Minggu, 26 Mei 2019

Kenali Penyakit Thalassemia dan Cegah Sedini Mungkin



Saya teringat ada seorang rekan penulis dan novelis yang cukup ternama telah mengidap penyakit Thalassemia. Akibatnya, ia harus mengeluarkan biaya tinggi untuk pengobatan setiap bulan. Penghasilan sebagai penulis, tidak dapat menutupi mahalnya pengobatan sehingga ia terpaksa meminta bantuan kepada siapa saja.

Saya tidak tahu persis tentang Thalassemia itu. Satu hal yang saya ketahui hanyalah bahwa penyakit ini berhubungan dengan darah manusia. Nah, kebetulan Kementrian Kesehatan mengadakan seminar mengenai Thalassemia pada hari Senin, 20 Mei 2019. Seminar ini diadakan dalam memeringati hari Thalassemia yang jatuh pada tanggal 8 Mei yang lalu.

Apa sih Thalassemia itu? yaitu penyakit kelainan sel darah merah yang diturunkan dari kedua orang tua anak dan keturunannya. Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya atau tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin utama manusia. Hal ini menyebabkan sel darah merah mudah pecah sehingga pasien menjadi pucat karena kekurangan darah (anemia).



Ternyata ada tiga jenis Thalassemia:
1. Thalassemia Mayor. Pasiennya memerlukan tranfusi darah secara rutin seumur hidup (2 s/d 4 minggu sekali)
2. Thalassemia intermedia; pasien membutuhkan tranfusi darah tetapi tidak rutin.
3. Thalassemia minor; trait/pembawa sifat; secara klinis sehat, hidup seperti orang normal fisik dan mental, tidak bergejala dan tidak memerlukan tranfusi darah.

Faktanya, penyakit Thalassemia ini dapat diturunkan. Misalnya kedua orangtua pembawa sifat akan memberi kemungkina; 25% Thalassemia mayor, 25% normal dan 50% pembawa sifat.



Anak dengan Thalassemia mayor dapat lahir normal dan gejala yang muncul saat usia beberapa bulan. Anak tampak pucat dan lesu, kuning, gigi kurang. Pada anak yang lebih besar, kulit kehitaman, perut membesar, perubahan bentuk wajah (facies Cooley), tanda tanda pubertas terlambat dan gangguan pertumbuhan (tubuh kecil).

Sedangkan pengidap Thalassemia intermedia dapat memiliki gejala klinis mirip Thalassemia Mayor, seperti wajah pucat, tetapi kebutuhan transfusi darah tidak sesering Thalassemia Mayor.

Thalassemia minor/trait/pembawa sifat pada umumnya tidak bergejala. Mereka dapat hidup layaknya orang normal, sehat fisik dan mental serta tidak memerlukan transfusi darah. Tetapi dia dapat memiliki anak dengan Thalassemia Mayor jika menikah dengan sesama pembawa sifat.

Bagaimana cara mengetahui bahwa seseorang mengidap Thalassemia?
1. Memiliki riwayat penyakit keluarga yang anemia atau pasien Thalassemia
2. Pucat dan lemas
3. Riwayat transfusi berulang (jika sudah pernah transfusi sebelumnya)
4. Pemeriksaan darah, hematologi lengkap dan analisa HB.

Namun Thalassemia Mayor dapat dicegah dengan melakukan skrinning Thalassemia, yaitu pemeriksaan darah tepi dan analisis Hb untuk mengetahu seseorang normal atau Thalassmia mayor/Thalassemia minor. Skrinning ini  sebaiknya dilakukan sedini mungkin atau sebelum menikah. Dengan demikian dapat terhindar perkawinan antar sesama Thalassemia minor yang dapat melahirkan Thalassemia mayor.

Sayangnya Thalassemia mayor belum dapat disembuhkan. Pengobatan satu satunya dengan melakukan transfusi darah rata rata sebulan sekali seumur hidup disertai minum obat obat tertentu.

Cara menangani pasien Thalassemia mayor sbb:
1. Transfusi darah
2. Obat pengikat besi/kelasi besi
3. Obat pendukung lainnya dan makanan sehat bergizi
4. splenektomi (pengangkatan limpa)
5. Penanganan komplikasi penyakit lainnya yang diderita
6. Transpalantasi (pencangkokan) sumsum tulang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar