Kamis, 23 Mei 2019

Bakti PT PLN (persero) Melalui SMKI Utama dan PeTIK untuk Kaum Dhu'afa


Hari Rabu yang lalu (22 Mei 2019) saya menghadiri undangan dari YBM PT PLN (persero) bersama teman teman blogger dan media massa. Kami mengeksplore SMKI Utama dan PeTIK di kawasan Cinere Depok. SMKI Utama dan PeTIK merupakan bagian dari kepedulian karyawan PT PLN untuk ikut mencerdaskan bangsa bagi kalangan yang tidak mampu.

Salman Alfarisi, sebagai wakil YBM PT PLN mengisahkan kiprah lembaga tersebut dalam mendirikan sekolah untuk kaum dhuafa. Sekitar 13 tahun yang lalu, Lazis PT PLN dibentuk untuk menyalurkan zakat dan infak para karyawan. Supaya dana yang terkumpul lebih tepat guna, maka diputuskan untuk mendirikan sekolah bagi kalangan dhu'afa atau kurang mampu. Maka berdirilah SMK Informatika Utama.

Sebenarnya SMK Informatika merupakan kelanjutan dari pendidikan yang telah diberikan melalui SMP Utama yang telah berdiri sejak tahun 2003. Supaya murid murid yang kurang mampu tersebut tidak putus sekolah, maka mereka bisa melanjutkan ke SMK Informatika tersebut.

SMK Informatika berhasil dibangun berkat kerjasama PT PLN (persero) P3B dan Lembaga Amil Zakat PT PLN P3B, Yasmin dan Yayasan Lazuardi Hayati. Maka SMK Informatika tersebut berdiri pada tahun 2007. Semua siswa dibebaskan dari seluruh biaya pendidikan selama tiga tahun. Dana untuk operasional sekolah ini berasal dari zakat dan infak karyawan PT PLN yang dipotong sebesar 2 1/2 % dari penghasilannya setiap bulan.

Tiga tahun kemudian, Lazis PT PLN  P3B berubah nama menjadi YBM PLN dan tetap menjadi penyangga utama SMKI Utama. Karena sekolah ini diperuntukkan bagi golongan yang kurang mampu, maka hanya dari kaum dhu'afa yang boleh mendaftarkan diri. Untuk itu ada seleksi yang cukup ketat, akan ada kunjungan ke rumah calon siswa apakah dia benar benar tidak mampu bersekolah.



Pak Suherman, Kepala Sekolah SMK Informatika Utama menceritakan bahwa kapasitas sekolah  memang tidak banyak. Pada permulaan dibuka, hanya mampu menampung satu kelas saja. Sedangkan pada perkembangannya, maksimal dua kelas. Tahun ini ada sekitar 62 orang murid baru yang diterima dan terbagi dalam dua kelas.

Visi dari SMK Informatika adalah menghasilkan sumber daya manusia unggul, berbudaya, cerdas berbangsa, berkarakter dan berbudi pekerti.Misinya, menyediakan pendidikan gratis berkualitas bagi mustahiq. Selain itu menjadikan siswa memiliki akhlak mulia, saleh, cerdas, produktif, siap kerja dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan.

Kami melihat bahwa fasilitas yang dimiliki sekolah ini sangat lengkap. Kelas, tersedia dengan perangkat komputer yang lengkap. Para siswa belajar menjadi programmer, membangun website hingga memperbaiki perangkat komputer dan android. Selain komputer, SMK Informatika juga mempunyai 30 tablet  dan laboratorium server untuk sarana belajar.

SMK Informati telah meluluskan 11 angkatan alumni. Banyak yang telah berhasil bekerja di berbagai perusahaan. Mereka terlebih dahulu didorong untuk melanjutkan kuliah. Sebagian menjadi sarjana dan sebagian lagi bisa langsung bekerja. Kini mereka bisa mengangkat perekonomian keluarganya.

Dompet Sampah

Meski sekolah ini fokus dalam teknologi informatika, tetapi juga memiliki program cinta lingkungan dengan mendirikan Dompet Sampah. Program yang merupakan inovasi dari pihak sekolah tersebut. Dompet Sampah adalah aplikasi yang sudah tersedia dan dapat diunduh di google playstore. Dengan aplikasi ini,masyarakat yang memiliki sampah bisa menghubungi Dompet Sampah.

Menurut Mahmudin, penanggung jawab Dompet Sampah, masyarakat bisa mengubah sampahnya menjadi uang dengan menghubungi Dompet Sampah. Petugas akan menjemput sampah tersebut, dan menilainya. Uang yang dihasilkan dari sampah bisa ditabung atau dibelanjakan. Kebetulan SMKI Utama memiliki koperasi yang menjual bahan bahan kebutuhan pokok.

Memang operasional Dompet Sampah belum luas, hanya menjangkau masyarakat Cinere yang tak jauh dari lokasi SMKI Utama. Maklum armada yang dimiliki masih sangat  terbatas. Mudah mudahan program yang bagus ini bisa terus dipertahankan dan dikembangkan, sebab tidak hanya mendidik masyarakat untuk mencintai kebersihan, tetapi juga memberi penghasilan tambahan.

PeTIK

Nah, pada puncaknya, setelah shalat Ashar kami diajak mengunjungi pesantren yang juga dikelola oleh YBM PLN. Lokasinya juga tidak begitu jauh, dalam lingkungan kompleks marinir, di belakang masjid Kubah Emas, desa Limo. Ternyata ada sebuah pesantren keren berdiri di sini. Pesantren ini juga memusatkan pendidikan pada bidang teknologi informatika.



PeTIK merupakan singkatan dari Pesantren Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pesantren yang setaraf dengan Sekolah Tinggi ini juga diperuntukkan bagi golongan yang kurang mampu. Mereka adalah lulusan SMA yang tidak mampu melanjutkan kuliah karena ketiadaan biaya. Mahasiswa pesantren ini berasal dari seluruh Indonesia.

Pesantren yang berdiri sejak 22 November 2010 ini awalnya bertempat di sebuah Ruko di kawasan Cinere. Kemudian pada bulan Februari 2011 mulai menempati tanah seluas 725 meter persegi di jalan Mandor Besar no. 54, RT 01/001, Rangkapan Jaya, Depok.

PeTIK  hanya menerima mahasiswa pria, dengan jumlah sekitar 50 orang. Mereka mendapatkan pendidikan, tempat tinggal dan uang saku selama satu tahun penuh.  Gedung tempat belajar, berhadapan dengan gedung tempat tinggal mahasiswa pesantren ini. Kami dipersilakan melihat lihat kamar yang dihuni mereka.



Dalam satu ruangan tidur, maksimal berisi sepuluh orang. Ada lima ranjang tingkat dengan deretan lemari yang terbagi untuk masing-masing mahasiswa. Di belakang tersedia rungan untuk mencuci pakaian sekaligus tempat penjemuran yang cukup luas. Demikian pula dapur umum tempat para mahasiswa itu makan.

Pada hari Senin sampai dengan Sabtu, ada petugas yang memasak dan menyiapkan makanan untuk para mahasiswa. Sedangkan pada hari MInggu, mereka boleh dan bebas untuk masak sendiri. Sebagaimana umumnya pesantren, mahasiswa mahasiswa tersebut dilatih untuk mandiri dan saling bekerja sama.



Ada dua program yang diajarkan di PeTIK;
1. Program profesi Teknik Informatika  dengan mata kuliah teknologi informasi dan kommunikasi, kewirausahaan dan bahasa Inggris.
2. Program kepesantrenan. Intern mencakup tahsin, akhlak, fiqih ibadah dan muammalah, bahasa Arab, Sirah Nabawiyah, Tahfidz Quran, sholat malam, dialog tokoh dan leadership training.
sedangkan ekstern mencakup aktivitas dalam masyarakat, misalnya mengikuti pengajian di masjid atau mushola setempat.

Dua orang mahasiswa PeTIK menceritakan pengalamannya hingga belajar di tempat ini. Satu orang berasal dari wilayah perbatasan Entikong, Kalimantan Barat. Sementara satu orang lainnya berasal dari Papua Barat. Mereka tadinya tidak bisa kuliah karena tidak memiliki biaya. Kemudian setelah berhasil masuk PeTIK, mereka sangat antusias untuk belajar.

Selain belajar teknologi informatika, mereka juga mempunyai kegiatan bertanam secara hidroponik. Kami melihat deretan tanaman pakcoy yang biasa disayur atau dijadikan lalapan. Hasilnya bisa menjadi konsumsi mereka sebagai tambahan bahan makanan. Selain pakcoy, mereka juga bisa bertanam kangkung atau bayam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar