Senin, 01 Februari 2021

Jual Kopi Giling Asli dari Bajaj, Cuma Lima Ribu Rupiah

 


Orang-orang yang kreatif, tidak putus asa menghadapi pandemi Covid 19. Mereka berusaha menciptakan inovasi untuk bertahan dan mengais rezeki. Sebagaimana halnya dengan Kopi Gongseng Anglo, yang dijual dari warung Bajaj.

Adalah Aris, yang memiliki ide menyulap bajaj menjadi warung kopi. Resign dari sebuah Gym di kawasan Kelapa Dua Depok, Aris nekad membuka usaha. Ia membeli sebuah bajaj seharga 25 juta dari teman di Jakarta. Tindakan yang cukup berani di tengah situasi pandemi yang menyulitkan.

Maka pada bulan Juni 2020 Aris menggelar lapak warung kopi di jalan Boulevard Grand Depok City (GDC) dekat deretan ruko seberang kantor Pemadam Kebakaran. Ia mulai berdagang sejak sore pukul 16.30 s/d 00.00. Aris mendapat bantuan listrik dari warteg di ruko dengan membayar 100 ribu perbulan.



Peralatan warung cukup sederhana. Ia membeli alat giling kopi, roaster, hingga gelas-gelas kecil melalui toko online. Sedangkan biji kopi didatangkan dari Garut. Karena dikerjakan sendiri, harga kopi giling cukup murah, hanya Rp.5000,- secangkir kecil.

Pada tiga bulan pertama, warung kopi tersebut rugi, belum memberikan keuntungan. Tetapi Aris tidak patah semangat. Akhirnya kegigihannya membuahkan hasil.

Untuk kopi giling yang diminum, jenisnya adalah kopi Arabika. Sedangkan kopi yang telah dikemas dalam sachet adalah kopi robusta. Kopi dalam kemasan dijual satu bungkus Rp.2500,- 



Aris tidak hanya menjual kopi, ada makanan juga kok, yaitu roti bakar/rokupang (roti kukus panggang, dan kacang. Cukuplah Snack itu untuk menjadi teman minum kopi. Roti dipasok dari seorang teman di Ciracas, Jakarta Timur. 

Dalam menjalankan dagangan, Aris dibantu oleh adik ipar dan satu karyawan. Mereka berdekatan tempat tinggal. Aris mengontrak rumah di perkampungan belakang GDC bersama istrinya. 

Omset perhari berkisar antara Rp.50.000, - Rp.150.000,-  Dari hasil itu dikeluarkan untuk "uang keamanan" sebesar Rp.100.000; dan membayar karyawan Rp.1.500.000. pernah ia mendapat omset Rp.300.000 saat malam tahun baru.

Aris memiliki obsesi, membuat brand kopi untuk Depok. Memang sampai saat ini Depok belum mempunyai merek kopi sendiri seperti Bogor yang identik dengan kopi Liong.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar