Selasa, 03 Juli 2018

Allianz Mencari Pesepakbola Muda Melalui Ajang AJFC 2018

Prestasi Indonesia dalam persepakbolaan boleh dikatakan masih jeblok. Jangankan menembus Piala Dunia, menjadi juara di kawasan Asia Tenggara saja susahnya setengah mati.

Para penggemar sepakbola di Indonesia menjadi pesimis terhadap tim sepakbola dalam negeri. Tampaknya, mengharap Indonesia melangkah ke prestasi internasional hanya angan-angan belaka.

Namun berbeda halnya dengan Allianz, perusahaan asuransi asal Jerman yang berkembang di Indonesia. Berangkat dari keprihatian akan kelangkaan pemain sepakbola yang handal, Allianz berusaha mencari pemain berbakat melalui ajang AJFC (Allianz Junior Football Camp) yang sudah berlangsung selama tujuh tahun.

Tak banyak yang mengetahui bahwa Allianz satu-satunya perusahaan di Indonesia yang memiliki saham di Bayern Munchen, klub sepakbola terkenal di Jerman.   Jadi Allianz mempunyai alasan dan akses yang menarik untuk mencetak pesepakbola berbakat.  Di samping juga bekerjasama dengan klub-klub besar Eropa lainnya seperti Juventus dan Barcelona.

Melalui event AJFC inilah Allianz menjaring pemain-pemain muda dalam usia dini. Mereka yang berbakat berpotensi untuk dikirim ke Bayern Munchen dan mendapatkan pelatihan di sana. Tetapi seleksinya sangat ketat, karena hanya ada dua orang terpilih yang bisa berangkat ke Munich, Jerman.

Karin Zulkarnaen, Head of Market Management Allianz Indonesia, menuturkan bahwa pencarian bakat dilakukan secara online. Anak-anak dari seluruh Indonesia bisa mengikuti program ini melalui online. Caranya, mereka harus menyimak kuis Trivia di website Allianz.

Anak-anak yang berhasil memenangkan kuis Trivia akan dipanggil untuk mengikuti seleksi fisik dan skill. Tahun ini, seleksi diselenggarakan di Jakarta dan Medan. Dari 15 000 peserta terpilih hanya 9 anak saja, 7 anak akan dikirim ke Bangkok dan dua anak ke Jerman. Kita bisa ikut vote melalui website www.ajfc.allianz.co.id

Keterbatasan kuota ke Jerman membuat Allianz mengadakan Camp tersendiri untuk regional Asia. Setiap negara boleh mengirinkan lebih dari dua peserta, yang diseleksi di negaranya masing-masing.  Sedangkan Indonesia mengirimkan 7 wakil tahun ini.

Selama empat tahun berturut-turut Indonesia menjadi tuan rumah AJFC. dengan mengambil tempat di Bali. Tetapi pada tahun ini Thailand diberi kepercayaan sebagai penyelenggara. Pertimbangannya adalah karena Thailand menjadi negara yang paling bagus prestasi sepakbolanya di Asia tenggara.

Menyoalisasikan Pahlawan Sepakbola
Allianz sengaja membuat program 'Pahlawan Sepakbola' tahun ini untuk memberi apresiasi bagi para pelatih sepakbola yang mengabdikan dirinya untuk memajukan persepabolaan di Indonesia. Memang tidak semua mendapat penghargaan. Mereka diseleksi  melalui karya tulis yang memberikan inspirasi. Sebanyak 399 karya tulis telah diterima.

Jacksen Tiago dan Blogger (dok. Jono)
Jacksen Tiago dan Blogger (dok. Jono)
 
Pelatih yang dinilai pantas mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Sepakbola tahun ini adalah Jacksen Tiago, yang juga mantan pesepakbola dari Brazil. Dia adalah pelatih Persipura yang  mencari bibit berbakat di tanah Papua. Jacksen dapat menjadi inspirasi bagi  klub-klub sepakbola lainnya.

Jacksen menuturkan bahwa seorang pelatih harus selalu menimba ilmu baru untuk mengembangkan teknik pelatihan. Dunia sepakbola semakin berkembang, karena itu pelatih harus menyesuaikan diri. Jacksen juga begitu, mempelajari sesuatu yang baru kala pulang ke tanah airnya di Brazil.

Penghargaan terhadap Pahlawan Sepakbola diberikan oleh Direktur Utama Allianz, dalam acara konperensi Pers AJFC 2018 di Belleza Suites, Minggu, 1 Juli 2018 yang lalu. Acara ini dimeriahkan juga oleh trio Pacenogei  yang menyanyikan lagu Kitorang Pemenang. Stelah itu ada laga persahabatan antara selebriti FC dan awak media/blogger di lapangan Pertamina Simprug.

Selebriti FC VS Blogger united (dok. Yayat)
Selebriti FC VS Blogger united (dok. Yayat)
 
Sayangnya, teman-teman media dan blogger tak berdaya menghadapi selebriti FC yang terdiri dari Darius, Judika, Delon dll. Rupanya blogger jarang berolahraga, terlalu banyak menulis. Stamina mereka tidak sebaik para selebriti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar