Senin, 20 Juni 2016

Blusukan ke Pabrik OPPO di Tangerang


Beberapa waktu yang lalu, OPPO Community mengundang para blogger berkunjung ke pabrik rakitan yang berlokasi di Tangerang. Kami berkumpul di salah satu gedung perkantoran yang ada di jalan Jendral Gatot Subroto sebelum naik bus ke sana. Sayangnya agak ngaret karena banyak yang datang terlambat. Biasa, mereka terjebak kemacetan di beberapa tempat.

Ternyata, pabrik ini tak jauh dari bandara Soetta. Memang di sana terdapat banyak pabrik sehingga agak sulit mengenali mana pabrik OPPO yang dimaksud. Apalagi tidak terdapat papan nama yang jelas. Pagar dan dinding yang tinggi menambah kesan ekslusif terhadap pabrik-pabrik semacam ini. Hanya saja seragam karyawan pabrik dengan lambang OPPO yang menjadi pembeda.

Pabrik OPPO yang berada di Tangerang ini hanya untuk perakitan. Bahan-bahan utamanya tetap diproduksi di China. Semua komponen yang didatangkan dari negeri tirai bambu tersebut dikmpulkan dan dirakit dengan seksama di tempat ini. Walau begitu, pabrik ini merupakan pabrik terbesar kedua setelah China, dan yang pertama di luar negara itu. OPPO menanamkan investasi senilai 30 juta USD. Ini menyiratkan bahwa OPPO benar-benar menggarap pasar yang ada di Indonesia. Pabrik ini menghasilkan 30 000 unit handphone setiap bulan dan bisa ditingkatkan hingga 300 000 per bulan.


Kami dipersilakan masuk melalui lobi utama pabrik dan disambut oleh tim manajemen. Intinya, mereka memberi penjelasan prosedur yang harus dilalui selama di dalam pabrik. Standar keamanan di sini cukup tinggi, kami harus meninggalkan tas dan barang-barang lain, termasuk hape. Barang yang boleh dibawa hanya notes dan pulpen untuk mencatat. Sebelum masuk area pabrik, semua pengunjung harus melewati screening, yaitu pintu detector agar diketahui kita 'bersih' atau tidak.


Ruang pertama yang kami masuki adalah gudang tempat penyimpanan komponen-komponen OPPO atau sparepart. Semua jenis barang diberi label dengan teliti agar tidak mudah tertukar dan gampang ditemukan. Komponen-komponen yang rusak atau cacat juga disediakan ruang khusus untuk kelak dikembalikan lagi ke negara asalnya. Ruangan ini sangat bersih, kita juga tidak boleh sembarang menyentuh sesuatu karena dikuatirkan memberi efek pada benda-benda tersebut. Suhu di dalam ruangan juga harus diatur sedemikian rupa untuk menjaga kualitas barang.


Setelah mengelilingi gudang, kunjungan berikutnya adalah ke lantai dua, dimana perakitan hape dilakukan. Peraturan di sini lebih ketat, kami harus menggunakan seragam seperti mantel hujan, dan alas kaki dibungkus plastik. Pakaian anti statis dan sepatu plastik itu untuk menjaga ruangan agar terbebas dari debu luar yang masuk. Ruangan ini harus steril untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan pada komponen-komponen yang sedang dirakit.








Lantai dua ini mirip aula besar yang diisi jejeran pekerja berbaris rapi mengerjakan tugasnya masing-masing. Kami hitung ada 15 line atau jajaran dengan 16 s/d 18 operator. Satu line ada yang mengerjakan body smartphone, baris lain mengerjakan 'jeroannya' hingga sampai pada kemasan. Semua bekerja dengan seksama dan diperiksa ulang dengan alat khusus yang dapat mendeteksi kesalahan. Misalnya setelah dikemas ada berat yang berbeda, berarti ada yang salah, harus dibongkar ulang.


Para pekerja di dalam pabrik ini terbagi dalam dua shift. Menurut pihak manajemen, satu shift mampu menghasilkan 1000 unit per hari. Mereka bekerja dengan cepat dan teliti. Maklum sebelum bekerja full di sini, mereka telah menjalani proses training. Rata-rata pekerja adalah lulusan SLTA, kecuali bagian supervisor atau penyelia yang merupakan lulusan sarjana.

Setelah berkeliling menyaksikan perakitan handphone, kami diajak masuk laboratorium. Pakaian seragam ditanggalkan tapi masih menggunakan sepatu plastik. Laboratorium tidak seberapa besar, hanya ada beberapa peralatan untuk uji teknis hape yang sudah selesai dirakit. Uji teknis ini untuk memastikan kualitas hape yang akan dilepas ke pasaran. Seorang teknisi China (yang belum bisa berbahasa Indonesia) menjelaskan tata cara pengujian. Sebagai contoh adalah OPPO F1 plus yang sudah bisa kita temui di gerai-gerai hape.


Ada enam tahap pengujian yang dilakukan di laboratorium tersebut. Pertama adalah drop test, apakah hape tersebut dalam keadaan baik jika terjatuh pada ketinggian tertentu. Di sini menggunakan alat yang namanya mobile edge tester. Sayangnya, alat ini hanya menunjukkan kejatuhan sekitar 10 cm saja. Namun kita akan mengetahui apakah ada sparepart atau body yang rusak. Selanjutnya adalah USB port testes, tujuannya adalah mengetahui kondisi hape bila dicolokkan di beberapa tempat yang berbeda, apakah masih kuat jika sudah 1000 kali dicolok.

Vibration test dilakukan untuk mengetahui apakah hape tahan getaran dan guncangan. Lalu Clod and thermal shock test diperlukan untuk memastikan ketahanan hape pada suhu ekstrim. Pada humiidity test,hape diuji apakah cukup bertahan terhadap kelembaban tertentu atau jika terkena air. Jadi OPPO yang sudah bisa dilepas ke pasaran adalah hape yang benar-benar terjaga kualitasnya.


Setelah kunjungan ke pabrik OPPO tersebut, kami menjadi yakin bahwa OPPO adalah merek yang bisa dipercaya. Ini adalah brand sebuah smartphone yang terjamin mutunya dan layak menjadi andalan para pengguna untuk berbagai keperluan, baik bisnis maupun pribadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar