Minggu, 09 April 2017

Waspada, Depresi Adalah Penyakit Terbanyak Nomor Dua di Dunia. Yuk, Curhat.


Depresi sering dianggap sepele, malah dianggap sebagai bukan penyakit. Padahal depresi bisa menjadi awal dari berbagai macam penyakit. Depresi adalah penyakit yang menyerang mental/kejiwaan seseorang dimana dia tidak menemukan keseimbangan dari dalam dirinya.

Depresi telah menjadi perhatian WHO karena ternyata menjadi penyakit nomor dua terbesar di seluruh dunia. Karena itu, untuk memeringati Hari Kesehatan Internasional, Kementrian Kesehatan mengundang para blogger pada tanggal 5 April lalu untuk menyoalisasikan bahaya dari penyakit depresi.

Penyebab depresi bermacam-macam. bisa dari linkungan keluarga, lingkungan pergaulan atau lingkungan kerja. Seseorang yang mendapatkan keadaan yang tidak disukainya secara bertubi-tubi, pasti akan mengalami keguncangan jiwa, dan akhirnya melemahkannya secara perlahan.

DR.Dr Fidiansyah, Direktur P2MUN dari Kementrian Kesehatan menjelaskan bahwa depresi bisa menimpa siapa saja tanpa kecuali. Terutama di kota-kota besar dimana tekanan hidup sangat tinggi. Banyak orang yang menyembunyikan keadaan yang dialaminya karena alasan tertentu. Padahal, justru dengan berdiam diri, semakin menambah tingkat depresi.



Masyarakat Indonesia pada umumnya mengira bahwa depresi sama dengan gila. Itulah sebabnya, orang yang mengalami depresi enggan pergi konsultasi kepada psikiater karena takut dianggap orang gila. Mungkin ini yang menajdi salah satu penyebab mengapa orang yang mengalami depresi semakin banyak.

Hal ini dialami pula oleh Nur Yanayirah, pendiri Mother Hope Indonesia. Ketika ia mengalami keguguran kandungan, ia sangat depresi. Sayangnya tidak ada seorang pun dalam keluarga yang mau mengerti, bahkan suaminya memarahinya dan menganggap ia terlalu lemah.

Pada kehamilan kedua Nur menjadi lebih depresi karena takut mengalami kejadian buruk seperti waktu pertama hamil. Ia lebih banyak bedrest. Dan ketika bayinya lahir, kondisi kejiwaannya tidak semakin membaik. Ia terkena semacam baby blue. Namun Nur menyadari bahwa ia harus mengobati dirinya sendiri. Dengan memberanikan diri, ia mendatangi seorang psikiater secara diam-diam, sebab ia tak ingin keluarga menganggapnya orang gila.

Syukurlah setelah menjalani konsultasi, kondisi Nur berangsur-angsur normal. Suaminya pun akhirnya mau memahami kondisi istrinya dan bersedia mengantarkan setiap kali berkonsultasi ke psikiater. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka Nur mendirikan Mother Hope Indonesia agar bisa membantu wanita-wanita yang bernasib serupa.


Mengenal Lebih Jauh Depresi

Kita lebih dahulu harus emngetahui tentang depresi.
1. Depresi adalah sebuah keadaan penyakit dengan gejala rasa sedih yang berkepanjangan dan hilangnya minat melakukan kegiatan yang biasanya anda sukai, diikuti dengan ketidakmampuan menjalankan kegiatan  yang biasa dilakukan sehari-hari setidaknya selama dua minggu.
2. Mereka yang mengalami depresi biasanya menjadi kurang aktif (energi menurun), nafsu makan dan tidur terganggu, cemas, hilang konsentrasi, tidak bisa mengambil keputusan, merasa tidak berharga, merasa bersalah, putus asa dan terlintas pemikiran untuk melukai atau bunuh diri.
3. Bisa terjadi pada siapapun dan bukan karena kelemahan watak/mental.
4. Dapat disembuhkan dengan terapi, bisa dalam bentuk konsultasi atau obat depresan, atau gabungan keduanya.

Hal yang Harus Dilakukan Terhadap Orang yang Terkena Depresi

1. Cari waktu dan tempat  yang tenang untuk bicara tentang bunuh diri dengan orang tersebut. Yakinkan bahwa anda ada untuk dia/mereka.
2. Dorong mereka untuk mencari bantuan profesional seperti dokter atau psikiater. Tawarkan bahwa anda akan menemani.
3. Jika orang tersebut sudah dalam taraf bahaya, jangan tinggalkan dia seorang diri. carilah bantuan secepat mungkin.
4. Jauhkan dia dari benda-benda berbahaya, seperti senjata tajam, racun dll.
5. Tetaplah menjaga hubungan untuk melihat perkembangannya.

Depresi mendorong timbulnya berbagai macam penyakit.

Penyakit fisik pada seseorang, ternyata juga bisa disebabkan oleh depresi. Saya teringat salah seorang teman mahasiswa dulu yang meninggal karena penyakit kanker kelenjar getah bening. Menurut dokter yang menangani, stress dan depresi yang tinggi menyebabkan ia mengidap penyakit tersebut.

Teman saya itu memang menjalani hidup yang penuh penderitaan. Ayahnya adalah pria hidung belang dan menikah hingga delapan kali. Parahnya, sang ayah tidak bertanggung jawab dengan mengurus anak-anak dari beberapa pernikahan tersebut. Teman saya itu yang akhirnya terpaksa mengurus adik-adik tirinya.



Menurut Dr.Dr Fidiansyah, depresi tidak pula disebabkan seseorang lemah iman atau kurang kuat agamanya. Pada zaman modern ini, tekanan hidup yang begitu tinggi dan silih berganti membuat seseorang bisa terkena depresi.

Bagaimana kalau kita sendiri yang mengalami depresi. Kita harus mengenali gejalanya:
1. Bermacam gangguan fisik, cepat lelah, tidak bisa tidur, tidak nafsu makan, atau sebaliknya makan terus menerus.
2. Nyeri kronis, misalnya di punggung, leher dsb
3. penyalahgunaan zat (memakai alkohol dan obat penenang)
4.  Kehilangan minat terhadap aktivitas seksual (pada pasangan suami/istri)
5. Malas melakukan apapun. dll.

Jangan biarkan hal itu terus menerus, kita harus segera mencari pertolongan untuk diri sendiri. Jika mungkin, bicaralah dengan orang-orang terdekat. Misalnya pada sahabat yang lebih mengerti tentang diri kita. Dengan curhat, maka beban batin kita akan berkurang, dada pun terasa lebih plong.

Kalau tidak memiliki sahabat atau kerabat yang bisa dipercaya, maka carilah ahli agama, atau konsultan yang ahli di bidangnya seperti psikiater. Mereka bisa membantu kita untuk menenangkan diri dan mencari solusi.

Namun jika anda dalam keadaan sehat jiwa dan raga, sediakan waktu anda untuk menolong orang-orang yang anda kenal dan sedang mengalami depresi. Minimal mendengarkan keluh kesah mereka. Dengan begitu, kita membantu mengurangi penyakit depresi di wilayah kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar