". Meskipun begitu, di Jogjakarta masih ada yang menanamnya di pekarangan rumah. </p><p> Pohon Kepel yang dipercaya mempunyai nilai filosofi adhiluhung ini merupakan flora identitas provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta. Pohon Kepel di beberapa daerah dikenal juga sebagai buah dan pohon kecindul, cindul, simpol, burahol, dan turalak. Dalam bahasa Inggris tumbuhan langka ini disebut sebagai Kepel Apple. Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Stelechocarpus burahol.</p><p>Gara-gara tidak merakyat, kepel atau burahol menjadi tanaman langka. Kita harus menanyakan pada petani bibit yang menyemaikan buah ini. Nah, kenapa tidak jika kita melestarikannya kembali sebagai pohon buah yang unik dan bermanfaat.</p><p>Bentuk fisik</p><p>Buah ini sepintas mirip buah sawo dengan kulit berwarna coklat. Tetapi dalamnya berisi daging tipis berwarna kuning, dengan biji seperti biji salak. Buah ini manis jika benar-benar matang. </p><p>Buah Kepel bergantungan di batang pohon secara berkelompok. Kalau sudah tua, jatuh sendiri ke bawah. Bahkan ketika dipegang di batang pohon, langsung lepas dari tangkainya. Dikatakan matang jika empuk. Kalau tidak matang, rasanya agak pahit.</p><p>Pohon Kepel menjadi kegemaran para putri keraton di Jawa selain lantaran memiliki nilai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik, buah kepel juga dipercaya mempunyai berbagai khasiat dibidang kecantikan. Buah Kepel telah menjadi deodoran (penghilang bau badan) bagi para putri keraton. Sayang justru karena itu masyarakat jelata tidak berani menanam pohon ini sehingga menjadi langka.</p><p>Pohon Kepel mempunyai tinggi hingga 25 m dengan diameter batang mencapai 40 cm. Pada kulit batangnya terdapat benjolan-benjolan. Benjolan-benjolan ini merupakan bekas tempat bunga dan buah karena bunga dan buah kepel memang muncul di batang pohon bukannya di pucuk ranting atau dahan.</p><p>Daun Kepel tunggal, lonjong meruncing dengan panjang antara 12-27 cm dan lebar 5-9 cm. Warna daun Kepel hijau gelap. Bunga berkelamin tunggal, harum. Bunga jantan terdapat pada batang bagian atas atau cabang yang tua bergerombol antara 8 sampai 16. Sedangkan bunga betina hanya terdapat pada batang bagian bawah.</p><p>Pohon Kepel atau Burahol tersebar di kawasan Asia Tenggara mulai dari Malaysia, Indonesia hingga Kepulauan Solomon bahkan Australia. Di Indonesia, terutama di Jawa, Pohon Kepel mulai jarang dan langka. Pohon Kepel dapat tumbuh di habitat yang berupa hutan sekunder yang terdapat di dataran rendah hingga ketinggian 600 mdpl.</p><p>Pohon Kepel menjadi salah satu pohon yang langka. Kelangkaan tanaman ini lebih disebabkan oleh adanya anggapan pohon ini sebagai pohon keraton yang hanya pantas di tanam di istana. Rakyat jelata, khususnya masyarakat Jawa akan merasa takut mendapatkan tuah (kuwalat) jika menanam pohon ini. Di sisi lain, banyak yang tidak menyukainya karena dagingnya sedikit dibandingkan dengan bijinya yang besar.</p><p>Kini, pohon langka ini masih dapat ditemui di kawasan keraton Yogyakarta, TMII, Taman Kiai Langgeng Magelang, Kebun Raya Bogor dan Taman Buah Mekarsari. Di Taman Buah Mekarsari pohon kepel sudah ditanam sejak awal tahun 1995 bertepatan denan diresmikannya Taman Buah Mekarsari. Lokasi tanamannya berada di kebun buah Blok C. Jumlah tanamannya 30 pohon. Bulan April ini pohonnya sedang berbuah. Buah akan terus berlangsung sampai awal Juni 2017. Untuk menuju ke tempat tersebut Anda dapat mengikuti rute wisata yang ada di Taman Buah Mekarsari.</p><p>Buah Kepel yang buahnya seukuran kepalan tangan orang dewasa mempunyai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik karena seperti tangan yang terkepal. </p><p>Ada di Bogor</p><p>Kebetulan salah satu sahabat penulis yang tinggal di kota Bogor, memiliki pohon ini. Ketika tahu saya mencari pohon ini, dia mengundang saya ke rumahnya. Saya pun tak menyia-nyiakan undangan ini.</p><p>Pohon kepel tegak berdiri di pojok halaman rumah teman saya dengan buah berlimpah. Sebagian sudah jatuh ke bumi, di antara dedaunan dan akar. Saya memungut yang terjatuh, mengumpulkan di dalam dua kantong. Saya panen buah kepel di rumah teman. Asyik kan. </p><p>Ayo tanam buah kepel. Manfaat lain dari buah ini, selain sebagai deodoran juga memperlancar urine. Daunnya digunakan untuk mengobati asam urat dan kolesterol. Sedangkan batang kayunya bisa digunakan sebagai bahan rumah tangga. Jika punya halaman luas, pohon ini sangat cocok ditempatkan di sudut. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjxYcjwHE-Nq4exdNRN3kw7r-ngpcTL36SF51pk09tdReYCiA3xVQ03OtGMJo2q08iyFE-KK7HIWLvdLZoYQJVOd4CQqD2PPQ2UUBSGU7uYfu6xn1SJHxYCc3TjYZcZl0PkMNutHugdldvGPkr2eZLt0CcJgU07JXQsL2UnH2EvVvCTh-aoXeFPy3E/s4080/IMG20230918113605.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjxYcjwHE-Nq4exdNRN3kw7r-ngpcTL36SF51pk09tdReYCiA3xVQ03OtGMJo2q08iyFE-KK7HIWLvdLZoYQJVOd4CQqD2PPQ2UUBSGU7uYfu6xn1SJHxYCc3TjYZcZl0PkMNutHugdldvGPkr2eZLt0CcJgU07JXQsL2UnH2EvVvCTh-aoXeFPy3E/s320/IMG20230918113605.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Buah kepel (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-44629022360554757732023-09-18T23:57:00.003-07:002023-09-20T23:37:28.368-07:00Bidan Rosmiati, Menyusuri Pelosok Riau Demi Para Ibu<p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0UxJ_bLPscVV9KyiFSqMxZVYtlb2Egl-xv2_E9-ekD9CVJGo-aUzK6-pusoZ_0ydExC6-Q7x2PcN2-lO5_lOIC0mTFu-pWQoyrQuD9eE8AqcdUZxq8E7uNhuS7BR72bNuKLwbM0DrQ0hDprTnYQKkqP-DEsOFmjhaJqfD26pGwCIc544Qqv_3-EtY/s929/IMG_20230919_132424.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="611" data-original-width="929" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0UxJ_bLPscVV9KyiFSqMxZVYtlb2Egl-xv2_E9-ekD9CVJGo-aUzK6-pusoZ_0ydExC6-Q7x2PcN2-lO5_lOIC0mTFu-pWQoyrQuD9eE8AqcdUZxq8E7uNhuS7BR72bNuKLwbM0DrQ0hDprTnYQKkqP-DEsOFmjhaJqfD26pGwCIc544Qqv_3-EtY/s320/IMG_20230919_132424.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bidan Rosmiati (dok.viva.co.id)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Pernah ke Provinsi Riau? Saya pernah menjelajah ke seluruh wilayah Riau pada tahun 2004 karena menunaikan tugas. Riau, sebagaimana provinsi lainnya di pulau Sumatera, masih memiliki hutan dan desa-desa terpencil. Pertumbuhan ekonomi serasa berjalan lambat di sini, kecuali para pemilik hutan sawit.</p><p>Akses dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya tidak mudah. Jalan penghubung banyak yang rusak, tidak bisa dilalui kendaraan biasa. Selain itu, jarang terdapat angkutan umum yang bisa mengantarkan hingga ke pelosok-pelosok. Mini bus berhenti di terminal, setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan motor ojek, yang ongkosnya sangat mahal. Kadang lebih dari Rp. 50.000,-</p><p>Belum lagi soal keamanan di jalan raya. Kita berusaha menghindari perjalanan pada malam hari. Jarang ada penerang di jalan sehingga tampak gelap gulita. Tidak heran jika begal merajalela. Kelompok begal ini tak segan-segan membunuh korbannya. </p><p>Fasilitas</p><p>Hal yang paling menyedihkan, kurangnya fasilitas umum untuk rakyat. Saya terenyuh melihat banyak warga yang harus susah payah berjalan kaki puluhan kilometer untuk pergi ke puskesmas. Inipun pelayanan di puskesmas tidak maksimal, dokter jarang datang, dan puskesmas serta perkantoran lain sudah tutup ketika tengah hari.</p><p>Sinyal telepon atau internet juga tidak stabil. Hanya di tengah kota besar saja sinyal menjadi kencang. Sedikit ke tepi kota, sudah mulai timbul tenggelam. Provider terkenal pun belum bisa menjamin kuatnya sinyal, apalagi di wilayah hutan dan perbukitan. </p><p>Secara pribadi, saya tidak mau tinggal di Riau. Saya yang biasa beraktivitas di ibukota dengan segala kemudahan, pasti akan sangat stres bila tinggal di sana. Sebelum pertumbuhan ekonomi merata di sana, lebih baik saya tetap di ibukota dan sekitarnya. </p><p>Karena itu, sungguh seperti hujan di padang gersang ketika ada seseorang yang mengabdikan hidupnya membantu masyarakat di wilayah yang sulit dijangkau. Misalnya, bidan yang membantu kaum ibu agar tetap sehat bersama anak-anak yang dilahirkan. </p><p>Bidan Rosmiati</p><p>Bidan Rosmiati tidak segan terjun ke daerah terpencil, yaitu Desa Tunggal Rahayu Jaya, Teluk Belengkong, Indragiri Hilir, Riau. Bagaimana dia memilih jalan pengabdian tersebut?</p><p>Rupanya Rosmiati menyadari pentingnya kesejahteraan ibu dan anak, lulusan Akademi Kebidanan di Padang, Sumatera Barat ini membuat program Tabungan Ibu Bersalin, yang ditujukan khusus bagi ibu-ibu yang akan menjalani persalinan di desa tersebut. Tabungan itu dia gulirkan melalui musyawarah dengan pemerintah setempat dan warga, khususnya para ibu ibu.</p><p>Baik pemerintah desa maupun warga menyambut baik dan menjalaninya dengan antusias. Apalagi, tabungan tersebut disesuaikan dengan kemampuan masing-masing warga. Program tersebut berhasil menyelamatkan ibu-ibu dari kesulitan ekonomi ketika melahirkan. </p><p>Bukan hal yang mudah untuk meyakinkan masyarakat yang rata-rata berpenghasilan rendah sebagai buruh tani. Apalagi mereka harus mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Namun dengan kegigihan Rosmiati, membimbing kaum ibu untuk keselamatan bayinya. </p><p>Berkat kerja keras ini yang membuat Rosmiati mampu mengalahkan 1.088 bidan dari desa lainnya dan menjadi satu dari lima orang yang menerima Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tahun 2012 untuk kategori kesehatan. Perlu diketahui, SATU Indonesia Awards 2012 adalah penghargaan yang diberikan oleh Astra kepada generasi muda yang memiliki prestasi di bidang pendidikan, lingkungan, kesehatan, teknologi, dan kewirausahaan.</p><p>Program selanjutnya yang digulirkan Rosmiati adalah program Dana Sehat, yang ditujukan bagi seluruh penduduk Desa Tunggal Rahayu Jaya. Untuk mengikuti kedua program itu, setiap Kepala Keluarga (KK) Desa 29 Tunggal Rahayu Jaya cukup menyisihkan uang sebesar Rp 2.000 per bulan. Buah pikirnya itu, sungguh membuat warga saling membahu dalam kebersamaan peduli kesehatan. Program itu masih berlangsung hingga sekarang.</p><p>Kita berharap akan semakin banyak bidan-bidan seperti Rosmiati yang mencurahkan tenaganya untuk kesehatan masyarakat, terutama kaum ibu. Sebagaimana pesan pendiri bangsa Indonesia, Sukarno, bahwa wanita adalah tiang negara. Oleh sebab itu, kesehatan wanita sebagai ibu harus selalu diperhatikan. Ibu yang melahirkan generasi muda untuk masa depan Indonesia.</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-7474157310707184282023-09-17T06:12:00.004-07:002023-09-18T23:35:42.305-07:00Sambal Bakar Ijo Royo, Outlet Baru di Jag's Kitchen Jagakarsa <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYHIIhvx_vms8DxjIjTYpTRJ785PG9DV_oiLl2x4FbizPD3ayT0unkYzKaJRdxJnYEL5kI0__FYZ9FqHhr8QdVchVArn6Iy1Qh7IR_2AZ05OJiBWZltYeoLP7MC621MrxRcaTkt6N4ng8emOWkB_I1Ox_GI1X_2kE5EE7-dwA8cOrjKTmPDGOEp6kN/s4080/IMG_20230914_120012.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYHIIhvx_vms8DxjIjTYpTRJ785PG9DV_oiLl2x4FbizPD3ayT0unkYzKaJRdxJnYEL5kI0__FYZ9FqHhr8QdVchVArn6Iy1Qh7IR_2AZ05OJiBWZltYeoLP7MC621MrxRcaTkt6N4ng8emOWkB_I1Ox_GI1X_2kE5EE7-dwA8cOrjKTmPDGOEp6kN/s320/IMG_20230914_120012.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Outlet sambal bakar Ijo Royo (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Para pecinta sambal silakan merapat ke Jagakarsa. Ada sambal bakar Ijo Royo di Jag's Kitchen, tepatnya di halaman belakang yang dulunya adalah lapangan futsal. Berhubung kegiatan futsal sudah sepi, maka difungsikan dengan membuka outlet baru. </p><p>Saya ke sini bersama teman baik yang juga artis legendaris, Lenny Marlina. Dia yang membuat saya penasaran dengan sambal bakar ini. Kami janjian datang pukul 11.30 WIB. Ternyata saya datang lebih cepat karena dari stasiun Lenteng Agung naik ojek online hanya sebentar. Ijo Royo belum buka, masih bebenah. </p><p>Waktu menunggu saya gunakan untuk mengambil foto dan video dari depan. Tak berapa lama kemudian, mbak Lenny datang bersama beberapa teman sekolahnya dulu. Kami pun melepas kangen sejenak dan berpelukan cipika cipiki. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVzKkIOZ8yg7vkx60S80XA3LQOW4XenQKQV2r6ACE2rh1_72c1xFtDHiizrd7k5nr2pIEmtPFXZpOHvhCAVDlrdxyM8xX16Fa7NugUES12D4xRl95QkcfRouZ_6wu-M46Wdb8HNLJMmluIYrl_Q365VxOj-Sew9JNRtC4tdrA3CiK2n7yTZRnM6_wy/s4080/IMG20230914113720.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVzKkIOZ8yg7vkx60S80XA3LQOW4XenQKQV2r6ACE2rh1_72c1xFtDHiizrd7k5nr2pIEmtPFXZpOHvhCAVDlrdxyM8xX16Fa7NugUES12D4xRl95QkcfRouZ_6wu-M46Wdb8HNLJMmluIYrl_Q365VxOj-Sew9JNRtC4tdrA3CiK2n7yTZRnM6_wy/s320/IMG20230914113720.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cemilan dan jus buah naga (dok.pri)</td></tr></tbody></table><p>Kami lalu ke dalam, mengambil tempat duduk dan menggabungkan dua meja. Staf restoran bergegas melayani. Karena mereka belum selesai bebenah, kami memesan minuman dari Jag's Kitchen di depan. Saya memesan jus buah naga. Sepiring cemilan french fries, sosis dan paru menemani obrolan yang seru.</p><p>Lepas tengah hari, makanan sudah bisa dipesan. Saya memilih paket bebek goreng dan lalapan. Sedangkan yang lain memesan menu ayam goreng plus lalapan. Semua orang mendapatkan satu porsi sambal bakar. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrCUANZDiKM2oKTfsViG5aboVrWTuzKq-XPQRvyL85oqQteoyeIdog4piYW3qFjQRu6-EjWqwjDOdCK0tNDQM3FFKrquIbcFZymEET_rz98pMpVLCxTjCIZkXFHNIR1DOLpTKPGY8HG4WGzsaTzh9wjVtlFg8o5-nQSuxDYZVH4SkXmq9izvwxv1h0/s4080/IMG20230914120522.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrCUANZDiKM2oKTfsViG5aboVrWTuzKq-XPQRvyL85oqQteoyeIdog4piYW3qFjQRu6-EjWqwjDOdCK0tNDQM3FFKrquIbcFZymEET_rz98pMpVLCxTjCIZkXFHNIR1DOLpTKPGY8HG4WGzsaTzh9wjVtlFg8o5-nQSuxDYZVH4SkXmq9izvwxv1h0/s320/IMG20230914120522.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sambal bakar (dok.pri</td></tr></tbody></table><br /><p>Sementara yang lain ngobrol, saya justru menonton proses membuat sambal bakar. Pertama, sambal diulek dengan cobek. Setelah halus ditempatkan di piring yang terbuat dari tanah liat. Kemudian piring itu diletakkan di atas api. Jika sudah matang dan mengeluarkan bau harum, diangkat dan disajikan berlapis piring rotan agar kita tidak kepanasan. </p><p>Obrolan berhenti karena masing-masing sibuk mengunyah makanan. Rata-rata kami orang Jawa Barat, sehingga memang senang sambal yang pedas. Maka sambal itu membuat selera makan bertambah. Meskipun cuaca panas, makan sambal bakar menjadi nikmat. Oh ya, sambal bakar ini terdiri dari beberapa jenis lho. Saya memilih sambal bawang Bali. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrlSiptzRnmXWTVDWaQFiebSoCXRwDSg4kWBy2n9QaQfI1HmQ29HReQp26LCSIK97Ql9vmaG6eRAbDB7DfOQmC674VGnnAcuMeT5JeqZ5OHKhqivarKfLUVillDqWw2-95Yv8llvgq9UASseYPBuUPmtAcGKJLJtQMI9tb3UySjMIRUtironY0nQeL/s4080/IMG20230914121402.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrlSiptzRnmXWTVDWaQFiebSoCXRwDSg4kWBy2n9QaQfI1HmQ29HReQp26LCSIK97Ql9vmaG6eRAbDB7DfOQmC674VGnnAcuMeT5JeqZ5OHKhqivarKfLUVillDqWw2-95Yv8llvgq9UASseYPBuUPmtAcGKJLJtQMI9tb3UySjMIRUtironY0nQeL/s320/IMG20230914121402.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bebek goreng dan nasi teri Medan (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Usai makan, keringat mengucur deras. Kami merasa perlu pindah ke depan, ke Jag's Kitchen. Ruangan berpendingin dibutuhkan untuk menghentikan rasa panas dan hawa panas. Di sebuah ruang kecil, obrolan berlanjut dengan segelas es cappucino dan sepiring pisang goreng. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihq-5MlWRPH0VxohdsQsnHxX4Cf0qUgeeE9sS5aR09Rz_xnLxdwVxOP0UHV6YX-Qy2QTPSqYyLpappCZYr5aXLAkAN3n2CdGlYyGjQ-3S0m8shbg7fmUKVMUXkk0oAuCtPqoP4KqA1jMpUP8fsC3RhM5xkFT-kQZistubZLfJ_-2RomL7zPFxn7KwE/s4080/IMG20230914132100.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihq-5MlWRPH0VxohdsQsnHxX4Cf0qUgeeE9sS5aR09Rz_xnLxdwVxOP0UHV6YX-Qy2QTPSqYyLpappCZYr5aXLAkAN3n2CdGlYyGjQ-3S0m8shbg7fmUKVMUXkk0oAuCtPqoP4KqA1jMpUP8fsC3RhM5xkFT-kQZistubZLfJ_-2RomL7zPFxn7KwE/s320/IMG20230914132100.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Es cappucino dan sepiring pisang goreng (dok.pri)<br /><br /></td></tr></tbody></table><br /><p>#resto #sambal</p><p>#jagakarsa #restoran </p><p>#sambalbakar</p><p><br /></p><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-72256417862411266442023-09-14T06:23:00.005-07:002023-09-15T00:28:31.465-07:00Heri Chandra Santoso, Semangat Literasi Untuk Masa Depan Negeri <p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8Ii4ujhDmIfvEaw-ulzJwQ7g6YnS89Tw_LAXqg6jhzfyBvqacDFvSPBkUq6JHdJ7j9jLXFbDO2v79cgTC_Gt0mGi5sOyPPFPi8Phu0DLLXAnFgue8qEjNfyhLMfBB6FdMZSb5-p0JqrsGaxpVeE7qYlnt6QVqt-vhUKFdFcqlaVZw1J6Vn-vneDXc/s870/IMG_20230914_191605.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="517" data-original-width="870" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8Ii4ujhDmIfvEaw-ulzJwQ7g6YnS89Tw_LAXqg6jhzfyBvqacDFvSPBkUq6JHdJ7j9jLXFbDO2v79cgTC_Gt0mGi5sOyPPFPi8Phu0DLLXAnFgue8qEjNfyhLMfBB6FdMZSb5-p0JqrsGaxpVeE7qYlnt6QVqt-vhUKFdFcqlaVZw1J6Vn-vneDXc/s320/IMG_20230914_191605.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Heri Chandra Santoso (dok.idn.times)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Tersebutlah seorang lelaki muda bernama Heri Chandra Santoso yang peduli pada pendidikan untuk tunas muda bangsa Indonesia. Dia menyadari, titik tolak pendidikan ada pada literasi. Namun lelaki muda itu juga tahu bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah.</p><p>Fakta memperlihatkan bahwa di sekitar tempat tinggal Heri, banyak anak putus sekolah. Hal ini yang mendorong Heri Chandra Santoso mendirikan pusat pelatihan anak, Pondok Baca Ajar di desa Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Dengan cara ini, berharap anak-anak itu tak ketinggalan dengan anak-anak lain. </p><p>Dengan pondok baca tersebut ,Heri ingin mengembangkan potensi anak-anak putus sekolah. Sejak berdiri tahun 2007, di pondok baca ini terdapat 30 anak binaan. </p><p>"Mereka putus sekolah karena orang tua tidak mampu membiayai," cerita Heri yang merupakan warga asli Dusun Slamet, Desa Meteseh.</p><p>Pondok baca Ajar menyelenggarakan beberapa kegiatan. Antara lain; membaca buku, pelatihan bahasa inggris, belajar komputer, belajar sejarah lokal, dan membaca puisi. Heri mendorong anak-anak tersebut untuk mengikuti perkembangan teknologi, namun tetap tidak melupakan sejarah kebudayaan lokal.</p><p>Kiprah Heri memberdayakan remaja putus sekolah ini dimulai sejak masih aktif kuliah dan mengikuti berbagai kegiatan sosial. Heri adalah sarjana Sastra Indonesia alumni Fakultas Sastra Universitas Diponegoro tahun 2007. Ia yakin anak-anak putus sekolah juga memiliki potensi yang bisa dikembangkan.</p><p>Perpustakaan </p><p>Kemudian setelah menjadi sarjana, Heri dan rekan- rekannya sepakat mendirikan sebuah perpustakaan sederhana. la pun meminta bantuan kepada para remaja karang taruna untuk mendukung program tersebut.</p><p>Awalnya, pondok baca Ajar menempati ruang tamu milik orang tua Heri. Ketika itu, hanya ada 15 anak yang rutin datang. Heri mengumpulkan buku- buku dari sumbangan berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan sumbangan pribadi hingga kini terkumpul 2.000 judul buku. Aneka jenis buku dari ilmu pengetahuan hingga cerita anak.</p><p>Supaya tidak bosan, kadang Heri mengajak anak-anak membaca di tengah kebun atau di tempat lain yang dirasakan nyaman. Mereka bergantian membaca, kalau ada sesuatu yang tidak dimengerti bisa ditanyakan langsung. Untuk bahasa asing, Heri melatih mereka untuk rajin membuka kamus. Mereka lalu membentuk klub baca. </p><p>Kegiatan literasi ini selaras dengan komunitas yang didirikan Heri sejak 2008, yaitu Lereng Medini. Ini adalah nama kawasan pegunungan di Boja. Komunitas Lereng Medini untuk memberikan ruang bagi masyarakat, khususnya anak-anak dan pelajar dalam mengakses bacaan, belajar sastra serta budaya. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia2MoDbtegXTUkEnMQuOdka2SuAKLmx42Bg7hRMN9cwQJM8NR9bRtXJCpTN6kzDtSYDLlnDnk9hdDJev3Z_pRu2rCSZRVAEAryDVjsTab3fBeHADTEwmd0fPg57Ihnvcq8z6yVTwmEyQ4bvsIOQuudtnSHOfKtBJStKM3uNP235BwYoU6Xcy_ah0UM/s1080/IMG_20230914_191415.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="787" data-original-width="1080" height="233" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia2MoDbtegXTUkEnMQuOdka2SuAKLmx42Bg7hRMN9cwQJM8NR9bRtXJCpTN6kzDtSYDLlnDnk9hdDJev3Z_pRu2rCSZRVAEAryDVjsTab3fBeHADTEwmd0fPg57Ihnvcq8z6yVTwmEyQ4bvsIOQuudtnSHOfKtBJStKM3uNP235BwYoU6Xcy_ah0UM/s320/IMG_20230914_191415.jpg" width="320" /></a></div><br /><p>Klub baca tersebut dinamai Anak-Anak Gregor Samsa. Di sini ini anak-anak mulai berkenalan, bermain-main dengan buku-buku dan teks yang ada.Tak lupa ayah satu anak itu juga membawa KBBI, peta, dan ensiklopedia untuk menjelaskan kepada anak-anak tentang pengetahuan yang mereka temui di dalam buku. Sehingga, aktivitas membaca juga sebagai pintu masuk untuk berjumpa dengan khasanah lain melalui peta, kamus dan lain-lain.</p><p>Pemberdayaan ekonomi </p><p>Namun kiprah Heri tidak berhenti di situ. Selain mengenalkan kegemaran membaca buku, maka dua bulan sekali, Heri juga mengadakan seminar dan pelatihan penulisan cerita pendek dan pengolahan atau daur ulang sampah dari bahan-bahan plastik untuk dijadikan cenderamata atau souvenir.</p><p>Dengan keterampilan tersebut, mereka mampu membuat tas, topi, dan lain-lain. Berkat hasil kerajinan ini, dalam sebulan Heri bisa mengumpulkan omzet Rp 10 juta. Bahkan, di saat-saat tertentu, seperti akhir tahun, omzet bisa mencapai Rp 20 juta. Padahal pemasarannya masih di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur.</p><p>Sasaran yang ingin dicapai Heri adalah membentuk anak-anak muda yang mandiri. Jika mereka kuat menggerakkan perekonomian rakyat kecil, maka mereka menjadi generasi penerus yang tahan banting, mampu berinovasi dan eksis di masa depan. </p><p>Meskipun begitu, Heri menghadapi tantangan dalam mewujudkan obsesinya tersebut. Misalnya, meyakinkan para orang tua anak-anak putus sekolah tersebut bahwa kegiatan yang ia jalankan tidak dipungut biaya alias gratis. Tadinya orang tua mereka tidak mengizinkan karena takut dipungut biaya. </p><p>Memang sebagian besar orang tua murid-muridnya bekerja sebagai petani gurem dan buruh dengan penghasilan yang pas-pasan. Karena itu mereka tidak memiliki biaya untuk pendidikan anak-anak.</p><p>Kendala lainnya adalah rendahnya budaya membaca di masyarakat pedesaan. Di sinilah Heri menekankan pentingnya membaca untuk membuka cakrawala.</p><p>Sayangnya, tidak adanya perhatian dari Pemerintah setempat. Bahkan, Kepala Desa Meteseh bukannya menentang adanya perpustakaan yang digagas Heri dan kawan-kawan. Mereka curiga pemuda itu memiliki motif- motif tertentu di balik kegiatan sosial yang dilakukannya.</p><p>Semua kendala itu tidak menyurutkan langkah Heri. Ternyata justru ada pihak-pihak yang mengulurkan bantuan. Salah satunya adalah Astra.</p><p><br /></p><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-5278469984118782322023-09-13T03:32:00.001-07:002023-09-14T23:55:49.516-07:00Kafe Tante Thea, Nostalgia Zaman Belanda <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfQ3-yGBpe9HDcSm70Yf1yoGWBBwEc8bMnVwMOuqqAZzhJXKZJZUMZt9XcGehl3vrrbcwK2EWueNdyhPLvAnzc1Ri7Fu-JgTQvdiiAVp5340PxeyCKOW91eIYnvtb-ehiFMUGOdlwuh24zAM4XQY6t7AdlVLYmV_82OKz3NG1R4S0kiiUq7WOTvIZA/s4080/IMG20230909112449.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfQ3-yGBpe9HDcSm70Yf1yoGWBBwEc8bMnVwMOuqqAZzhJXKZJZUMZt9XcGehl3vrrbcwK2EWueNdyhPLvAnzc1Ri7Fu-JgTQvdiiAVp5340PxeyCKOW91eIYnvtb-ehiFMUGOdlwuh24zAM4XQY6t7AdlVLYmV_82OKz3NG1R4S0kiiUq7WOTvIZA/s320/IMG20230909112449.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tante Thea (dok.pri)</td></tr></tbody></table><p> Depok lama merupakan pemukiman Belanda Depok. Banyak rumah kuno dengan arsitektur Eropa masih eksis di sini. Keturunan mereka memiliki nama famili yang cukup dikenal. Di antaranya adalah Jacob dan Jonathan.</p><p>Di tengah booming berdirinya kafe-kafe, kawasan Depok juga bergeliat dengan kafe-kafe dan restoran baru. Belakangan, tren ini juga melanda penduduk keturunan Belanda Depok. Beberapa rumah peninggalan yang antik, dimodifikasi menjadi cafe apik dan menarik. </p><p>Salah satu kafe yang cukup menarik adalah kafe Tante Thea. Lokasinya ada di jalan Sumur Batu no. 10. Bisa diakses dari jalan di samping RS Hermina, lalu belok ke jalan Nusa Indah, terus saja sampai ketemu perempatan kecil, di mana ada rumah yang merangkap kafe Tante Thea. Bisa juga diakses dari jalan Siliwangi, setelah RS Hermina dan pom bensin, ada jalan ke kiri, lanjut saja langsung ketemu tempatnya.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMHMhIYx6Jpsnk3V_49LMPxSsSx8E9IgwXkfR9irMADzBj9deYSaD3XTxXwgbSJY2dS8d72AkXHcKiHJ3lX0Ruh-4iw80balKjq23fddMgJVoG2bGqC5zUkjjxNnjyqbqXa8N21PvPvQH5XGFaI3Ivn2eSvHeAHeZPp5UIZSywWU4wYPg7pIXKU7h6/s1566/IMG_20230914_040046.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1566" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMHMhIYx6Jpsnk3V_49LMPxSsSx8E9IgwXkfR9irMADzBj9deYSaD3XTxXwgbSJY2dS8d72AkXHcKiHJ3lX0Ruh-4iw80balKjq23fddMgJVoG2bGqC5zUkjjxNnjyqbqXa8N21PvPvQH5XGFaI3Ivn2eSvHeAHeZPp5UIZSywWU4wYPg7pIXKU7h6/s320/IMG_20230914_040046.jpg" width="221" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kafe Tante Thea dari depan (dok.pri)</td></tr></tbody></table><p>Masuk dari gerbang, ada parkiran yang lumayan luas untuk beberapa mobil dan motor. Di dekat pintu depan, terdapat sebuah sepeda ontel sebagai pajangan. Masuk saja ke pintu yang tertutup, kita akan mendapati ruangan tempat barista meracik kopi. Ada dua perangkat meja kursi juga untuk tamu.</p><p>Kalau datang dengan rombongan yang berjumlah sekitar 20 orang, bisa masuk ruangan dalam. Ruangan terbuka yang menghadap belakang, juga merupakan jalan alternatif ke halaman belakang. Karena itu, ruangan ini sering digunakan untuk pertemuan atau rapat lembaga. Mereka yang mencari suasana yang berbeda. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYn1X2LPzltNK8ikdKiXas_FTvDIcbhDUztXanssrCNwglAIqMcRhtEcuK_QY_0e-sjk0lFFKo7Ri6bz6w9UmTQmGUFQRz3H8cGHQN5DKjF5IgBCb6iYkdjaWPlweAw2Wc9B0TIwp-TcfdWQS1xbSuDSZmfXX3jPBV1RUj-nLzW_EBAM1ZYxqtM2NW/s1522/IMG_20230914_040246.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1522" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYn1X2LPzltNK8ikdKiXas_FTvDIcbhDUztXanssrCNwglAIqMcRhtEcuK_QY_0e-sjk0lFFKo7Ri6bz6w9UmTQmGUFQRz3H8cGHQN5DKjF5IgBCb6iYkdjaWPlweAw2Wc9B0TIwp-TcfdWQS1xbSuDSZmfXX3jPBV1RUj-nLzW_EBAM1ZYxqtM2NW/s320/IMG_20230914_040246.jpg" width="227" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Halaman belakang (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Ada beberapa hidangan khas Belanda Depok. Misalnya bitterballen, klappertaart, dan salad buah. Saya mencicipi kopi yang sangat enak di sini, dinikmati dengan klappertaart yang lezat. Ini sudah cukup mengenyangkan perut saya. Sedangkan teman-teman yang masih lapar, memesan menu berat seperti nasi goreng tom yam. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBexwJDJyQmZut-cauUP-3o6Ug99wRKsUEaNJ2mUenGGjfGiJeRkBIng9AglAbpUt4Xml9r4zFzvSmdZ3jjpAFCBhMztHKIviQfncGrmwzK71X0eArhaP5DdLGjAmHNA6UzJpvkspW2PyWnTMjMs2dEboBsnxeh2VPexGmjrXRHf9Yj6uAA0QZ0rRf/s3424/IMG_20230909_113444.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3424" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBexwJDJyQmZut-cauUP-3o6Ug99wRKsUEaNJ2mUenGGjfGiJeRkBIng9AglAbpUt4Xml9r4zFzvSmdZ3jjpAFCBhMztHKIviQfncGrmwzK71X0eArhaP5DdLGjAmHNA6UzJpvkspW2PyWnTMjMs2dEboBsnxeh2VPexGmjrXRHf9Yj6uAA0QZ0rRf/s320/IMG_20230909_113444.jpg" width="215" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Klappertaart (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p>Tante Thea, dari fam Jonathan , kerap diminta bercerita tentang sejarah Depok. Ya, dia lahir sebelum Indonesia merdeka. Meskipun keturunan Belanda Depok, Tante Thea fasih berbahasa Sunda. Ingatan dia cukup tajam, mengisahkan apa yang terjadi pada zaman dahulu. Pada usia yang sudah 85 tahun, Tante Thea masih kelihatan sehat dan kuat. </p><p>Dalam mengelola kafe, Tante Thea dibantu anak dan keponakan. Mereka mempelajari resep yang diberikan Tante Thea. Di bawah bimbingan beliau, maka cita rasa makanan khas Belanda Depok bisa dipertahankan. </p><p>Banyak orang yang betah berlama-lama di tempat ini, karena suasananya tenang dan nyaman. Apalagi dengan pelayanan ramah dari keluarga Jonathan ini. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEtWGUQqH16O_sbhXXG0A3fTDwNgdLVFarSzg5sbtyDWxOYBSP7BAozg-sVfW6-p54n_LVtfyDhl_rf5WtbFO-xhPUnAJzY6N56UezfOm-3gzTscVEqNlZMm6GR19oFmqmDBLQTNhDN7SvyBs-QMlFW9dEcq10DXL43M0vZP8pwjzxm1buuGa9DKe-/s4080/IMG20230909121714.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEtWGUQqH16O_sbhXXG0A3fTDwNgdLVFarSzg5sbtyDWxOYBSP7BAozg-sVfW6-p54n_LVtfyDhl_rf5WtbFO-xhPUnAJzY6N56UezfOm-3gzTscVEqNlZMm6GR19oFmqmDBLQTNhDN7SvyBs-QMlFW9dEcq10DXL43M0vZP8pwjzxm1buuGa9DKe-/s320/IMG20230909121714.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tante Thea sedang bercerita (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br />#kafe<div>#depok<br /><p><br /></p><p><br /></p></div>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-64911136063695152632023-09-11T23:48:00.004-07:002023-09-12T00:24:08.052-07:00Amilia Agustin, Pioneer Sampah dari Bandung <p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrXoDkwUwf-MlYmSVuaIXhZW_SPym1IYPrxW4uWAa7c_BQkM2AIypDhbo4w4_7fJUgLblOwa54RVSJpIdnFK7Lty50i2XAuKEcSLMQ_qQIrx15kuf8UhtR4vR2c6w53bKaPmtpQMCOLoOnwEKuMKVOyzpZ9kHISdLIkdQi4q2VFdntCJI3Iippm8uu/s758/IMG_20230912_133453.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="631" data-original-width="758" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrXoDkwUwf-MlYmSVuaIXhZW_SPym1IYPrxW4uWAa7c_BQkM2AIypDhbo4w4_7fJUgLblOwa54RVSJpIdnFK7Lty50i2XAuKEcSLMQ_qQIrx15kuf8UhtR4vR2c6w53bKaPmtpQMCOLoOnwEKuMKVOyzpZ9kHISdLIkdQi4q2VFdntCJI3Iippm8uu/s320/IMG_20230912_133453.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Amilia Agustin (dok.tokohinspirasi.id)</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p>Tahu gak, kalau saya sedang di jalan, sering melihat betapa mudahnya anak-anak remaja membuang sampah. Setelah mereka jajan, sampah jajanan tersebut dilempar seenaknya ke jalan raya, parit, atau sungai. Kadang saya mencoba menegur, tapi tidak digubris, bahkan ditanggapi dengan cengengesan. </p><p>Sungguh seperti embun di padang gersang ketika mendengar ada remaja yang sangat peduli terhadap lingkungan. Dia berusaha meminimalisir sampah di lingkungan sekolah. Seorang gadis remaja yang melawan arus, lebih memilih menyelamatkan alam daripada bersenang-senang sebagaimana remaja lainnya.</p><p>Dia adalah Amilia Agustin, 13 tahun lalu Amilia masih seorang pelajar sebuah SMP di Bandung. Hati gadis ini terketuk melihat seorang bapak tua mencuci tangan tak jauh dari gerobak sampah yang dibawanya.</p><p> Amilia berpikir, jangan-jangan sampah itu berasal dari sekolahnya. "Kalau si bapak sakit, nanti kita kena dosanya". </p><p>Pikiran itu menggelisahkan Amilia sehingga ia menceritakan hal itu kepada guru biologi dan pembimbing ekstrakurikuler KIR. Namanya ibu Nia. Lalu sang guru menyarankan gadis itu untuk datang ke Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) yang bergerak di bidang pengomposan dan pemilahan sampah. Sejak itulah Ami dan teman-temannya rutin belajar di YPBB. Kemudian mereka terinspirasi untuk membuat tempat pemilahan sampah organik dan anorganik.</p><p>"Pada 2008, kami bikin di tiap kelas kardus-kardus untuk mewadahi sampah organik dan non-organik," cerita Amilia.</p><p>Sayang ide tersebut tidak mendapatkan sambutan yang positif. Bahkan gagasan menjadikan kardus sebagai tempat sampah dihina dan direndahkan. Beberapa guru menganggap kardus itu tidak estetik. Karena itu Amilia dan rekan-rekan melapisinya dengan kertas kado. Itupun masih tidak mulus karena siswa laki-laki senang menendang kardus tersebut.</p><p>Pengalaman pahit itu membuat Ami dan teman-temannya menyadari bahwa kampanye pemilahan sampah akan sangat berat jika hanya dilakukan segelintir orang. Kemudian Ami punya ide untuk mengampanyekan masalah ini saat Masa Orientasi Sekolah (MOS) di sekolahnya.</p><p>Akhirnya , Ami dan teman-temannya membentuk ekstrakurikuler subdivisi KIR yang berkegiatan di bidang pengelolaan sampah di sekolah. Subdivisi itu dinamai 'Sekolah Bebas Sampah' atau 'Go to Zerowaste School'. Anggota subdivisi itu itu perlahan bertambah hingga berjumlah 10 orang.</p><p>Ami dan teman-temannya mencari cara untuk 'menyulap' sampah- sampah yang mereka kumpulkan menjadi sesuatu yang bisa digunakan. Ami teringat seorang teman yang tinggal tak jauh dari sekolah, berasal dari keluarga kurang mampu. Dari kondisi itu, Ami mencetuskan sebuah ide untuk memberdayakan ibu temannya itu untuk mendaur ulang sampah.</p><p>Mereka mengajak ibu-ibu itu untuk membuat tas dengan bahan dasar sampah bungkus kopi. Ami juga mengajak mereka untuk mengenalkan produk-produk daur ulang itu saat pembagian rapor dengan cara membuka stan.</p><p>Demikianlah semua upaya yang dilakukan Ami dan teman-temannya sejak awal telah menggugah Ibu Nia untuk mendaftarkan mereka dalam kompetisi SATU Indonesia Awards 2010 di bidang lingkungan. Ami menyetujuinya, namun dia mengira itu hanya kompetisi antar anak sekolah yang sudah biasa digelar.</p><p>Sampai akhirnya Amilia mendapat undangan ke Jakarta sebagai kandidat Penerima SATU Indonesia Awards 2010. Pada saat itu Amilia mengira kandidat lain peraih penghargaan itu adalah anak-anak seusianya, namun ternyata dia menjadi kandidat termuda. Saat itu usianya masih 14 tahun.</p><p>Ami berhasil terpilih menjadi pemenang Satu Indonesia, penerima Astra Award di bidang lingkungan, serta mencatatkan peraih termuda dalam ajang tersebut. Hebatnya lagi, Ami tak ingin menyia-nyiakan sejumlah dana yang didapat dari penghargaan Dia memanfaatkannya dengan membeli mesin jahit untuk digunakan para ibu yang bekerja mendaur ulang sampah.</p><p>Upaya menanggulangi sampah tetap konsisten dilakukan dimana pun Amilia Agustin berada. Bahkan sampai di tempat dia kuliah, Universitas Udayana Bali. Dia mengajak masyarakat di sana untuk memerangi sampah.</p><p>Kini Amilia Agustin telah menjadi sarjana dengan predikat cumlaude. Luar biasa, gadis ini layak disebut Pioneer sampah. Dia berhasil memengaruhi orang lain untuk memerangi dan menanggulangi sampah.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKu2s2oTvSbRTWkdhtODm_ldoUNgi1kBegAtiNSC_hQ1J4KLoV_SrQrxHLvl9RbR3bq0uo1_ZmSkzHk7MuBqWtlzbRT3N4ShJylAHcxZYyZgV-1pvMUDXgn4--Hc0Wy9dMKskU5C6m6hjW2GjJX6qt1h-SStNiS_cgSiiY0s4XUPNOJ062RsxXQC4B/s1152/IMG_20230912_133339.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1152" data-original-width="849" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKu2s2oTvSbRTWkdhtODm_ldoUNgi1kBegAtiNSC_hQ1J4KLoV_SrQrxHLvl9RbR3bq0uo1_ZmSkzHk7MuBqWtlzbRT3N4ShJylAHcxZYyZgV-1pvMUDXgn4--Hc0Wy9dMKskU5C6m6hjW2GjJX6qt1h-SStNiS_cgSiiY0s4XUPNOJ062RsxXQC4B/s320/IMG_20230912_133339.jpg" width="236" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Amilia Agustin sekarang (dok.tokohinspirasi.id)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4061205683574174616.post-72813150158812678932023-09-09T17:17:00.000-07:002023-09-09T17:17:03.147-07:00Ngopi di Jacob Huis <p> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmItqPYupJCvaGKixn29KFkJoe5qqmFF94QNBGHQDx8XaAQwbHHIUy-ue8tZLbMadlU-qKhv0153KpHdsh8eGSVhy6w0yv8BmV80QUhn5Pwf_I-QU4n65xyokyvjdhEW2QviKZDDiFgffNxAi82DAqwX9PSb7mwVFHYGtecHJgtRdfK7Db482_rTy4/s2509/IMG_20230909_111135.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="2509" height="293" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmItqPYupJCvaGKixn29KFkJoe5qqmFF94QNBGHQDx8XaAQwbHHIUy-ue8tZLbMadlU-qKhv0153KpHdsh8eGSVhy6w0yv8BmV80QUhn5Pwf_I-QU4n65xyokyvjdhEW2QviKZDDiFgffNxAi82DAqwX9PSb7mwVFHYGtecHJgtRdfK7Db482_rTy4/s320/IMG_20230909_111135.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jacob Huis (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /></p><p>Baru tahu ada kedai kopi yang asyik di kawasan Depok Lama. Meskipun lokasinya tidak menyolok, tetapi sebetulnya hanya beberapa puluh meter dari jalan Kartini. Ini sih jalan yang dahulu sering saya lewati ketika masih kecil.</p><p>Kafe yang sifatnya homey memang sudah trendi di mana-mana. Nah, Jacob Huis tersebut adalah salah satu rumah tinggal keluarga Jacob. Perlu diketahui, Jacob adalah nama famili atau nama keluarga yang merupakan keturunan dari Belanda Depok. Soal Belanda Depok, bisa dicari di Google ya. Di sini saya mau cerita tentang kedai kopi saja. </p><p>Dengan dominasi cat berwarna putih, memberikan kesan anggun dan cantik. Dari luar, kafe Jacob Huis tampaknya tidak besar, tetapi kalau sudah masuk, maka ada beberapa tempat yang bisa dijadikan pilihan untuk nongkrong bareng teman-teman.</p><p>Untuk outdoor, di bagian depan ada tempat di pojokan, persis di balik pagar, di bawah pohon jambu air yang rindang. Jadi, cukup teduh dan fresh dengan angin semilir. Biasanya ngopi sambil merokok buat sekelompok anak muda.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0l6Ju42JJo0O94X1D90KsPOXjgDSkDelVys9IbULJyFqkOQhT39WZnuqGihwBb2sdaLHROx-CcWM33DF3f-ULkHU5dM7bdON0JuXaj_f85f37euhtHjJIaX5LJXqnu6ndjFX5MkDHfRui4fGQVbjGhgizqqrxAknP4_tlkKveEN6NpWwrZDmJloIY/s4080/IMG20230909102853.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0l6Ju42JJo0O94X1D90KsPOXjgDSkDelVys9IbULJyFqkOQhT39WZnuqGihwBb2sdaLHROx-CcWM33DF3f-ULkHU5dM7bdON0JuXaj_f85f37euhtHjJIaX5LJXqnu6ndjFX5MkDHfRui4fGQVbjGhgizqqrxAknP4_tlkKveEN6NpWwrZDmJloIY/s320/IMG20230909102853.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Di outdoor (dok.pri)</td></tr></tbody></table><p>Selain itu ada teras rumah yang juga teduh karena ada beberapa pohon yang menaunginya. Oh ya, rumah ini menghadap Barat, kalau kita masuk dari gerbang, kita justru berada di samping rumah. Tapi pintu masuk ke dalam ada di situ.</p><p> Ada ruangan yang kecil, sedang dan agak besar. Ruangan yang agak besar terdapat seperangkat meja kursi. Meja ukuran panjang terbuat dari kayu. Ruangan ini tersambung dengan ruangan barista yang meracik kopi. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYNuMNeyIHlo-ZiOnrawN3KjJ36_WFeizIutUH0vDt24Ms-QAS-3foaDFsXVmyaPlr-7ZJWlVPLP2uQOAkpppABdgfxe7QsmFXgCusETN4IEkTbKAH22LGhx4lY-OfsbB1exnsrpXXNC92xn7bZT7wGJ2q423El3CQ4Nt86S11CuD-Yl4udMu1Eqvw/s4080/IMG20230909102730.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYNuMNeyIHlo-ZiOnrawN3KjJ36_WFeizIutUH0vDt24Ms-QAS-3foaDFsXVmyaPlr-7ZJWlVPLP2uQOAkpppABdgfxe7QsmFXgCusETN4IEkTbKAH22LGhx4lY-OfsbB1exnsrpXXNC92xn7bZT7wGJ2q423El3CQ4Nt86S11CuD-Yl4udMu1Eqvw/s320/IMG20230909102730.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah satu ruangan (dok.pri)</td></tr></tbody></table><p>Hal yang menarik, terdapat foto-foto jadul yang memperlihatkan suasana Depok pada zaman Belanda. Termasuk foto-foto rumah keluarga Jacob Huis yang masih tampak antik. Foto-foto itu tergantung di dinding bersama beberapa benda antik. </p><p>Salah satu baristanya, seorang gadis yang ternyata pandai membuat hiasan gambar pada toping kopi dengan susu. Dialah yang membawakan kopi-kopi yang telah siap kepada kami, penikmat kopi. Oh ya, kopi-kopi di sini semua jenis Arabika dari Jawa Barat. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd3A3t0FKBfgP5tBRPsy7W-9MNCqk7qxK_ls9F8pIorq2rWH5CUETdVWKXslPUaAgFlmx65HjwzYNOn7FOiTo34ojkpW2KJyT3rxkkAkcv1K4wHa3YVVnqn65FSc4BjnmKLIBxtQQtnyMOIGbii2n1GWjHmlOakhLujz3WHyT5nWz1rWsf7prfguSt/s4080/IMG20230909092703.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd3A3t0FKBfgP5tBRPsy7W-9MNCqk7qxK_ls9F8pIorq2rWH5CUETdVWKXslPUaAgFlmx65HjwzYNOn7FOiTo34ojkpW2KJyT3rxkkAkcv1K4wHa3YVVnqn65FSc4BjnmKLIBxtQQtnyMOIGbii2n1GWjHmlOakhLujz3WHyT5nWz1rWsf7prfguSt/s320/IMG20230909092703.jpg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ngopi (dok.pri)</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p>Muthiah Alhasanyhttp://www.blogger.com/profile/07132085573188966368noreply@blogger.com0