Rabu, 19 April 2017

Andil Soman Dalam HUT Blogger Crony: Mneingkatkan Kualitas Blogger


Sudah sebulan berlalu sejak mengikuti perhelatan Blogger Day untuk memeringati ulang tahun komunitas Blogger Crony. Namun acara itu begitu terpatri di dalam hati dan pikiran saya karena mendapatkan banyak manfaat. Ibarat gelas kosong yang diisi air, saya meresapkan ilmu yang diberikan oleh para nara sumber.

Dalam hal ini saya juga berterima kasih kepada Soman yang menjadi pendukung utama gelaran acara ini. Selain ilmu seputar ngeblog, Soman juga memberikan pengetahuan tentang kesehatan. Bahkan memberi kami kesempatan untuk mencicipi obat tetes Soman yang mampu mengobati berbagai penyakit.

Social Media Mainstream

Hidup kita sekarang didominasi oleh sosial media. Namun jangan sampai kita terlalu larut di dalamnya. Ferry Yuniardo dari dikidi.com mengingatkan hal itu kepada para blogger yang setiap hari berkutat dengan sosial media.  Tidak semua yang tersaji dalam sosial media itu benar. Kita harus pandai menyikapinya.


Menurut Ferry, sosial media adalah tempat orang berakting. Bahkan sebagian besar merupakan imajinasi yang diciptakan dan belum tentu ada dalam kenyataan.  Para pengguna sosial media lebih banyak melakukan pencitraan daripada mengungkapkan kebenaran tentang dirinya.

Sebagai contoh; ada yang mengunggah foto makanan enak di sebuah restoran. Jangan merasa iri karena belum tentu orang tersebut betul-betul sedang makan di sana. Mungkin itu foto yang diambilnya dari tempat lain atau juga foto lama. Begitu pula dengan foto-foto wisata, sekaan-akan si pengunggah sedang berada di sana. Padahal banyak orang yang menggunakan foto lama yang diunggah kembali.

Intinya adalah, sosial media bukanlah dunia nyata dan bukan kehidupan yang sesungguhnya. Tidak perlu terlalu serius menanggapi apa yang ada di sosial media, apalagi sampai terjadi debat kusir yang mengakibatkan timbulnya kebencian dan permusuhan.

Orang-orang cerdik menggunakan sosial media untuk membuat dirinya terkenal. Buat saja status atau mengunggah foto yang kontroversial. Tak peduli dengan banyaknya hujatan dan dibully di sana-sini, toh namanya menjadi mencuat dan akhirnya orang tersebut berhasil memiliki banyak followers.

Jika kita memang berniat terkenal melalui sosmed, hal yang harus dilakukan menurut Ferry adalah menjadi seseorang yang berbeda atau unik. Mengemas konten menjadi unik akan membuat orang lain mengingat kita.

Satu hal yang disayangkan Ferry, pengguna sosial di Indonesia tidak saling mendukung satu sama lain. Mereka pelit memberikan like untuk orang lain. Ada yang sudah meliliki ribuan followers, minim like nya karena dia tidak mau memberikannya terlebih dahulu pada orang lain.



Personal Branding

Etika dalam berperilaku seharusnya mendapat perhatian para blogger. Attitude ini ternyata cukup penting untuk personal branding seorang blogger. Sikap kita merupakan jati diri kita sendiri, seperti apa kita di mata orang lain.

Ririn Rosaline, Founder dan Creator  Momeira Apparel mengungkapkan pengaruh attitude terhadap citra seseorang.  Perilaku adalah salah satu ciri khas seseorang yang mudah diingat. Sedapat mungkin kita menjadi orang yang disenangi, tetapi jangan sampai meniru orang lain.

Tingkah laku kita adalah cermin tentang diri kita yang sebenarnya. Attitude memperlihatkan bagaimana pendidikan seseorang dan bagaimana lingkungan yang membesarkannya.  Cara kita berbicara dan berbahasa, cara kita menghadapi masalah  menunjukkan kualitas diri. Kalau kita mau membuat personal branding, maka tonjolkan kelebihan yang dimiliki.


Menulis yang baik dan benar

Ini seharusnya menjadi dasar  dan acuan dalam menulis. Kita seringkali mengabaikan tata bahasa dan ketentuan dalam EYD. Padahal kesalahan penulisan bisa menimbulkan salah pengertian atau multi tafsir. Hal ini ditekankan oleh Anwari Natari, Editor, Trainer dan Fasilisator Bahasa dan Komunikasi.

Mengabaikan kaidah berbahasa, tidak hanya dilakukan para blogger, bahkan juga oleh penulis dan wartawan senior. Kalimat-kalimat yang ambigu, seringkali menimbulkan 'korban'. Orang yang asal membacanya, memang kurang peduli. Tetapi orang yang teliti, akan mengerutkan dahi.

Misalnya kalimat yang menggambarkan dialog antara pembeli dan pedagang makanan:
"Ibu mau dibungkus?"  Jelas kalimat ini salah, berarti sang ibu yang mau dibungkus, bukan makananya. Tapi masih saja banyak orang yang menuliskan seperti itu.

Contoh kalimat lain;"Terjadi Perampokan, Polda Tembak Dua Pelaku". Apa yang salah? Polda adalah institusi, tak mungkin menembak pelaku, yang benar adalah seorang polisi menembak pelaku. Jangan karena ingin menyingkat kalimat atau agar judulnya bombatis, lantas mengabaikan kaidah berbahasa yang baik dan benar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar