Minggu, 03 April 2022

Menyelami Makna dari Tari Sufi Turki

 


Tari sufi menjadi ciri khas Turki sejak dahulu. Pencipta tari ini adalah seorang sufi terkenal yaitu Jalaluddin Rumi atau sebutan di Turki, Mevlana. Pengikut dan penggemar Rumi tidak terbatas pada umat Islam, melainkan dari berbagai golongan di seluruh dunia.

Tarian sufi menunjukkan gerakan berputar dengan tenang sesuai irama. Para penari yang semuanya laki-laki, mengenakan jubah putih dan topi putih. Jubah putih melebar seperti payung saat berputar. Gerakan diiringi zikir mengagungkan nama Allah.  Ini merupakan bagian dari ritual keagamaan yang diciptakan Rumi sebagai sarana penyatuan dengan Tuhan.

Topi-topi putih dan jubah putih melambangkan batu nisan atau kematian dari ego manusia. Sebagaimana diketahui, lain kafan juga berwarna putih yang membungkus jenazah manusia ketika sudah meninggal. Di sisi lain, dimaksudkan untuk dilahirkan kembali secara spiritual untuk kebenaran. 

Pada awal upacara ritual, darwis memegang lengannya secara bersilang untuk mewakili keesaan, bersaksi bahwa Tuhan Maha Esa. Saat berputar-putar, lengan darwis terbuka. Dengan tangan kanannya yang diarahkan ke langit, mewakili kesiapannya untuk menerima nikmat Tuhan. Sedangkan tangan kiri darwis berbalik ke bumi, mewakili kesediaannya untuk menyampaikan karunia rohani Tuhan kepada mereka yang menyaksikan. 

 Gerakan berputar  berputar dari kanan ke kiri artinya mengelilingi hatinya sendiri.  Darwis memeluk seluruh kemanusiaan dengan cinta, karena Sufisme memperpercayai bahwa manusia diciptakan dengan cinta untuk mencintai. 

Sebuah kutipan dari Rumi menyatakan bahwa, 'Semua cinta adalah jembatan menuju cinta Ilahi. Namun, mereka yang belum mencicipinya tidak tahu. 

Tertarik untuk melihat tarian ini di tempatnya langsung? Datang saja ke festival Rumi atau Mevlana Festival'Lihat pusaran dervishes The Mevlâna Festival  di kota Anatolia, Konya. Event yang merupakan tujuan ziarah bagi lebih dari satu juta Muslim setiap tahun,khususnya pemerhati sufisme. 

Hanya di Konya kita bisa mengunjungi makam Jalaluddin Rumi, sekaligus melihat museum dari sang sufi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar