Minggu, 17 Oktober 2021

Tiga Pelajaran yang Didapat Sebagai Penyintas Covid 19



 Pandemi Covid 19 ini memang ganas, siapa saja bisa menjadi korbannya. Entah dia ulama, pejabat, atau orang biasa. Bulan Juli 2021 merupakan puncak dari serangan virus Corona sehingga kita pada titik  menunggumu giliran terkena.

Saya juga begitu, akhirnya mendapat giliran yang mematikan ini. Walaupun begitu saya masih bisa bertahan. Memang Allah belum hendak memanggil saya pulang. Saya masih diberi kesempatan untuk berbuat baik.

Namun, jatuh korban dari keluarga kakak. Pada bulan Maret kakak keempat meninggal dunia. Kemudian pada bulan Juli, suaminya (kakak ipar) meninggal karena Covid 19. Untungnya ketiga anak mereka, walaupun terkontaminasi, bisa sembuh.

Saya juga terinfeksi virus Corona dari rumah mereka. Sebab saya baru saja berkunjung ketika tiga hari kemudian mereka memberi kabar terinfeksi virus Corona. Saya sedang demam, langsung menduga bahwa saya juga terpapar.

Kakak ipar meninggal beberapa hari kemudian karena belum vaksin dan memiliki komorbid. Sedangkan saya isoman dengan tubuh rasanya remuk. Tapi saya berusaha memulihkan diri dengan dukungan orang-orang terdekat.

Selama sakit, saya mengambil pelajaran sbb:

1. Jangan meremehkan vaksin, karena terbukti bahwa vaksinasi membuat kita lebih kuat menghadapi virus. Kemungkinan sembuh lebih besar daripada yang tidak divaksin.

Seandainya ada informasi yang beredar di media sosial, jangan mudah percaya. Sebaiknya selalu cek dan ricek kebenarannya dari sumber yang kompeten. Karena di negeri ini ada saja orang yang mengail di air keruh.

2. Pada saat mengalami kesulitan karena Covid 19, kita akan tahu siapa yang benar-benar peduli. Baik itu keluarga ataupun lingkaran pertemanan.

Saya mendapati bahwa justru orang yang berada jauh rumahnya, jarang kontak, malah lebih peduli dan memberikan dukungan penuh. Saya terharu dengan teman yang berusaha membantu saya meski ada di pulau lain.

3. Betapa Allah Maha Kuasa, membolak-balik keadaan dengan begitu mudahnya. Kalau saya mengira A ternyata terjadinya B. Tapi saya sudah tidak kaget karena sudah lebih dari 10 tahun Allah menguji saya dengan hal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar